Lawang Sewu

Lawang Sewu

Lawang Sewu – Apakah kalian sampe detik ini ada yang masih belum tau tentang Lawang Sewu? Bangunan ini merupakan bangunan kuno peninggalan pada saat jaman Belanda,

Lawang sewu sangat terkenal dengan kisah yang penuh dengan misteri dan hal hal yang berbau mistis.Lawang Sewu: Sejarah, Fungsi, Masa Perjuangan dan Asal Usul Lawang Sewu

Namun masih belum banyak orang yang mengetahui bagaimana sejarah asli dari bangunan yang sering dijuluki lawang sewu ini dan apa yang melatarbelakangi atau asal muasal serta cerita cerita unik yang ada di balik lawang sewu dari dulu hingga saat ini masih sangat jarang yang mengetahuinya.

Lawang sewu jika diartikan dalam bahasa Indonesia mempunyai arti “seribu pintu”. Sewu itu seribu dalam bahasa jawa yang merupakan pengumpamaan masyarakat Semarang tentang jumlah pintu yang banyaknya dimiliki bangunan lawang sewu ini,

Walau aslinya jumlah pintu yang ada di bangunan tersebut tidak benar mencapai seribu, lebih tepatnya memiliki 429 pintu.

Banyak yang menyebut lawang sewu juga dikarenakan ada banyak jendela tinggi dan lebar yang membuat jendela itu tampak seperti pintu.

Nah kali ini saya akan menjelaskan tentang asal muasal lawang sewu, dari pada awal berdirinya lawang sewu, masa perjuangan dan cerita dibalik kemerdekaan, asal pertama cerita mistis muncul dari bangunan ini, hingga sekarang. Tanpa basa basi lagi yuk mending langsung simak artikel dibawah ini.

Awal Berdirinya Lawang Sewu

lawang sewu

Lawang sewu dibangun oleh Belanda pada tanggal 27 Februari 1904 dan selesai pada tahun 1907. Niat awal fungsi gedung ini dibangun adalah sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta yang dimiliki oleh Belanda yang dinamai Nederlands Indische Spoorweg Maatschappj atau bisa juga disingkat dengan NIS.

Perusahaan ini juga yang pertama kali membangun jalur rel kereta api yang ada di Indonesia yang menghubungkan Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta. Jalur pertama yang dibuat rel kereta api adalah Semarang Temanggung pada tahun 1867.

Pemerintah NIS mempercayakan perancangan gedung semuanya kepada Prof. Jacob F.Klinkhamer dan B.J Quendag. Kedua orang tersebut berdomisili di Amsterdam.

Semua proses perancangan dilakukan di Belanda setelah semua rancangan selesai, gambar gambar sketsa rancangan bangunan tersebut lalu dibawa ke Kota Semarang untuk mulai di realisasikan pembangunannya.

Kantor pusat NIS merupakan sebuah bangunan yang cukup besar dengan dua lantai membentuk huruf “L”.

Pembangunan kantor pusat NIS yang ada di Semarang ini karena banyaknya kebutuhan untuk mendirikan banyak bangunan untuk publik dan perumahan yang besar akibat perluasan daerah atau area desentralisasi administrasi kolonial pertumbuhan usaha swasta dan daerah jajahan.

Baca Juga : Masa Penjajahan Belanda

Tak Sesuai Harapan

sejarah lawang sewu

Pada awal dibuatnya kegiatan perkantoran perusahana kereta api swasta milik Belanda yang berpusat disini.

Namun karena berkembangnya jaringan per keretaapian yang pada saat itu berkembang saat pesat dan menuntut terus ditambahnya personil teknis dan tenaga administrasi agar bisa mengikuti perkembangan.

Hal itulah yang bikin kantor NIS di Semarang ini tidak lagi bisa menampung semua staf NIS. Semua cara dan jalan sudah dilewati seperti menyewa sejumlah bangunan milik perseorangan untuk solusi

Namun malah tambah membuat pekerjaan semakin tidak worth it atau tidak efisien. Belum lagi letak kantor NIS atau stasiun Semarang NIS dekat dengan rawa membuat hal hal kecil seperti kebersihan dan kesehatan menjadi pertimbangan yang serius dan menjadi gambling.

Maka dengan adanya banyak permasalahan dan rencanapun tak berjalan mulus, diusulkanlah pilihan lain, yaitu membangun kantor administrasi untuk pegawai NIS di lokasi yang baru.

Pilihan untuk lokasi pegawai NIS baru terdapat pada sebidang tanah yang berada di pinggiran kota dekat kediaman Residen Hindia Belanda, tepatnya di ujung Bodjongweg Semarang yang sekarang dinamai Jalan Pemuda.

Baca Juga : Sejarah VOC

Masa Perjuangan Kemerdekaan

Bangunan lawang sewu menjadi saksi biru tentang masa kelam penjajahan Belanda. Setelah diabaikan oleh NIS dan tidak dilanjutkan lagi, bangunan lawang sewu ini digunakan penjajah Belanda dan Jepang sebagai penjara.

Ruangan di bangunan tersebut juga banyak yang diubah menjadi ruang tahanan yang sangat menyiksa, contohnya ruang penyiksaan, penjara jongkok, dan penjara berdiri. Berikut ini saya jelaskan fungsi masing masing ruangan tersebut:

  1. Penjara jongkok, tahanan yang dimasukkan kedalam ruangan penjara jongkok ini dipaksa agar berdesak desakan dalam keadaan tubuh sedang berjongkok karena tinggi ruangan tidak sampai satu setengah meter. Bisa kalian bayangkan seperti apa zaman dahulu penderitaan para tahanan yang dimasukan di ruangan penjara jongkok ini.
  2. Ruang penjara berdiri awalnya digunakan untuk penampungan tahanan. Semua tahanan yang tertangkap akan langsung dimasukkan ke dalam ruang penjara berdiri dan sama dalam kondisi yang desak desakan pula dan membuat para tahananpun selalu berdiri karena jika mereka duduk, maka ruangan penjara akan terasa sempit dan lebih menyiksa. Banyak dari para tahanan yang meninggal di ruangan karena disebabkan kekurangan oksigen dan yang paling banyak laporannya karena kelelahan.

Setelah melewati masa Proklamasi Kemerdekaan, Lawang Sewu menjadi saksi bisu berlangsungnya Pertempuran Lima Hari di Semarang (14 Oktober – 19 Oktober 1945) antara pemuda Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) melawan Kempetai dan Kidobutai dari tentara Jepang.

Karena hal itulah pemerintah Kota Semarang dengan melampirkan Surat Keputusan Wali Kota Nomor 650/50/1992 memutuskan Lawang Sewu dimasukkan dalam 102 bangunan kuno bersejarah di Kota Semarang yang harus dilindungi.

Lawang sewu pernah juga di alih fungsikan sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia atau yang sekarang sering dikenal dengan PT. Kereta Api Indonesia (PT.KAI).

Meski pada saat itu pihak militer pemerintah Indonesia sempat juga mengambil alih gedung lawang sewu, namun sekarang kepengurusan lawang sewu dikembalikan ke tangan PT.KAI.

Baca Juga : Sejarah Kerajaan Majapahit

Tampilan Bangunan

Gedung utama lawang sewu mempunyai tiga lantai lengkap dengan dua sayap bangunan yang melebar ke kanan dan kiri. Jika kita masuk ke gedung utama, maka kita akan menemui tangga besar yang membentang panjang untuk menuju ke lantai dua.

Di antara tangga ada kaca gelas berukuran cukup besar dengan gambar dua wanita muda Belanda. Dan semua bentuk bangunan entah itu tembok, jendela, atau pintu semuanya sama seperti ciri khas banguunan arsitektur Belanda.

Selain pintu dan jendela yang berukuran besar, masing masing pintu memiliki daun pintu dengan jumlah total ada sebanyak 1200 daun pintu.

Sebagian pintu mempunyai dua daun pintu dan ada yang memiliki 4 daun pintu terdiri 2 daun pintu ayun ditambah lagi dengan 2 daun pintu geser, cukup banyak ya teman teman.

Asal Mula Cerita Mistis

Nah ini nih pasti banyak dari kalian yang menunggu dan tidak sabar untuk mencari darimana pertama mulainya cerita mistis atau horror di Lawang Sewu ini kan,

Sudah tidak kaget lagi jika setelah mengetahui sejarah kelam yang dimiliki bangunan lawang sewu ini membuat banyak cerita dengan dibumbui hal hal mistis.

Yang dimulai dari penggunaan lawang sewu sebagai penjara dan untuk menyiksa tahanan, hingga pertempuran pejuang yang mempertahankan gedung tersebut dari penjajah Jepang yang membuat banyak korban jiwa dan warga Semarang juga banyak menemui kejadian kejadian mistis saat mengunjungi lawang sewu di malam atau bahkan di siang haripun.

Bahkan dengan kurang terurusnya bangunan lawang sewu pada saat itu maka semakin tambah mengerikan lagi suasana di bangunan lawang sewu ini. Cat dinding yang terkelupas, lantai yang kotor dan kurangnya penerangan yang bikin tambah merinding saat mengunjungi gedung ini.

Baca Juga : Kolonialisme dan Imperalisme

Perbaikan Lawang Sewu

Setelah sekian lama tak terurus, pihak PT. KAI selaku pemilik kekuasaan bangunan lawang sewu ini melihat sangat perlu untuk merenovasi lagi bangunan tua tersebut.

Hal yang dipikirkan PT. KAI dirasa sangat penting karena ini merupakan nilai sejarah lawang sewu yang tinggi makannya bangunan ini perlu dilestarikan agar tidak kemakan jaman.

Setelah disetujui oleh pemerintah dan mulai dilakukannya renovasi, setelah memakan waktu yang lama, proses pemugaran selesai pada tahun 2011 tepatnya di bulan Juni dan kembali dibuka untuk masyarakat umum pada tanggal 5 Juli 2011.

Pembukaan Lawang Sewu ini diresmikan langsung oleh Ibu Ani Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan dengan acara Pameran Kriya Unggulan Nusantara yang menampilkan produk tradisional dari seluruh pelosok Nusantara.

Tampak Megah

Sekarang Lawang Sewu sudah tampil cantik sama seperti saat masih digunakan oleh NIS pada jaman dulu. Sudah tidak ada kata lantai kotor atau cat yang mengelupas.

Yang kita temui saat berkunjung kesana hanya bangunan megah dengan arsitektur bergaya Belanda yang sekarang sudah dilengkapi dengan taman yang sangat indah.

Hal kecil seperti itulah yang membuat lawang sewu sekarang menjadi ramai akan pengunjung dan digunakan untuk acara foto foto anak anak muda atau bahkan banyak juga yang menggunakan tempat ini menjadi lokasi foto pre-wedding.

Lawang Sewu sekarang sudah menjadi tempat wisata umum. Wisatawan boleh masuk dari jam 07:00 WIB sampai jam 21:00 WIB.

Biaya masuknya pun terbilang cukup murah loh, pria dewasa akan dikenakan ongkos sebesar 10 ribu rupiah dan anak anak atau pelajar juga dikenai ongkos 5 ribu rupiah saja.

Nah kalau ingin masuk ke ruang bawah tanah harus menggunakan tour guide dan wajib membayar biaya tambahan senilai 30 ribu rupiah saja.

Nah sekian dulu artikel tentang sejarah lawang sewu, asal usul dan fungsi lawang sewu dari dulu hingga sekarang, semoga bermanfaat,. Jangan lupa bagikan ke teman teman kamu supaya lebih tau lagi dan lebih pintar lagi tentang awal berdirinya bangunan lawang sewu hingga sekarang.


Posted

in

by

Tags: