Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam – Kerajaan Mataram mungkin telah banyak didengar di Kuningan kita dan tidak asing lagi. Kerajaan Mataram Islam merupakan kerajaan Islam yang terletak di Jawa yang berdiri pada sekitar abad ke-16.

Pada pada masa kejayaan tersebut kesultanan Mataram dapat menguasai seluruh wilayah tanah Jawa dan kawasan sekitarnya, termasuk Madura.

Kerajaan Mataram merupakan kerajaan yang diberikan dari Raja Pajang untuk Ki Ageng Pamanahan, hal tersebut karena jasa dari Ki Ageng pamanahan yang telah mengalahkan Arya Penangsang.

Salah satu kerajaan yang terkenal di Jawa merupakan kerajaan Mataram, yang mana kerajaan yang merupakan kerajaan Islam terbesar yang berada di tanah Jawa.

Lalu bagaimana kerajaan Mataram bisa berdiri? Dan awal mula kerajaan Mataram disebut sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar di tanah Jawa?

Pada artikel kali ini Indonesia akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan kerajaan Mataram Islam. Untuk mengetahui penjelasan yang lebih lengkap, apakah simak uraian di bawah ini.

Sejarah Kerajaan Mataram Islam

kerajaan mataram

Kerajaan Mataram Islam merupakan kerajaan yang berada di daerah Kotagede di wilayah Jawa.

Kerajaan Mataram merupakan kerajaan pemberian oleh Raja Pajang atau Sultan Hadiwijaya kepada Ki Ageng Pamanahan, karena jasa dari Ki Ageng Pamanahan yang telah mengalahkan Arya Penangsang di Jipang Panolan.

Kerajaan Mataram Islam berdiri sekitar pada abad ke-16 dengan dilantiknya Ki Ageng Pamanahan sebagai bupati di wilayah Mataram oleh Raja Pajang atau Sultan Hadiwijaya.

Ki Ageng pamanahan mendapatkan hadiah dari Sultan hadiwijaya karena keberhasilannya yang telah membantu Sultan Hadiwijaya untuk dapat mengalahkan Arya Penangsang.

Ki Ageng pamanahan mempunyai putra yang bernama Sutawijaya, dan anak dari Ki Ageng di jadikan sebagai anak angkat.

Kemudian pada tahun 1575 Ki Ageng Pamanahan wafat, dan Bupati pengganti dari Ki Ageng pamanahan ya itu yang tidak lain adalah anaknya sendiri Sutawijaya. Sutawijaya resmi diangkat menjadi bupati di Mataram setelah ayahnya Ki Ageng pemanahan meninggal dunia.

Setelah diangkatnya Sutawijaya menjadi Bupati di Mataram, ambisinya ternyata tidak hanya sampai disitu saja. Sutaijaya berkeinginan untuk menjadi raja Mataram, menjadi raja yang dapat menguasai seluruh wilayah Jawa.

Kemudian Sutawijaya menerapkan sistem pertahanan yang lebih kuat di Mataram. Akan tetapi keinginannya tersebut untuk dapat memperkuat Mataram tidak didukung oleh Sultan Hadiwijaya,

Sehingga pada tahun 1582 Sultan Hadiwijaya mengirim pasukan untuk menyerang Mataram. Akan tetapi Sultan hadiwijaya atau Raja Pajang tidak turun tangan dalam peperangan dikarenakan saat itu sedang sakit. Dan pada akhirnya para prajurit dari Sultan Hadiwijaya mengalami kekalahan.

Setelah terjadinya peperangan yang mengakibatkan para prajurit dari Sultan Hadiwijaya kalah, beberapa hari kemudian setelah peperangan berlangsung Sultan Hadiwijaya meninggal dunia.

Setelah wafatnya Sultan Hadiwijaya mulailah terjadi perebutan kekuasaan di antara para bangsawan Pajang.

Bahkan menantu dari Sultan Hadiwijaya sendiri yaitu Pangeran Pangiri yang pada saat itu merupakan Bupati dari Demak juga ikut untuk menuju Pajang dan merebut kekuasaan peserta tahta kerajaan.

Akan tetapi para bangsawan Pajang telah bekerjasama dengan Sutawijaya dan menolak mentah-mentah maksud dan tujuan dari Pangeran Pangiri. Karena tidak disukainya Pangeran Pangiri oleh para bangsawan Pajang akhirnya dapat dikalahkan dan diusir dari Pajang.

Kemudian setelah terjadinya berbagai kerusuhan karena perebutan tahta, tidak lama kemudian Pangeran Benawa yang merupakan putra dari Sultan Hadiwijaya menyerahkan tahta kerajaan ya kepada Sutawijaya.

Kemudian setelah menjadi penguasa dan mendapatkan tahta sepenuhnya Sutawijaya kemudian memindahkan pusat pemerintahan kerajaan ke wilayah Mataram pada tahun 1586. Dan kerajaan Mataram resmi berdiri dengan pemimpin yang bernama Sutawijaya.

Baca Juga : Kerajaan Gowa Tallo

Raja – Raja Kerajaan Mataram Islam

kerajaan mataram

Setelah kita ketahui tentang sejarah dari kerajaan Mataram Islam yang awalnya pada awalnya tahta tersebut diberikan kepada Ki Ageng pamanahan,

Akan tetapi setelah beliau wafat kemudian raja-raja yang lainnya bergantian untuk bisa mendapatkan tahta dari Kerajaan Mataram Islam. Berikut ini merupakan urutan raja-raja yang pernah memimpin di Kerajaan Mataram Islam.

1. Ki Ageng Pamanahan

Awal mula dari penyerahan kekuasaan diberikan kepada Ki Ageng pamanahan yang merupakan Bupati dari Mataram, sekaligus pula pendiri dari Kerajaan Mataram Islam pada tahun 1556.

Awal mulanya tanah dari desa Mataram ini berupa hutan yang lebat dan kemudian dipangkas oleh para penduduk sekitar desa Mataram dan kemudian diberi nama Alas Mentaok.

Dan Ki Ageng lah yang menamai desa yang awalnya hutan tersebut dari nama Alas Mentaok menjadi sebuah desa dengan nama Mataram. Kepemimpinan dari Ki Ageng Pamanahan sebagai raja pertama kerajaan Mataram

Islam bertahan sampe pada 1586 dikarenakan belia wafat. Ki Ageng pamanahan dimakamkan di Jogjakarta yang dulunya disebut dengan Kotagede.

Setelah Ki Ageng Pamanahan wafat, lalu kerajaan Mataram Islam kosong tahta. Dan kemudian digantikan oleh putra kandung dari Ki Ageng Pamanahan yang tidak lain adalah menantu dan juga  anak angkat dari Sultan Hadiwijaya yaitu Sutawijaya.

2. Sutawijaya atau Panembahan Senapati

Setelah Ki Ageng pamanahan wafat pada tahun 1584, kemudian tahta kekuasaan diberikan kepada putra kandungnya yang merupakan anak angkat dari Sultan Hadiwijaya yang bernama Sutawijaya.

Sutawijaya merupakan menantu dari Sultan Hadiwijaya yang memberikan kekuasaan Ki Ageng pemanahan sebagai bupati Mataram.

Awalnya Sutawijaya hanya dijadikan sebagai senpati dari Kerajaan Pajang, oleh karena itu Sutawijaya mempunyai nama lain yaitu Panembahan Senapati saya merupakan anak pertama dari Pajang yang posisinya berada di bawah Sultan Pajang.

Kerajaan Mataram Islam mulai mengalami masa kebangkitan pada saat berada di bawah pimpinan Panembahan Senapati atau Sutawijaya.

Dan kemudian Kerajaan Mataram Islam dapat memperluas wilayah kekuasaannya mulai dari Pajang, Demak, Tuban, Madiun, Pasuruan, dan  sebagian besar dari wilayah di Surabaya.

Setelah mempunyai peran dapat meluaskan wilayah kekuasaan sebagian besar wilayah Jawa, Panembahan senapati atau Sutawijaya pada tahun 1523, kemudian kekuasaan an-najah dan Mataram Islam diberikan kepada putranya yang bernama Raden Mas Jolang.

3. Raden Mas Jolang

Raden Mas jolang atau Panembahan Anyakrawati  merupakan raja ketiga dari Kerajaan Mataram Islam yang merupakan putra kandung dari Panembahan Senapati dan Putri Ki Ageng panjawi, yang merupakan penguasa Pati.

Setelah wafatnya Sutawijaya Kemudian Mas Jolang menjadi penerus penguasa dari Kerajaan Mataram Islam.

Pada masa kekuasaan dari Mas Jolang, banyak terjadi pertikaian dan mengakibatkan peperangan. Awal mula terjadinya peperangan tersebut dikarenakan penaklukan suatu wilayah dan mempertahankan suatu wilayah.

Kemudian pada tahun 1613 Raden Mas Jolan wafat di desa Krapyak. Dan kemudian dimakamkan di makam Pasar gede di tempat ayahnya dimakamkan, Raden Mas Jolang dimakamkan dibawah makam ayahnya Sutawijaya. Dari kepemimpinan Raden Mas Jolang berlangsung selama 12 tahun dari 1606 – 1613.

4. Raden Mas Rangsang

Setelah Raden Mas Jolang wafat kemudian digantikan oleh Raden Mas Rangsang yang yang merupakan keturunan ketiga penerus raja Kerajaan Mataram Islam, tidak lain tidak bukan merupakan putra dari Raden Mas Jolang. Pada masa pemerintahan Raden Mas Jolang kerajaan Mataram berada pada puncak kejayaan.

Raden Mas Rangsang sendiri mendapatkan gelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Ngabdurrakhman. Hampir seluruh wilayah di tanah Jawa dapat dikuasai oleh Raden Mas Rangsang. Bahkan hingga ke Jawa Timur dan sebagian wilayah Jawa Barat.

Pada masa kepemimpinan Raden Mas Rangsang Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan, dan selain melakukan penaklukan terhadap wilayah dengan berperang melawan raja Jawa, Sultan Agung juga dapat berperang melawan VOC yang ingin merebut wilayah Batavia dan Jawa.

Pada masa kepemimpinan Sultan Agung, kerajaan Mataram kemudian berkembang menjadi sebuah kerajaan yang agraris.

Akhir kepemimpinan dari Sultan Ageng pada tahun 1645, dikarenakan Sultan Ageng wafat dan dimakamkan di Imogiri. Sultan Agung memerintah di kerajaan Mataram Islam pada tahun 1613 – 1645.

5. Amangkurat I

Setelah Sultan Agung wafat pada tahun 1645, kerajaan Mataram berganti kepemimpinan dan digantikan oleh Sultan Amangkurat yang merupakan putra dari Sultan Ageng.

Pada masa kepemimpinan Sultan Amangkurat, kemudian ia memindahkan pusat kerajinan yang awalnya berada di Kota gede dipindahkan ke Keraton Plered pada tahun 1647.

Pada masa kepemimpinan Sultan Amangkurat I Kerajaan Mataram Islam mulai terpecah. Hal tersebut dikarenakan faktor Sultan Amangkurat I yang menjadi teman dari VOC. Kemudian pada tanggal 10 Juli 1677 Sultan Amangkurat I wafat dan dimakamkan di Telagawangi, Tegal.

Sultan Amangkurat I menjadi pemimpin Kerajaan Mataram Islam dari tahun 1638 – 1647. Sultan Amangkurat I sempat mengangkat Sunan Mataram atau  Amangkurat II sebagai penerus tahta kerajaan Mataram Islam sebelum dirinya wafat.

6. Amangkurat II

Raden Mas Rahmat atau Amangkurat II merupakan penerus Kerajaan Mataram Islam setelah Sultan Amangkurat I. Amangkurat II merupakan raja sekaligus pendiri pertama dari Kasunanan Kartasura. Kertas suara sendiri merupakan kelanjutan kerajaan Mataram Islam.

Semasa kepemimpinan Kerajaan Mataram Islam, Amangkurat II lah raja pertama yang mengenakan pakaian Eropa untuk dijadikan sebagai pakaian dinas, oleh karena itu masyarakat kerajaan Mataram Islam menyebutnya dengan nama Sunan Amral (Admiral). Raden Mas Rahmat berkuasa di kerjaan Mataram Islam dari tahun 1677 – 1703.

Baca Juga : Kerajaan Singosari

Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Islam

kerajaan mataram

Kerajaan Mataram Islam berada pada masa kejayaan yaitu pada pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo yang memerintah Kerajaan Mataram Islam dari tahun 1613 – 1646.

Pada masa pemerintahan Sultan Agung wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam hampir mencakup seluruh wilayah Jawa seperti Pulau Madura, daerah Sukadana si Kalimantan Barat, akan tetapi kecuali Batavia.

Pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo, wilayah Batavia dikuasai oleh pihak VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie ).

Oleh karena itu, kekuatan yang dimiliki oleh kerajaan Mataram Islam, semakin membesar karena mempunyai rasa anti kolonialisme.Kemudian pada tahun 1628 dan pada tahun 1629 Kerajaan Mataram Islam menyerang VOC di Batavia sebanyak 2 kali.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Moejanyo, dan seperti yang telah dikutip oleh Purwadi pada tahun 2007. Sultan Agung menggunakan konsep politik keangungbinataran yang mempunyai arti yaitu kerajaan Mataram Islam harus berupa ketunggalan, utuh, bulat tidak tersaingi dan tidak terbagi-bagi.

Baca Juga : Kerajaan Majapahit

Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam

kerajaan mataram

Kerajaan Mataram Islam mulai berada pada masa keruntuhan pada saat mengalami kekalahan dari Sultan Agung dalam upayanya untuk merebut Batavia dan berupaya untuk menguasai seluruh Jawa dari Belanda.

Dan setelah Kerajaan Mataram Islam mengalami kekalahan, kehidupan ekonomi dari masyarakat kerajaan Mataram mulai dilupakan oleh para pemimpin karena sebagian besar dari masyarakat Mataram ikut andil dalam peperangan menghadapi Belanda.

Karena hal tersebut tidak yang dimiliki oleh musuh salah satunya Wangsa Syailendra terhadap Jawa terus menerus berlanjut sampai dengan Wangsa Isyana berkuasa. Pada saat Mpu Sindok memulai periode pemerintahan di Jawa Timur, kemudian ada pasukan dari Sriwijaya datang untuk menyerangnya.

Pertempuran pun tidak dapat dielakan dan pertempuran berlangsung di daerah Anjukladang yang sekarang dinamai dengan Nganjuk, Jawa Timur. Dari pertempuran tersebut kemudian peperangan di menangkan oleh Mpu Sindok.

Baca Juga : Kerajaan Kalingga

Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Rumah Kalang

Kerajaan Mataram Islam yang merupakan salah satu kerajaan yang terkenal bahkan hampir menguasai seluruh wilayah Jawa berdasarkan berbagai cerita sejarah,

Kerajaan Mataram Islam mempunyai berbagai macam sumber peninggalan yang ada dari awal Kerajaan Mataram Islam dibangun sampai runtuhnya Kerajaan Mataram Islam. Berikut ini merupakan beberapa peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam.

  • Masjid yang berada di sekitar makam Kota Gede
  • Rumah Kalang
  • Bangsal Duda
  • Kalang obong, kalau merupakan tradisi kematian orang kalang ce itu dengan membakar beberapa barang peninggalan yang telah ditinggalkan oleh orang yang sudah tiada.
  • Perayaan Sekaten, yang digunakan untuk memperingati kelahiran fati Nabi Muhammad SAW dengan mengarak gunungan dari keraton menuju ke depan Masjid Agung.
  • Tahun Saka
  • Sastra Gendhing yang merupakan karya Sultan Agung
  • Kerajinan Perak
  • Gerbang Makam Kota Gede
  • Makam-makam dari Raja Mataram yang berada di Imogirim
  • Puing-puing atau keruntuhan candi Hindu dan Budha yang berada tepat di aliran Sungai Opak dan berada ada aliran Sungai Progo.
  • Masjid Agung Negara, yang dibangun pada tahun 1763 oleh PB III.
  • Kue Kipo yang merupakan makanan khas dari masyarakat Kota Gede, makanan ini konon katanya sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Islam.
  • Segara Wana dan Syud Brata, merupakan Maryam yang diberikan oleh Belanda atas perjanjian yang telah dilakukan dengan kerajaan Mataram pada saat masa kepemimpinan Sultan agung.
  • Masjid Jami Pakuncen yang didirikan oleh sunan Amangkurat I
  • Gapura Makam Kota Gede, yang memiliki dua perpaduan antara corak Hindu dan Islam.
  • Pakaian Kiai Gundul atau yang biasa lebih dikenal dengan nama Kiai Antakusuma
  • Batu datar yang berada tidak jauh di wilayah barat daya kota Jogjakarta

Sekian penjelasan tentang Kerajaan Mataram Islam yang dapat pintarnesia sampaikan, diawali dari awal mula sejarah kerajaan Mataram Islam, Raja-raja yang pernah memerintah, masa kejayaan, dan masa keruntuhan serta peninggalan. Semoga apa yang telah dijelaskan di dalam artikel ini dapat bermanfaat dan dapat di jadikan bahan pembelajaran. Terimakasih.


Posted

in

by

Tags: