Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram kuno terletak di daerah Yogyakarta dan di kelilingi oleh pegunungan. Pegunungan yang mengelilingi kerajaan Mataram kuno antara lain adalah gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, pegunungan Sewu dan yang terakhir adalah Pegunungan Sewu.

Karena di kelilingi oleh banyak pegunungan, kerjaan Mataram kuno pun menjadi sangat terkenal akan kesuburan tanahnya.

Selain itu di daerah kerajaan Mataram juga terdapat sungai banyak sungai yang tidak pernah kering seperti Seperti sungai Bogowonto, sungai Progo, sungai Elo dan sungai Bengawan Solo, hal inilah yang menyebabkan kerajaan Mataram juga tidak pernah mengalami krisis air.

Karena dekat dengan pegunungan aktif menyebabkan Mataram Kuno menjadi sempat berpindah-pindah tempat karena adanya bencana alam yang melanda.

Akan tetapi, banyak orang awan yang berpendapat bahwa Mataram Kuno sering rancu atau tercampur aduk dengan dengan sejarah kerajaan Mataram Islam. Padahal jarak dari kedua kerajaan tersebut terpaut hingga ratusan tahun.

Pada awalnya kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan yang disebut sebagai kerajaan Medang yang memiliki pusat pemerintahan di daerah Jawa Tengah dan pada suatu hari berpindah ke Jawa Timur.

Kerajaan tersebut awalan memeluk agama Hindu Syiwa dan kemudian berganti menganut agama Budha Mahayana.

Sedangkan sistem pemerintahan yang dipakai sedikit berbeda dengan sistem kerajaan yang dipakai oleh kerajaan Majapahit yang merupakan pendahulu dari kerajaan Mataram kuno ini.

Kerajaan Mataram kuno juga menjadi salah satu kerajaan agraris yang meneruskan tahta dari kerajaan Kalingga atau Ho-Ling.

dalam catatan sejarah yang ada, kerajaan Mataram kuno ini pernah dikuasai oleh 3 dinasti, dinasti tersebut antara lain adalah Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra, dan Wangsa Isana.

Dinasti Wangsa Sanjaya merupakan dinasti yang memeluk agama hindu dengan aliran Syiwa, lalu Wangsa Sanjaya merupakan dinasti yang memeluk agama Budha, dan yang terakhir adalah Wangsa Isna yang merupakan sebuah Wangsa yang baru saja berdiri dan didirikan oleh Mpu Sindok.

Awal Berdirinya Kerjaan Mataram Kuno

kerajaan mataram kuno

Nama Rajya Medang I Bhumi Mataram merupakan salah satu bukti bahwa pada dahulu kala terdapat kerajaan di bumi Mataram . Mataram dipercaya oleh kerajaan Medang sebagi pusat dari kerajaannya.

Hal itulah yang membuat nama kerajaan Medang lebih terkenal atau populer dengan nama kerajaan Mataram atau kerajaan Mataram Kuno.

Kerajaan Mataram kuna sendiri berdiri di atas prasasti yang diberi nama dengan prasasti mantyasih .di atas prasasti tersebut terdapat tulisan angka 907.

Di dalam prasasti tersebut juga memberikan informasi tentang nama raja pertama kerjaan Medang atau Mataram Kuno tersebut adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

Meskipun terdapat nama ratu di dalamnya namun bukan berarti penguasa tersebut adalah seorang perempuan. Nama seperti Ratu, Rakai, dan juga Bhre adalah istilah yang diberikan untuk menyebut seorang penguasa.

Dan terlebih lagi pada jaman itu belum terdapat perbedaan makna dari penggunaan kata ratu dan raja, itulah mengapa nama Rakai Mataram Sang Ratu Senjaya menggunakan gelar ratu.

Rakai Mataram Sang Ratu Senjaya memiliki ibu yang bernama Sannaha dan memiliki saudara yang bernama Anna. Ibu dan udara Ratu Sanjaya juga memiliki sebuah kerajaan tanpa nama, akan tetapi kerajaan tersebut gagal karena kerajaan tersebut memiliki pemerintahan yang kacau.

Hingga pada akhirnya sang Ratu Sanjaya membantu ibu dan saudaranya itu untuk membereskan kekacauan yang ada di kerajaannya.

Hingga pada tahun 732 Masehi, Sang Ratu Sanjaya membuat sebuah prasasti di mana ia mengumumkan bahwa Sang Ratu Sanjaya telah resmi menjabat sebagai seorang raja.

Diketahui bahwa Anna memiliki beberapa nama lain di antaranya adalah Senna dan Bratasenawa. Setelah mengabdi di kerajaan Galuh sejak 706-716 Masehi Senna akhirnya turun dari tahtanya karena terjadinya sebuah pemberontakan yang sudah tidak dapat diredam.

Tujuan dari pemberontakan tersebut adalah untuk melakukan kudeta terhadap raja Senna yang di dalangi oleh Purbasotra yang merupakan paman dari Sanjaya.

Setelah terpaksa turun dari tahtanya, raja Senna masih merasa bahwa ia masih memiliki hak di untuk menduduki kembali tahtanya itu. Oleh karena itu ia pergi untuk menemui sahabatnya yang merupakan seorang raja Sunda yang bernama Tarusbawa.

Kerjaan Galuh dan Kerajaan Sunda memang memiliki ikatan yang erat bahkan lebih erat dari sebuah persahabatan, karena kedua kerajaan tersebut adalah bagian dari serah Kerajaan Tarumanegara yang sudah terpecah dan menjadi 2 kerajaan.

Setelah meminta bantuan ke sahabatnya yaitu raja Tarusbawa , Senna menjadi sangat simpatik terhadap raja Tarusbawa.

Pasalnya kerajaan Galuh sangat memperhatikan keluarganya dengan sangat baik, terlebih lagi setiap langkah yang diambil oleh keluarga Senna juga sangat diperhatikan oleh raja Tarusbawa.

Oleh karena itu akhirnya Senna memutuskan untuk menikahkan putrinya dengan Sanjaya yang merupakan anak dari Sannaha yang merupakan adik kandung dari Senna.

Setelah menikah dengan putri dari Senna, Sanjaya secara otomatis mendapatkan hak yang lebih besar, sehingga ia bisa dengan leluasa bermain politik di dalam kerajaan.

Karena ia memiliki maksud untuk melakukan balas dendam dengan keluarga Purbasora atas apa yang telah dilakukannya.

Setelah itu Sanjaya pun menyampaikan maksud dan tujuannya kepada mertuanya itu bahwa ia akan melakukan rencana perang untuk balas dendam dan merebut kembali haknya itu.

Selain memberitahukan rencananya terhadap mertuanya, ia juga meminta doa restu dan juga bantuan kepada mertuanya.

Setelah di ijinkan, strategi pembalasanpun dimulai, pertama-tama Sanjaya diangkat menjadi raja di kerajaan Sunda.

Akan tetapi Sanjaya tidak menggunakan nama besarnya untuk memerintah melainkan menjalankan perintah kerajaan untuk menggantikan raja yang terdahulu yaitu mertuanya yang sudah mulai tua.

Tahta tersebut harusnya diberikan kepada istri Sanjaya yang merupakan anak kandung sang raja terdahulu, akan tetapi karena istrinya itu kurang cakap dalam menjalankan perintah kerajaan akhirnya Sanjaya lah yang dipercaya untuk mengisi tahta tersebut dan menjalankan perintah kerjaan.

Dan pada akhirnya Sanjaya menjadi penguasa di tiga kerajaan sekaligus. Kerena kecakapan yang dimiliki Sanjaya dalam memerintah kerajaan Sunda yang termasuk ke dalam wilayah Jawa Timur. Sanjaya juga ikut terlibat dalam mengukir sejarah kerajaan Kalingga.

Karena ia menggantikan sang ratu Sia yang sangat terkenal dengan keadilannya pada saat masih memimpin dan pemerintah kerajaan Kalingga.

Lalu pada abad ke 7, Sanjaya membagi kerajaannya tersebut menjadi dua bagian dan kemudian membagikannya kepada putranya.

Setelah memberikan kerajaannya kepada sang putra, ia pun pergi menuju Mataram untuk mewujudkan maksudnya untuk mengambil alih kekuasaan Mataram dan kemudian mengambil alih tahta kerajaan Mataram.

Setelah ia berhasil merebut kerajaan Mataram, ia pun memulainya kembali dari awal sehingga Sanjaya dikenal sebagi pendiri Wangsa Sanjaya yang berhasil menguasai kerajaan Mataram Kuno.

Baca Juga : Kerajaan Kalingga

Masa Kejayaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno memiliki masa kejayaannya beberapa kali. Berikut ini kami akan membahas masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno.

1. Wangsa Sanjaya

Jiwa kepemimpinan Sanjaya sangatlah hebat sehingga ia memang layang dijadikan sebagai raja. Selain itu Sanjaya juga sangat memahami kitab suci yang dianutnya karena Sanjaya merupakan pengikut Hindu Syiwa yang sangat taat.

Pada saat ia menjabat sebagai raja kerajaan Mataram kuno, ia menjadikan pertanian berupa olahan padi sebagai pemenuh kebutuhan hidup masyarakat baik di dalam atau di luar kerajaan.

Ia juga membangun pura yang digunakan untuk beribadah agama hindu tanpa menunggu perintah dari para brahmana.

Meskipun Sanjaya seorang pengikut hindu yang taat dan sangat mendukung adanya perkembangan agama hindu, namun ia tetap menjadi raja yang sangat bijak.

Hal tersebut bisa dilihat dari sejarah kerajaan Majapahit yang berhasil menggunakan semboyan bineka tunggal ika sesuai dengan kitab negarakertagama.

Ia juga ikut andil dalam menjembatani penduduk yang memiliki agama lain yang berbeda dengannya. Dan pada saat itu hanya terdapat dua agama saja di daerah tersebut yaitu agama hindu dan Budha.

2. Rakai Panangkaran

Raka Panangkaran merupakan orang yang menggantikan tahta Sanjaya dalam menjalankan kerajaan Mataram Kuno, ia dikenal sebagai orang yang sangat pemberani dan juga mencolok. Di masa pemerintahannya ia berhasil menguasai kerajaan-kerajaan kecil.

Raka Panangkaran merupakan seseorang yang sangat percaya bahwa iman akan menjadi semakin kuat jika kita sering bergaul dengan orang yang memiliki Agam a yang sama,

Sehingga ia mengelompokkan tempat masyarakat berdasarkan agama. Terlepas dengan urusan agama, penduduk Mataram kuno tetap saling menjalin hubungan satu sama lain dengan baik.

Setelah itu Rakai Panangkaran merubah agamanya yang tadinya hindu menjadi Budha. Setelah saat ayu ia juga mendirikan sebuah wangsa atau dinasti dengan nama Syailendra dan secara otomatis wangsa tersebut merupakan wangsa kedua yang menguasai Mataram Kuno.

Pada jaman kekuasaannya kedua agama yang ada yaitu hindu dan Budha hidup rukun dan berdampingan, selain itu mereka juga hidup dengan aman dan juga nama.

Hingga sampai sampai mereka juga membuat candi seperti Dieng dan Godong Songo yang merupakan candi peninggalan hidu sedangkan cantik Prambanan dan Borobudur adalah candi peninggalan Budha.

Karena terdapat dua Wangsa dalam kerjaan Mataram kuno, sehingga sempat terjadi pertikaian di mana permasalahan yang ributkan tak jauh dari urusan kekuasaan.

Namun dengan keberanian Rakai Panangkaran yang merupakan seorang hindu dengan menikahi Pramodhawardhani yang merupakan putri dari Samarattungga yang beragama Budha. Dan dari sinilah kedua wangsa tersebut dapat hidup berdampingan kembali.

Kekuasaan kerajaan Mataram kuno terus berkembang hingga kerajaan tersebut jatuh di taman Dyah Balitung. Dialah raja yang mampu mempersatukan pulau Jawa dalam satu naungan kerajaan, dan bahkan yang dimilikinya mampu hingga sampai ke pulau bali.

Letak Kerajaan Kota Mataram

letak kerajaan mataram kuno

Kerajaan Mataram kuno terletak di Jawa Tengah dengan pusatnya disebut dengan bumi Mataram. Daerah ini sangatlah subur karena di kelilingi oleh banyak pegunungan dan juga banyak sungai seperti yang sudah di jelaskan di atas.

Akan tetapi kerajaan Mataram kuno juga rawan teken erupsi gunung berapi dan juga gempa karena letaknya yang dikelilingi oleh pegunungan.

Raja-Raja Kerajaan Mataram Kuno

raja raja kerajaan mataram kuno

Ada salah satu teori yang mengemukakan tentang raja-raja yang pernah berkuasa di kerajaan Mataram kuno, teori tersebut berasal dari Slamet Muljana. Berikut ini adalah raja-raja yang pernah berkuasa di kerajaan Mataram kuno :

  1. Sanjaya, (seseorang yang mendirikan kerajaan Medang)
  2. Rakai Panangkaran, (pemimpin awal Wangsa Syailendra)
  3. Rakai Panunggalan atau Dharanindra
  4. Rakai Warak atau Samaragrawira
  5. Rakai Garung atau Samaratungga
  6. Rakai Pikatan, (suami Pramodawardhani dan juga awal kebangkitan Wangsa Sanjaya)
  7. Rakai Kayuwangi atau Dyah Lokapala
  8. Rakai Watuhumalang
  9. Rakai Watukura Dyah Balitung
  10. Mpu Daksa
  11. Rakai Layang Dyah Tulodong
  12. Rakai Sumba Dyah Wawa
  13. Mpu Sindok, (pendiri Wangsa Isna)
  14. Sri Lokapala (suami dari Sri Isanatunggawijaya)
  15. Makuthawangsawardhana
  16. Dharmawangsa Teguh, (pemimpin terakhir Kerajaan Medang)

Dari daftar nama-nama raja yang pernah berkuasa di kerajaan Mataram yang menggunakan gelar ratu adalah Sanjaya saja sedangkan raja-raja berikutnya sudah menggunakan gelas Sri Maharaja.

Masa Kejayaan Mataram Kuno

masa kejayaan kerajaan mataram

Kerajaan Mataram kuno mencapai puncak masa kejayaan pada masa pemerintahan raja Belitung (898-910 M). Di bawah kepemimpinannya, kerajaan Mataram Kuno dapat menaklukkan daerah-daerah yang berada di timur.

Hal inilah yang menyebabkan kerajaan Mataram kuno wilayah kekuasaan yang sangat luas, hingga meliputi Bagelen (Jawa Tengah) sampai Malang (Jawa Timur).

Tidak hanya itu yang menyebabkan kerajaan Mataram Kuno dapat berjaya. Berikut ini adalah penyebab lain kerajaan Mataram Kuno berjaya.

  1. Sanjaya merupakan seorang raja yang ahli dalam strategi perang, sehingga ia dapat memenangkan banyak peperangan sehingga wilayah yang dimilikinya pun menjadi sangat luas.
  2. Pembangunan waduk Hajung Galuh yang berada di daerah Waringin Sapta yang sangat berfungsi untuk mengatur aliran sungai berantas sehingga banyak kapal yang datang ke kerajaan Mataram untuk melakukan transaksi perdagangan.
  3. Pindahnya kekuasaan dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur yang dilakukan di dasari oleh beberapa ala seperti, banyaknya sungai-sungai besar, dataran yang rendah dan luas sehingga dapat ditanami banyak pada, dekat dengan jalur utama perdagangan.

Baca Juga : Kerajaan Mataram Islam

Masa Runtuhnya Kerajaan Mataram

Ada beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Mataram seperti berikut ini.

  1. Pada saat gunung Merapi meletus, gunung tersebut menyemburkan lahar dan yang pastinya menimbun candi-candi yang dimiliki oleh kerajaan Mataram sehingga menjadi rusak.
  2. Terjadinya krisis politik pada tahun 972-929 masehi.
  3. Perpindahan lokasi akibat tanah di daerah Jawa tengah kurang subur.

Sumber Sejarah Kerajaan Mataram

peninggalan kerajaan mataram kuno

Sumber sejarah yang didapatkan untuk mengetahui sejarah kerajaan Mataram kuno ada 2 yang masih bisa kita jumpai hingga saat ini yaitu candi dan prasasti. Berikut ini adalah beberapa prasasti peninggalan kerajaan Mataram kuno :

1. Prasasti Canggal

Prasasti ini ditemukan di halaman Candi Guning Wukir yang terletak di desa janggal dan di atas prasasti tersebut juga terdapat tulisan tahun 732 masehi, yang bererti pembuatan prasasti tersebut pada tahun 732 masehi.

Prasasti ini menggunakan bahasa Sanskerta dan menggunakan huruf pallawa. Dalam prasasti ini bercerita tentang berdirinya kerajaan Lingga dengan menggunakan lambang Syiwa di desa Kunjarakunja yang didirikan oleh raja Sanjaya.

Dan juga menceritakan bahwa raja yang sebelumnya adalah Anna yang kemudian digantikan oleh Sanjaya.

2. Prasasti Kalasan

Prasasti Kalasan di temukan di desa alasan Yogyakarta dengan tulisan angka tahun 778 masehi. Dalam penulisannya prasasti yang satu ini menggunakan bahasa pranagari(India Utara)dan juga bahasa Sanskerta.

Dalam prasasti ini menceritakan tentang pembangunan suci untuk dewi Tara dan juga pembangunan biara untuk para pendeta oleh raja Pangkaran atas permintaan dari keluarga Syaelendra, dan juga panangkarang yang memeberikan sebuah hadiah berupa desa untuk tempat tinggal para sangga atau umat Budha.

3. Prasasti Matyasih

Prasasti ini ditemukan di Matyasih Kedu, Jawa Tengah, terdapat angka tahun 907 masehi. Dalam penulisan prasasti ini menggunakan bahasa Jawa kuno. Isi dalam prasasti ini adalah silsilah para raja yang pernah berkuasa.

4. Prasasti Klurak

Pertama kali ditemukan di desa Prambanan dengan angka tahun 782 masehi. Penulisan prasasti ini menggunakan huruf panagari dan bahasa yang digunakan adalah Sanskerta.

Isi dalam prasasti ini adalah proses pembuatan Acra Manjusri yang dibuat oleh raja Indra yang memiliki gelar Sri Sanggramadananjaya.

5. Prasasti Sojomerto

Prasasti ini ditemukan di desa Sojomerto, Kecamatan Reban, kabupaten batang, Jawa Tengah. Prasasti ini merupakan peninggalan Wangsa Syeilendra, dalam penulisan prasasti ini menggunakan bahasa Melayu kuno dan beraksara jawi.

Dalam prasasti ini tidak dicntumkan tahun pembuatan namun diperkirakan dibuat pada abad ke-7 sampai ke-8 masehi. Isi dari prasasti ini adalah menceritakan tentang keluarga Dapunta Salendra yang merupakan cikal bakal kerajaan Mataram Kuno.

6. Prasasti Tri Tepusan

Prasasti Tri Tepusan mengatakan bahwa pada tahun 842 masehi Sri Kahulunnan telah memberikan tanah yang dimilikinya yang berada di desa Tri Tepusan untuk tempat pembuatan dan juga pemeliharaan tempat suci Kamulan I Bhumisambhara yang berkemungkinan besar itu adalah nama dari candi Borobudur di jaman dahulu. Sekarang duplikat dari prasasti ini disimpan di dalam museum candi Borobudur.

7. Prasasti Ngadoman

Prasasti ini ditemukan di daerah Salatiga tepatnya di desa Ngadoman, deaah Salatiga, Jawa Tengah. Prasasti ini di anggap sangat penting karena prasasti ini merupakan peralihan dari aksara kawi menuju aksara Budha.

Selain beberapa prasasti yang telah disebutkan di atas, Mataram kuno juga memiliki peninggalan berupa candi.

Candi yang merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram antara lain adalah Candi Kalasan, Candi Prambanan, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Sewu, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Kedulan, candi Sari, Candi Morangan, candi Ijo, Candi Sojiwan, Candi Barong, dan terakhir adalah canting yang paling banyak di ketahui orang yaitu Candi Borobudur.

Nah itulah ulasan singkat tentang kerajaan Mataram Kuno, semoga dengan adanya artikel ini bisa menambah wawasan kamu dan semoga kamu juga bisa ikut menjaga dan melestarikan peninggalan-peninggalan dari kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia agar anak dan cucu kita nanti juga bisa melihatnya. Sekian yang dapat Pintarnesia sampaikan, bila terdapat kesalahan kata mohon dimaafkan dan dimaklumi.


Posted

in

by

Tags: