Aritmatika Sosial

Aritmatika Sosial

Kita telah belajar berhitung sejak kecil, kemudian berlanjut ke jenjang Sekolah Dasar, SMP, SMA hingga Universitas. Mulai dari perhitungan yang sederhana hingga bertemu dengan berbagai macam rumus yang rumit.

Nah pasti kalian pernah bertanya-tanya, apa sih fungsi dari matematika yang kita pelajari sejak kecil tersebut? Apakah ia berguna dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya adalah tentu saja, disinilah kita mengenal istilah Aritmatika Sosial.

Apa artinya? Dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang pengertian aritmatika sosial, rumus, fungsi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Aritmatika Sosial

Penerapan Aritmatika Sosial
Pengertian Aritmatika Sosial

Adalah suatu bentuk penerapan dari dasar-dasar perhitungan matematika dalam kehidupan manusia sehari-hari. Karena beberapa sisi kehidupan manusia memang tak bisa lepas dari kegiatan berhitung seperti perdagangan dan perbankan.

Ada beberapa materi matematika yang umumnya dipakai untuk hal ini, seperti aljabar, operasi hitung pecahan dan juga persen. Mereka punya fungsi-fungsi yang penting untuk memperhitungkan suatu hal misal seperti keuntungan dan kerugian.

Baca Juga : Operasi Aritmatika.

Rumus Aritmatika Sosial

Banyak orang yang tidak suka dengan matematika karena menganggap rumus yang dipelajari tidak terlalu berguna dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut adalah kesalahan besar, faktanya kehidupan kita tak akan pernah lepas dari yang namanya matematika.

Aritmatika sosial menjadi salah satu contoh dari betapa pentingnya memahami fungsi perhitungan dalam kehidupan sosial. Berikut ini beberapa rumus yang sering digunakan serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Rumus Nilai Keseluruhan dan Nilai Per Unit

Nilai keseluruhan mengacu pada nilai total dari seluruh unit yang ada. Sedangkan nilai per unit adalah nilai dari masing-masing produk yang ada disana. Untuk menghitungnya, kita bisa menggunakan rumus :

Rumus Nilai Keseluruhan dan Nilai Per Unit

Coba perhatikan contoh soal berikut ini :

Contoh Soal 1 :

Ayah membeli buah apel sebanyak 12 buah, harga 1 buah apel adalah 2 ribu rupiah. Berapa total harga apel yang Ayah beli?

Diketahui :
Nilai Per Unit : 2.000
Jumlah Unit : 12

Jawab :
Nilai Keseluruhan = Nilai Per Unit x Jumlah Unit
Nilai Keseluruhan = 2.000 x 12
Nilai Keseluruhan = 24.000

Jadi total harga seluruh apel yang Ayah beli adalah Rp. 24.000

Contoh Soal 2 :

Ibu membeli selusin piring dengan harga Rp. 48.000, hitunglah nilai satu buah piring yang ibu beli!

Diketahui :
Nilai keseluruhan : 48.000
Jumlah unit : 1 Lusin (12 Buah)

Jawab :
Nilai Per Unit = Nilai Keseluruhan : Jumlah Unit
Nilai Per Unit = 48.000 : 12
Nilai Per Unit = 4.000

Jadi nilai dari satu buah piring yang ibu beli adalah Rp. 4.000

2. Rumus Harga Penjualan, Laba dan Rugi

Bagi seorang pedagang pebisnis, sangatlah penting untuk menentukan berapa harga penjualan dari produknya. Hal ini juga akan menentukan apakah barang tersebut akan memberikan laba atau rugi.

  • Rumus Laba

Mayoritas orang berdagang tentu bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Hal ini juga harus diperhitungkan dengan baik. Untuk itulah kalian harus tahu bagaimana rumus keuntungan, sebagai berikut :

Rumus-Laba

Contoh Soal :
Seorang pedagang membeli 1 kwintal beras dengan harga Rp. 1.000.000. Kemudian ia menjualnya dalam ukuran per kilogram. Untuk 1 kilogram dihargai sebesar Rp. 12.000. Berapakah laba yang diperolehnya jika 1 kwintal beras tersebut terjual semua?

Diketahui :
Harga Beli : 1.000.000
Jumlah Unit : 1 Kwintal (100 kg)
Harga Jual : 12.000/kg

Jawab :
Jumlah keseluruhan unit adalah 1 kwintal, apabila dijual per 1 kg maka akan menjadi 100 unit. Harga jual per unit adalah 12.000, maka harga jual untuk 1 kwintal adalah 12.000 x 100 = 1.200.000. Dengan begitu, labanya adalah :

Laba = Harga Jual – Harga Beli
Laba = 1.200.000 – 1.000.000
Laba = 200.000

Jadi jika keseluruhan beras tersebut terjual, maka pedagang akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 200.000.

  • Rumus Rugi

Dalam dunia perdagangan, resiko terjadinya kerugian memang akan selalu ada. Hal ini bisa terjadi apabila harga jual lebih rendah daripada harga beli.

Namun apabila sudah diperitungkan, jumlah kerugian tersebut bisa diminimalisir menjadi sedikit mungkin. Berikut ini rumus menghitung rugi :

Rumus-Rugi

Contoh Soal :

Ahmad membeli sebuah smartphone dengan harga Rp. 2.000.000. Namun karena merasa tidak cocok, ia pun menjualnya dengan harga Rp. 1.850.000. Berapakah total kerugian yang Ahmad dapatkan?

Diketahui :
Harga Beli : 2.000.000
Harga Jual : 1.850.000

Jawab :
Rugi = Harga Beli – Harga Jual
Rugi = 2.000.000 – 1.850.000
Rugi = 150.000

Jadi Ahmad menderita kerugian sebesar Rp. 150.000 dari hasil penjualan smartphone barunya.

3. Persentase Laba Rugi

Umumnya, laba dan rugi tidak hanya dinyatakan berupa jumlahnya saja. Namun banyak pedagang yang menghitung besarnya laba rugi berdasarkan persentasenya. Berikut ini rumus untuk mengetahui persentasi laba atau rugi yang di dapat :

Persentase-Laba-Rugi

Contoh Soal 1 :

Seorang pedagang membeli barang dengan harga Rp. 250.000. Kemudian ia berhasil menjualnya dengan harga Rp. 300.000. Berapakah persentase laba rugi yang ia dapatkan?

Diketahui :
Harga beli : 250.000
Harga jual : 300.000

Jawab :
Karena harga jual lebih tinggi daripada harga beli, maka dapat disimpulkan bahwa ia mengalami keuntungan. Maka pertama kita harus menghitung berapa laba yang didapatkan :

Laba = Harga Jual – Harga Beli
Laba = 300.000 – 250.000
Laba = 50.000

Setelah mengetahui besarnya laba yang didapat, maka kita bisa menghitung persentasenya :
Persentase laba rugi = laba rugi / harga pembelian x 100%
Persentase laba rugi = 50.000 / 250.000 x 100%
Persentase laba rugi = 1/5 x 100%
Persentase laba rugi = 20%

Jadi pedagang tersebut menerima laba dari penjualan tersebut sebesar 20%.

Contoh Soal 2 :

Ibu membeli sebuah kalung emas dengan harga Rp.500.000. Setahun kemudian, ia pun berniat menjualnya. Namun karena harga emas sedang menurun, maka hanya terjual dengan harga Rp. 450.000. Berapakah persentasi laba rugi yang ibu dapatkan?

Diketahui :
Harga beli : 500.000
Harga jual : 450.000

Jawab :
Karena harga jual lebih rendah daripada harga beli, maka terjadi kerugian. Mari kita cari berapa besarnya rugi yang didapatkan :
Rugi = Harga Beli – Harga Jual
Rugi = 500.000 – 450.000
Rugi = 50.000

Setelah itu, kita bisa menghitung persentase kerugian yang didapatkan :
Persentase laba rugi = laba rugi / harga pembelian x 100%
Persentase laba rugi = 50.000 / 500.000 x 100%
Persentase laba rugi = 1/10 x 100%
Persentase laba rugi = 10%

Jadi ibu mengalami persentase kerugian sebesar 10%.

4. Rumus Harga Pembelian dan Penjualan

Apabila kita sudah mengetahui persentase laba rugi yang didapatkan. Maka dengannya kita juga bisa menghitung berapa harga pembelian dan penjualan yang dipatok. Berikut ini rumusnya :

Rumus Harga Jual dan Harga Beli

Contoh soal :

Ayah membeli sebidang tanah dengan harga 60.000.000. Kemudian ia berhasil menjualnya dan mendapatkan persentase keuntungan sebesar 10%. Berapakah harga jual dari tanah tersebut?

Diketahui :
Harga beli : 60.000.000
Persentase laba : 10%

Jawab :
Persentase Laba = (Harga Jual – Harga Beli) / Harga Beli x 100%
10 % = (Harga Jual – 60.000.000) / 60.000.000 x 100%
Harga jual = (10% x 60.000.000) + 60.000.000
Harga jual = 6.000.000 + 60.000.000
Harga jual = 66.000.000

Jadi ayah menjual tanah tersebut dengan harga Rp. 66.000.000

5. Rumus Rabat

Mungkin kita lebih mengenalnya dengan istilah diskon yang berarti potongan harga. Saat sebuah produk mendapatkan diskon, maka pembeli hanya perlu membayar harga normal dikurangi jumlah potongan harga.

Biasanya diskon ini akan ditunjukkan dalam bentuk persenan. Sehingga untuk mengetahui besarnya potongan harga, kita bisa menggunakan rumus berikut :

Rumus Diskon Rabat

Contoh Soal :

Di sebuah mall, terdapat pakaian dengan harga Rp. 120.000. Namun ia juga menerima diskon sebesar 10%, berapakah harga pakaian tersebut sesudah diskon?

Diketahui :
Harga awal : 120.000
Diskon : 10%

Jawab :
Harga Setelah Diskon = Harga Awal – (Harga Awal x 10%)
Harga Setelah Diskon = 120.000 – (120.000 x 10%)
Harga Setelah Diskon = 120.000 – 12.000
Harga Setelah Diskon = 108.000

Jadi harga baju tersebut setelah mendapatkan potongan harga adalah Rp. 108.000

Baca Juga : Diskon dan Persen

6. Bruto, Tara dan Neto

Ketiga istilah tersebut mungkin sudah sering kita dengar. Namun masih banyak juga yang tak tahu apa artinya. Silahkan lihat definisi berikut ini :

  • Bruto, biasa disebut sebagai berat kotor. Yaitu berat suatu barang termasuk dengan berat dari pembungkusnya.
  • Neto, biasa disebut sebagai berat bersih. Yaitu berat suatu barangnya saja.
  • Tara, adalah berat tambahan yang dihasilkan oleh pembungkus suatu barang.

Rumus untuk ketiga hal diatas adalah :

Rumus Bruto Neto Tara

Contoh Soal :

Apabila sebuah produk memiliki berat bruto sebesar 67 kg dan tara 5 kg. Hitunglah berapa berat neto nya!

Diketahui :
Bruto : 67 kg
Tara : 5 kg

Jawab :
Neto = Bruto – Tara
Neto = 67 – 5
Neto = 62

Jadi berat bersih barang tersebut adalah 62 kg.

7. Pajak

Merupakan salah satu kewajiban rakyat yang harus dibayarkan kepada negara. Pajak sendiri memiliki banyak jenis, namun yang sering kita kenal seperti PPn (Pajak Pertambahan Nilai) yang umumnya berjumlah 10%.

Pajak jenis ini biasanya dikenakan pada suatu produk yang dijualbelikan. PPn akan dibebankan kepada pembeli ditambahkan dengan harga barang yang sesungguhnya. Untuk menghitung harga barang sesudah PPn kita bisa menggunakan rumus :

Rumus Pajak

Contoh Soal :

Budi berencana membeli sebuah TV dengan harga Rp 2.300.000. Namun produk tersebut memiliki PPn sebesar 10%. Berapakah harga yang harus dibayarkan Budi?

Diketahui :
Harga awal : 2.300.000
PPn : 10%

Jawab :
Harga Setelah PPn = Harga Awal + (Harga Awal x PPn)
Harga Setelah PPn = 2.300.000 + (2.300.000 x 10%)
Harga Setelah PPn = 2.300.000 + 230.000
Harga Setelah PPn = 2.530.000

Jadi harga TV tersebut setelah PPn adalah Rp. 2.530.000.

8. Bunga

Untuk kali ini, kita akan membahas tentang bunga tunggal, apakah kalian sudah tahu apa artinya? Ia merupakan bunga yang diperoleh di setiap akhir jangka waktu tertentu tanpa mempengaruhi besarnya modal. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut :

Rumus Bunga Tunggal

Keterangan :
B : Besarnya Bunga (1 Tahun)
W : Lamanya Menabung (Tahunan)
P : Persen Bunga
U : Besarnya Uang yang Ditabung

Contoh Soal :

Ayah telah menabung uang sebesar Rp. 5.200.000 di bank selama 2 tahun. Bank tersebut memberlakukan bunga sebesar 10% per tahun. Berapakah bunga yang diterima ayah?

Diketahui :
U : 5.200.000
W : 2 Tahun
P : 10%

Jawab :
B = W x P x U
B = 2 x 20% x 5.200.000
B = 2 x 520.000
B = 1.040.000

Jadi besarnya bunga yang diterima ayah dalam kurun waktu 2 tahun adalah Rp. 1.040.000

Demikian pembahasan tentang aritmatika sosial, rumus, contoh soal dan jawabannya. Sekarang kita tahu ternyata matematika itu sangat berguna di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi mulai sekarang jangan takut dengan matematika karena ia sangat bermanfaat. Jika ada kritik, saran atau pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar.


Posted

in

by

Tags: