Metode Penelitian Kualitatif

Metode Penelitian Kualitatif

Setiap hal baru yang ada dibumi pasti akan membuat manusia penasaran dan mencari tahu untuk menemukan jawabannya dengan penelitian.

Penelitian ini dilakukan hampir setiap hari untuk memecahkan suatu hal yang sekiranya penting dan mengembangkan dunia ilmu pengetahuan.

Dengan banyaknya hal yang harus diteliti didunia ini para peneliti harus menggunakan metode tertentu yang sekiranya lebih efektif.

Salah satu metode yang cukup terkenal adalah metode penelitian kualitatif yang merupakan metode dengan menggunakan pemahaman. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan dibawah.

Pengertian Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang menekankan pemahaman mendalam sebagai dasar penelitian masalah yang kemudian diikuti teknik analisi mendalam pula (in-depth analysis)

Hal tersebut dilakukan dengan cara mengkaji masalah tahap demi tahap agar penelitian yang dilakukan dapat maksimal dengan mengupas seluruh bagian karena bisa saja tidap-tiap bagian memiliki perbedaan yang tidak saling berkaitan secara langsung pada natural setting (kondidi alamiah).

Metode ini bukan bertujuan untuk generalisasi namun lebih kepada pemahaman mendalam terhadap masalah yang ada untuk memberikan karegori substantif dan hipotesis.

Baca Juga : Jenis Penelitian

Pengertian Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah beberapa ahli yang ikut berpendapat mengenai pengertian penelitian kualitatif, antara lain.

1. Yusuf (2013: 334)

Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiri yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetoda, bersifat alami dan holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif.

Dari sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Creswell (2010:4)

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.

Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data.

Laporan akhir penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan.

3. Sugiyono (2013:7)

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dianamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme.

Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena penelitian lebih bersifat sebi (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.

Jenis Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif ini masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis cabang didalamnya. Dibawah ini terdapat jenis metode penelitian kualitatif.

1. Fenomenologi

Fenomenologi merupakan salah satu jenis metode penelitian kualitatif, berasal dari kata phainomenon berarti penampakan diri dan logos berarti akal yang merupakan bahasa yunani.

Fenomenologi ini memiliki dua peran yaitu sebagai metode penelitian dan juga sebagai filsafat sains. Fenomenologi ini dapat diartikan sebagai penelitian yang khusus mengkaji fenomena dan realitas yang terlihat untuk mencari tahu makna dari pengalaman yang terjadi dalam hidup.

Cara kerja metode ini adalah dengan menggali data agar menemukan dasar dari pengalaman, fenomena maupun realitas yang terjadi pada objek dimulai dengan mengulas dan menelaah fokus hal yang akan diteliti dengan melihat berbagai aspek subjektif dari hal tersebut.

Selanjutnya peneliti akan menggali data melalui bagaimana objek memaknai pengalaman tersebut dengan cara wawancara intens kepada objek atau informan dan juga melakukan observasi secara langsung tentang bagaimana objek menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.

2. Etnografi

Etnografi merupakan salah satu jenis metode penelitian kualitatif yang diadaptasi dari dasar ilmu antropologi (kajian budaya)

Dalam penelitiannya menerapkan kajian bahasa dalam perilaku sosial dan komunikasi masyarakat serta melihat bagaimana bahasa tersebut diterapkan dalam lingkungan sosial sesuai budaya yang ada dengan didasari dua konsep

Pertama adalah antropologi (aspek budaya) dan juga linguistik (aspek bahasa) karena bahasa merupakan budaya yang penting dalam lingkungan sosial.

Metode ini digunakan dalam penelitian dengan tujuan mengkaji bentuk sekaligus fungsi bahasa dalam budaya yang merupakan bagian dari masyarakat digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat didalamnya.

Metode ini juga digunakan untuk menginterpretasikan kelompok sosial, interaksi sosial dan juga sistem serta peran yang ada dalam lingkungan sosial yang berfokus pada kegiatan atau kebiasaan tertentu dalam masyarakat.

3. Studi Kasus

Studi kasus merupakan salah satu jenis metode penelitian kualitatif yang meneliti hal tertentu secara mendalam dalam masyarakat dengan melihat latar belakang, keadaan serta interaksi yang berlaku pada suatu lingkungan baik masyarakat, peristiwa, kegiatan maupun program pada waktu tertentu.

Agar data yang diperoleh akurat dan mendalam biasanya teknik yang digunakan dalam studi kasus adalah wawancara, observasi dan juga studi dokumenter agar selanjutnya dapat dianalisis menjadi teori.

Meski hanya meneliti hal khusus saja namun studi kasus tidak hanya dibolehkan mendapat data dari satu objek saja namun boleh beberapa objek yang memiliki kesamaan fenomena dengan yang diteliti.

Karena studi kasus hanya meneliti hal tertentu saja maka studi kasus tidak dapat menarik kesimpulan terhadap penelitian tentang fenomena dalam kumpulan atau populasi besar melainkan khusus untuk hal yang diteliti saja.

Sesuai dengan namanya, metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi.

Studi kasus dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang bisa berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi tertentu.

4. Metode Historis

Metode historis merupakan salahb satu metode penelitian kualitatif  yang berfokus pada hal-hal lampau atau yang telah berlalu dengan menggunakan teknik rekonstruksi masa lalu melalui sumber data atau saksi yang ada.

Sumber data dapat berupa catatan sejarah, artefak, laporan verbal ataupun saksi yang ada dengan jaminan pertanggungjawaban atas keakuratan data yang diberikan.

Metode historis memiliki ciri khas karena meneliti hal-hal lampau yaitu waktunya dengan melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi pada fenomena tersebut seiring berjalannya waktu.

Para peneliti juga tidak hanya terpaku pada hasil penelitiannya saja namun juga mengambil data dari penelitian yang pernah dilakukan terlebih dahulu oleh orang lain.

Peneliti juga harus tepat dalam memilih sumber data karena data yang dperoleh haruslah akurat, objektif serta sistematis dengan jaminan pertanggungjawaban atas kebenarannya termasuk kakuratan waktu dan urutan peristiwa dengan detail serta jelas.

5. Metode Teori Dasar (Grounded Theory)

Metode teori dasar atau Grounded theory ini merupakan salah satu jenis metode penelitian kualitatif yang dilakukan untuk menemukan teori baru maupun menguatkan teori yang telah ada sebelumnya dengan cara mengkaji prinsip dan kaidah dasar yang kemudian akan dirumuskan kesimpulan dasar.

Peneliti harus bisa membedakan mana fenomena yang paling penting agar dapat dirumuskan teorinya. Teknik yang dilakukan dalam metode ini adalah dengan observasi, studi lapangan, serta membandingkan kategori, fenomena dan situasi dengan dasar penilaian dari berbagi sumber.

Baca Juga : Metode Ilmiah

Konsep Penelitian Kualitatif

Karena metode yang satu ini seringkali digunakan dalam penelitian maka ada konsep yang mendasari metode penelitian kualitatif, antara lain.

1. Bersifat Realitas

Metode penelitian kualitatif memiliki dasar filsafat postpositivme atau paradigma interpretive dan juga realitas atau objek yang tidak dapat dilihat secara parsial serta dipecah dalam beberapa variabel dengan memandang objek yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran serta interprestasi gejala secara utuh (holistic).

Realitas pada metode yang satu ini tidak hanya terlihat secara fisik namun hingga ke bagian terdalam sehingga realitas disini merupakan hasil dari rekonstruksi dan interpretasi pemahaman secara keseluruhan.

2. Hubungan Peneliti Dengan Objek

Karena dalam penelitian diperlukan data yang akurat maka peneliti sebagai huma instrument harus mengumpulkan data dengan participant observation (observasi langsung) dan in depth interview (wawancara mendalam) dengan berinteraksi langsung terhadap objek untuk memastikan keakuratan datanya.

3. Hubungan Antar Variabel

Metode peneltian kualitatif ini bersifat holistik sehingga akan lebih menekankan prosesnya sehingga dalam menelaah hubungan antar variabel ojek harus bersifat interaktif atau saling mempengaruhi (reciprocal) sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan dependennya.

4. Kemungkinan Generalisasi

Generalisasi dalam penelitian menggunakan metode ini mungkin sangat jarang dilakukan karena lebih menegaskan informasi hingga ke maknanya.

Namun meskipun demikian hasil penelitian menggunakan metode ini tetap bisa titerapkan pada semua tempat dengan syarat tempat tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian.

5. Peranan Nilai

Dalam pengumpulan data penelitian pasti peneliti dan sumber data akan melakukan interaksi dengan latar belakang, pandangan, kepentingan, keyakinan dan lain-lain yang berbeda sehingga dalam pengumpulan data tersebut akan ada nilai-nilai tertentu yang mengikat.

Karakteristik Metode Penelitian Kualitatif

Agar hasil penelitian kualitatif maksimal peneliti harus tahu informasi data secara keseluruhan dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Data kualitatif yang dicari ini biasanya berisi

  • Detail deskripsi mengenai situasi, kegiatan atau peristiwa maupun fenomena yang diteliti, baik objek atau yang berhubungan dengan objek
  • Pendapat orang berpengalaman, pandangan, sikap, kepercayaan serta jalan pikiran
  • Cuplikan dari dokumen, baik dokumen laporan, arsip-arsip maupun sejarahnya
  • Detail deskripsi mengenai sikap dan tingkah laku objek

Selain itu para peneliti sendiri hendaknya mempelajari apa saja yang harus diketahui dalam penelitian kualitatif ini seperti

  • Mempelajari terlebih dahulu fenomena yang belum dipahami
  • Menambah ilustrasi dengan data lain seperti dokumen tertulis.
  • Memahami detail topik yang diteliti dengan mempelajari secara simultan, melakukan triangulasi ataupun melakukan penelitian dengan metode gabungan
  • Memahami fenomena sosial dari perspektif keterlibatan objek dari pada menerangkan dari luar

Karakteristik Metode Penelitian Kualitatif Menurut Para Ahli

Berikut ini adalah karakteristik metode penelitian kualitatif menurut para ahli, antara lain.

1. Bogdan dan Biklen dalam Sugiyono (2013: 13)

Menyampaikan bahwa karakteristik metode penelitian kualitatif ini meliputi

  • Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.
  • Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
  • Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau outcome.
  • Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
  • Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

2. Yusuf (2013:336)

Menyampaikan pendapatnya bahwa metode penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut

  • Menggunakan natural setting sebagai sumber data penelitian
  • Peneliti sebagai instrumen penelitian.
  • Teknik-teknik yang sering digunakan peneliti dalam pengumpulan data di lapangan adalah pengamatan (observasi), interview, dan analisis dokumen atau analisis isi/wawancara.
  • Data yang dikumpulkan data kualitatif
  • Data disajikan dalam bentuk deskriptif atau naratif
  • Lebih mementingkan proses dari pada hasil
  • Cenderung menganalisis data secara induktif
  • Makna (meaning) adalah sesuatu yang essensial dalam penelitian kualitatif
  • Mengutamakan rincian kontestual
  • Sebagian besar penelitian kualitatif menggunakan data langsung dari tangan pertama.
  • Melakukan triangulasi
  • Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti
  • Analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan dilanjutkan sepanjang penelitian
  • Dalam penelitian kualitatif, verifikasi perlu dilakukan
  • Penelitian kualitatif dipengaruhi oleh pandangan dan keunikan peneliti
  • Peneliti memandang fenomena sosial secara holistik
  • Rancangan bersifat umum dan fleksibel

Contoh Penelitian Kualitatif

Berikut ini adalah beberapa contoh penelitian kualitatif, antara lain.

1. Eksistensi Kampung Wisata Batik Laweyan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Laweyan Surakarta

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, punya naluri untuk berhubungan dengan orang lain. Dalam peradaban modern seperti saat ini, pesatnya arus informasi, perkembangan teknologi dan komunikasi, ilmu pengetahuan dan seni menyebabkan orang tergerak untuk melakukan perjalanan wisata keluar daerahnya bahkan keluar negaranya.

Kegiatan pariwisata yang identik dengan rekreasi merupakan salah satu dari berbagai aktifitas manusia. Adanya kemajuan teknologi dan juga akibat urbanisasi yang besar sebagai salah satu ciri dari kota metropolitan, banyak menarik kaum urban menuju pusat-pusat kota untuk mencari nafkah.

Akibatnya, banyak orang kota yang terlibat dalam suasana tegang atau mengalami stress. Salah satu pelariannya adalah melakukan rekreasi atau berlibur di tempat-tempat wisata. Masyarakat kota menginginkan suasana yang baru, rileks, dan menikmati perubahan lingkungan dengan udara yang bersih, untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani agar segar dan siap untuk bekerja kembali.

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Sehingga pariwisata merupakan salah satu aspek yang saat ini berusaha dikembangkan secara optimal oleh pemerintah pusat terutama kepariwisataan daerah, baik daerah propinsi maupun daerah kabupaten.

Dengan pembangunan pariwisata di masing-masing daerah diharapkan mampu membangun keadaan ekonomi negara secara luas dan khususnya daerah yang mempunyai potensi kepariwisataan (Ramaini, 1992:37).

Sektor pariwisata ini diharapkan mampu menghasilkan pemasukan keuangan bagi negara maupun pemerintah daerah. Selain itu dari sektor pariwisata ini diharapkan mampu mendorong perkembangan ekonomi nasional maupun perkembangan ekonomi lokal, memberdayakan ekonomi masyarakat, meningkatkan kesempatan usaha bagi masyarakat sekitar, mendorong pelestarian lingkungan hidup, meningkatkan pembangunan sektor lainnya, memperluas wawasan nusantara, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan rasa cinta tanah air, mendorong perkembangan daerah, memperkenalkan produk nasional maupun produk lokal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan yang terpenting adalah menyerap tenaga kerja serta meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat (Soekadijo, 1997:8-9).

Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan kerja sama kepariwisataan regional maupun global ( Nyoman S. Pendit, 1994:15). Surakarta adalah sebuah kota besar di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

Nama lainnya adalah Solo atau Sala. Karena dalam keberjalanannya Kota Surakarta telah mendapatkan julukan yang cukup beragam, ada yang menyebut Surakarta sebagai Kota Budaya, Kota Pelesir, Kota Pariwisata, Kota Seniman, Kota Batik, dan lainnya yang mencerminkan perkembangan kota yang pesat dalam menyikapi pertumbuhan peradaban dan kebudayaan.

Identitas sebagai Kota Budaya sangat akrab dan melekat lama di Kota Surakarta. Hal itu tidak lepas dari peninggalan berbagai warisan pusaka (heritage) berupa tangible heritage (bendawi) dan intangible heritage (nonbendawi).

Sebuah upaya pelestarian sudah menjadi kehendak seluruh warga Kota Surakarta. Sebab pelestarian warisan pusaka sebagai tanda proses perubahan serta perkembangan kota yang terjadi secara alamiah. Di kota Surakarta terdapat banyak tempat-tempat wisata budaya yang diantaranya adalah Kampung Baluwarti, Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, Kampung Batik Kauman, THR Sriwedari, Museum Radya Pustaka dan Kampung Wisata Batik Laweyan.

Batik merupakan karya seni tradisional yang banyak ditekuni oleh masyarakat Laweyan, maka kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung “Juragan Batik” dan mencapai kejayaannya pada di era 1970-an. Banyak showroom batik di kampung batik yang menarik dan dapat di kunjungi di salah satu daerah wisata ini. Kampung Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang unik, spesifik dan bersejarah.

Menurut RT. Mlayadipuro Pasar Laweyan dulunya merupakan pasar Lawe (bahan baku tenun) yang sangat ramai. Bahan baku kapas pada saat itu banyak dihasilkan dari desa Pedan, Juwiring, dan Gawok yang masih termasuk daerah Kerajaan Pajang. Adapun lokasi pasar Laweyan terdapat di desa Laweyan (sekarang terletak diantara kampung Lor Pasar Mati dan Kidul Pasar Mati serta di sebelah timur kampung Setono).

Di selatan pasar Laweyan di tepi sungai Kabanaran terdapat sebuah bandar besar yaitu bandar Kabanaran. Melalui bandar dan sungai Kabanaran tersebut pasar Laweyan terhubung ke bandar besar Nusupan di tepi Sungai Bengawan Solo.

Kampung Laweyan merupakan suatu kelurahan yang luas wilayahnya 24.83 ha dengan penduduk sekitar 2500 jiwa. Laweyan adalah kampung batik tertua di Indonesia. Eksistensi para pengusaha batik/juragan Laweyan sangat terkenal terutama pada jaman keemasan era KH Samanhudi sekitar tahun 1911.

Laweyan juga terkenal dengan bentuk bangunan dan kondisi lingkungan yang khas. Arsitektur rumah tinggal di kampung batik ini umumnya di pengaruhi unsure tradisional Jawa, Eropa(Indisch), China dan Islam. Bangunan-bangunan ini dilengkapi dengan pagar tinggi atau “Beteng” yang menyebabkan terbentuknya gang-gang sempit.

Kawasan sentra industri batik ini sudah ada sejak zaman kerajaan Pajang tahun 1546 M. Seni batik tradisional yang dulu banyak didominasi oleh para juragan batik sebagai pemilik usaha batik, sampai sekarang masih terus ditekuni masyarakat Laweyan sampai sekarang. Sebagai langkah strategis untuk melestarikan seni batik, Kampung Laweyan didesain sebagai kampung batik terpadu, memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 ha yang terdiri dari 3 blok.

Konsep pengembangan ini untuk memunculkan nuansa batik yang dominan yang secara langsung akan mengantarkan para pengunjung pada keindahan seni batik.Di antara ratusan motif batik yang dapat ditemukan di Kampung Batik Laweyan, jarik dengan motif Tirto Tejo dan Truntum jadi ciri khan Batik Laweyan.

Pengelolaan Kampung Batik Laweyan ditujukan untuk menciptakan suasana wisata dengan konsep utama “Rumahku adatah Galeriku”. Artinya rumah memiliki fungsi ganda sebagai showroom sekaligus rumah produksi. Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul yaitu “Eksistensi Kampung Wisata Batik Laweyan Dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Laweyan Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana deskripsi lokasi Kampung Wisata Batik Laweyan?
  2. Bagaimana latar belakang Kampung Wisata Batik Laweyan ?
  3. Bagaimana perkembangan Kampung Wisata Batik Laweyan?
  4. Bagaimana dampak perkembangan tersebut terhadap kehidupan  masyarakat Laweyan Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

  • Untuk mengetahui deskripsi lokasi Kampung Wisata Batik Laweyan.
  • Untuk mengetahui latar belakang Kampung Wisata Batik Laweyan.
  • Untuk mengetahui perkembangan Kampung Wisata Batik Laweyan.
  • Untuk mengetahui dampak perkembangan tersebut terhadap kehidupan masyarakat di Laweyan, Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis
    Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
    a. Menambah pengetahuan dan wawasan ilmiah tentang sejarah pada umumnya dan tentang latar belakang Kampung Wisata Batik laweyan pada khususnya.
    b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada setiap pembaca agar digunakan sebagai tambahan bacaan dan sumber data dalam penulisan sejarah.
  2. Manfaat Praktis
    Secara praktis atau aplikasi penelitian ini bermanfaat :
    a. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
    b. Memberikan sumbangan terhadap penelitian selanjutnya, khususnya dalam sejarah pariwisata yang ada di Indonesia.

LANDASAN TEORI

1. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata diperoleh dari budayawan intelektual atas permintaan Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku ketua DTI (Dewan Tourism Indionesia ) di tahun 1960-an. Secara terpisah kedua orang budayawan yang diminta pertimbangannya adalah Prof. Mr. Moh. Yamin dan Prof. Dr. Prijono. Kedua budayawan tersebut memberi istilah pariwisata untuk menggantikan istilah tourism.

Istilah pariwisata terlahir dari bahasa sansekerta yang terdiri dari: pari, wis(man) dan sata. Yang bila dirangkai menjadi pariwisata yang berarti pergi secara lengkap meninggalkan rumah atau kampung halaman berkeliling terus menerus ( Nyoman S. Pendit, 2002:1).

Herman V. Schulalard, seorang ahli ekonomi berkebangsaan Austria, memberikan batasan pariwisata sebagai berikut, pariwisata dalam arti modern adalah gejala zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan, pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, keselarasan, keseragaman dan kenikmatan pada alam semesta.

Pada faktor khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan antar negara dan kelas dalam masyarakat sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan alat-alat pengangkutan ( E.Guyer Freuler dalam Nyoman S. Pendit, 1986:25).

b. Jenis – Jenis Pariwisata

Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan nenek moyang pada suatu negara, maka timbullah bermacam-macam dan jenis pariwisata yang dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama-kelamaan mempunyai ciri khas tersendiri. Setiap ahli pariwisata tentunya mempunyai pandangan berbeda mengenai jenis dan macam pariwisata, antara ahli pariwisata satu dengan yang lain akan berbeda mengenai pembagian jenis-jenis pariwisata.

Menurut Nyoman S. Pendit (2002:40), selain pembagian jenis pariwisata di atas, pariwisata dapat dibagi dalam beberapa macam pariwisata.. yaitu :

  • Wisata Budaya, perjalanan ini dilakukan untuk memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang mengenai cara hidup, kebiasaan, adat istiadat, budaya dan seni masyarakat di lain negara.
  • Wisata Olahraga, wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau mengambil bagian dari pesta olah raga di suatu negara atau tempat.
  • Wisata Komersial, yang termasuk jenis ini adalah perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan panen raya yang bersifat komersial.
  • Wisata Industri, adalah perjalanan yang dilakukan oleh orang awam maupun mahasiswa ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dengan tujuan untuk melakukan peninjauan atau penelitian.
  • Wisata Pertanian, perjalanan wisata yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, pembibitan yang bertujuan untuk penelitian maupun menikmati lingkungan.
  • Wisata Buru, jenis wisata ini banyak dilakukan di negara-negara yang memiliki daerah tempat berburu yang dibenarkan dan digalakkan oleh pemerintah.
  • Wisata Pilgrim, jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayan umat atau kelompok dalam masyarakat.
  • Wisata Bulan Madu yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan pengantin baru.
  • Wisata Petualangan. Dikenal dengan Adventure Tourism, seperti masuk hutan belantara yang belum pernah dijelajahi.

c. Wisatawan

1) Pengertian Wisatawan

Dalam rangka lalu lintas kepariwisataan adanya wisatawan dapat dihubungkan dengan keperluan statisktik sebagai alat untuk pengambil keputusan dalam menentukan kebijaksanaan mengenai pengembangan kepariwisataan.

Wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinnya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik perjalanan umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang datang (Oka A. Yoeti, 1993:127).

Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat, yaitu mereka meninggalkan rumah untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah di tempat tersebut ( Nyoman S. Pendit, 1990:37).

Cohen dalam Rose dan Marianto (1998:5), mengemukakan bahwa “wisatawan adalah pelancong yang melakukan perjalanan atas kemauan sendiri dan untuk sementara saja, dengan harapan mendapat kenikmatan dari hal-hal baru dan perubahan yang dialami selama dalam perjalanan yang relatif lama dan tidak berutang”.

Sedangkan Karyono (1997:2) mengemukakan “wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu”.

2) Jenis dan Macam Wisatawan

Oka A. Yoeti (1993:131-133) berpendapat bahwa berdasarkan sifat perjalanan dan ruang lingkup di mana perjalanan wisata itu dilakukan, maka wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Wisatawan Asing (foreign tourist). Yaitu orang asing yang melakukan kunjungan wisata ke negara lain.
  • Domestic Foreign Tourist. Yaitu orang yang berdiam di suatu negara dan dia melakukan perjalanan wisata dimana ia tinggal.
  • Domestic Tourist. Yaitu wisatawan dalam negeri yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya.
  • Indigenous Foreign Tourist. Yaitu warga negara tertentu yang karena tugas berada di luar negeri, kemudian pulang ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di negaranya sendiri.
  • Transit Tourist. Yaitu wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata dan singgah pada suatu pelabuhan, bandara atau stasiun yang bukan karena kemauannya sendiri.
  • Business Tourist. Yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata setelah tujuan utamanya selesai.
  • Sarana dan Prasarana Pariwisata

Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan (Oka A. Yoeti, 1993:181).

Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam. Salah Wahab dalam Nyoman S. Pendit (2002:80), membagi sarana dan prasarana pariwisata menjadi tiga bagian penting yaitu :

  • Receptive Tourist Plant. Yaitu segala bentuk badan usaha yang kegiatannya khusus untuk menyambut kedatangan wisatawan. Termasuk di dalamnya yaitu: Travel Agent dan Tour Operator.
  • Residental Tourist Plant . Yaitu semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan para wisatawan untuk dapat menginap dan tinggal untuk sementara waktu. Termasuk dalam kelompok ini adalah semua bentuk akomodasi untuk wisatawan, yaitu: hotel, wisma, restoran dan rumah makan.
  • Recreative and Sportive Plant. Yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan rekreasi dan olah raga. Misalnya: fasilitas golf, kolam renang, lapangan tenis dan fasilitas lainnya.

2. Masyarakat

Manusia merupakan makhluk sosial, artinya bahwa masyarakat tidak dapat hidup sendiri. Ada ketergantungan antara manusia satu dengan manusia yang lain sehingga menyebabkan ketergantungan antar manusia. Masyarakat menyadari, bahwa manusia sebagai pribadi atau individu hidup di dalam suatu kebudayaan yang memperlakukan manusia sebagai makhluk yang mampu untuk mengarahkan dirinya di dalam kehidupan dan yang menjadi unsur dinamis di dalam peristiwa-peristiwa sosial.

Manusia sebagai individu juga mempunyai kedudukan dan peran tertentu di dalam pergaulannya yaitu dalam masyarakat, sebagai suatu bentuk pergaulan hidup tertentu ( Soerjono Soekanto, 1983:9). Salah satu definisi masyarakat pada awalnya adalah “a union of families” yaitu masyarakat merupakan gabungan atau kumpulan dari keluarga-keluarga.

Awal dari masyarakat adalah hubungan dari individu-individu, kemudian kelompok yang lebih besar lagi menjadi satu kelompok besar orang-orang yang disebut dengan masyarakat ( Khairuddin. M, 2001:34).

Koentjaraningrat (1990:144) mengemukakan “masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi”. Hal yang berbeda diungkapkan Max Weber dalam bukunya Daljoeni (1997:33), menyimpulkan bahwa “masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan (agamawi) dan nilai-nilai yang dominan dari warganya”.

Sedangkan Karl Marx, melihat masyarakat sebagai suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh kebudayaan yang mereka anggap sama” ( Poerwadarminta, 1993:157). Masyarakat juga merupakan suatu kesatuan fungsional, struktural, dan harmonis, selain itu adanya ketegangan dan konflik hanya peristiwa yang kebetulan saja.

Masyarakat dalam ekologi sosial disebut juga dengan community yaitu kehidupan bersama yang berdasarkan teritorial, jadi bisa berupa kota, desa, metropol, dan benua yang bahkan seluruh dunia ( Daljoeni, 1997:34). Pelly dan Menanti (1994:137) mengemukakan hakekat “masyarakat adalah sekumpulan manusia yang memiliki budaya sendiri dan bertempat tinggal didaerah teritorial yang tertentu”. Anggota masyarakat itu memiliki rasa persatuan dan menggangap mereka memiliki identitas tersendiri.

Koentjaraningrat (1990:239) juga mengatakan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang bergaul dan berinteraksi merupakan masyarakat, karena satu masyarakat harus mempunyai satu ikatan lain yang khusus. Ikatan khusus yang membuat satu kesatuan manusia menjadi satu masyarakat yaitu :

  1. Pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupan dalam batas kesatuan itu.
  2. Pola itu harus bersifat mantap dan kontinyu (terus menerus), atau dengan kata lain pada khas itu sudah menjadi adat istiadat yang khas.
  3. Adanya satu rasa identitas diantara para warga atau anggotanya bahwa mereka merupakan satu kesatuan khusus yang berbeda dari kesatuan-kesatuan manusia lain.

Adanya perbedaan lingkungan alam dan kompleksitas kebutuhan manusia di muka bumi menjadikan kehidupan manusia dapat diklasifikasikan menjadi beberapa berdasarkan sejumlah kriteria. Seperti yang dikemukakan oleh Hendropuspito O.C (1989:90), bahwa klasifikasi masyarakat dibagi dalam :

  • Masyarakat Sederhana dan Masyarakat Maju (berkembang)
    1. Masyarakat Sederhana ditandai dengan tidak adanya pembagian kerja yang cermat. Setiap orang melakukan semua pekerjaan yang diperlukan untuk mencukupi kebutuchannya. Dengan kata lain setiap orang dapat mengerjakan segala jenis pekerjaan.
    2. Masyarakat Maju. Masyarakat ini ditandai dengan adanya pembagian kerja yang terinci dan kekhususan yang teliti. Anggota-anggota masyarakat sedemikian ini hanya tahu menjalankan satu jenis pekerjaan atau satu profesi saja.
  • Masyarakat Ekonomi
    Masyarakat ini seluruh aktifitas segenap penduduk ditentukan pada keberhasilan ekonomi sebagai puncak tertinggi. Tinggi rendahnya status sosial serta jabatan di dalam masyarakat diukur menurut tinggi rendahnya prestasi ekonomi.
  • Masyarakat Agama
    Klasifikasi ini ditandai apabila agama merupakan kekuatan terbesar yang menentukan jalannya segala bidang kehidupan dalam masyarakat baik politik, ekonomi, pendidikan, cara berfikir dan bertindak harus berpedoman pada ajaran agama.
  • Masyarakat Totaliter
    Yaitu apabila dalam masyarakat, kekuasaan politik berada dalam satu kelompok pemerintahan yang mengatur semua kelompok-kelompok lain serta lembaga-lembaga yang ada dalam masyarakat itu secara terpusat dan ketat.
  • Masyarakat Demokrasi
    Yaitu ditandai dengan adanya kekuasaan tertinggi di tangan rakyat dan adanya pengakuan persamaan hak dan persamaan martabat semua manusia.

Tujuan utama kelompok manusia yaitu guna mewujudkan hidup bersama yang lebih sempurna dalam segala aspeknya, maka dari itu masyarakat mempunyai tugas pokok bagi anggota masyarakatnya. Mengenai tugas pokok masyarakat antara lain:

  1. Melestarikan eksistensi penghuninya sebagai satu bangsa yang sejahtera. Tugas yang besar ini meliputi pengadaan sarana-sarana dasar dengan tingkat kepastian yang tinggi dan yang dapat menjamin tercapainya sandang, pangan dan pemukiman yang cukup, keamanan, dan ketentraman yang langgeng serta proreaksi warga masyarakat baru.
  2. Mengatur pembagian tugas. Masyarakat sebagai kesatuan organisme sosial mengemban serangkaian tugas yang harus diselesaikan melalui warganya. Pembagian tugas yang begitu penting sekaligus kompleks tidak dapat diserahkan pada kemauan-kemauan masyarakat. Untuk itu harus ada skema yang menyeluruh, berdasarkan skema tersebut masyarakat membagi-bagikan tugas pada kesatuan-kesatuan bakat, pendidikan, dan keterampilan yang dibina oleh kesatuan yang bersangkutan.
  3. Mempersatukan warga masyarakat. Nilai persatuan dan kesatuan yang telah mengambil keputusan untuk hidup bersama dalam kesatuan yang lebih luas guna mencapai tujuan bersama ( Hoogevt, 1985:35).

3. Perubahan Sosial Ekonomi

Manusia yang dikaruniai akal dan pikiran oleh Tuhan dalam hidupnya pasti akan mengalami suatu perubahan. Perubahan yang terjadi pada prinsipnya merupakan suatu proses yang terus menerus. Artinya bahwa perubahan itu akan dapat terjadi secara lambat maupun terjadi secara cepat.

Menurut Mac Iver dalam Soerjono Soekanto (1986:264) “perubahan sosial adalah sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap hubungan keseimbangan social”. Soerjono Soekanto (1986:41) memberikan definisi “perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga sosial yang mempengaruhi sistem sosial termasuk di dalamnya nilai, sikap dan perilaku di antara kelompok dalam suatu masyarakat”.

Perubahan sosial sebagai bagian dari proses sosial yang mencakup perubahan dalam struktur fungsi, budaya kelompok manusia dan lembaga kemasyarakatan (Daldjoeni, 1979:2). Selain itu perubahan sosial adalah perubahan-perubahan dalam lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di dalamnya nilai sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Perubahan sosial adalah proses sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat yang didukung oleh sebagaian besar anggota masyarakat yang merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kestabilan (Nursid Kusumaatmaja,1986:79 )

Dari beberapa pendapat mengenai perubahan sosial di atas dapat diketahui bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat yang meliputi perubahan di dalam adalah lembaga masyarakat. Perubahan ini akan diikuti oleh perubahan sosial lainnya sehubungan dengan adanya dinamika anggota masyarakat dan dilakukan oleh sebagian besar anggota masyarakat.

Dalam konteks sosial ekonomi, perubahan mempunyai pengertian sebagai proses pergeseran atau perkembangan masyarakat dalam aspek sosial dan aspek ekonomi dari suatu kondisi tertentu menjadi kondisi yang lain, berupa kemajuan dan penurunan yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa tertentu.

B. Kerangka Berfikir

Sesuai dengan judul penelitian ini, yaitu  maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

metode penelitian kualitatif

Keterangan:

Batik merupakan salah satu benda budaya yang ada di kota Surakarta. Masyarakat Laweyan sebagian besar merupakan pedagang dan pengrajin batik sehingga sebagian masyarakat Laweyan masih melestarikan benda budaya tersebut dan juga sebagai mata pencaharian utama masyarakat Laweyan. Di Surakarta, Laweyan dikenal sebagai daerah para pengrajin batik.

Untuk dapat meningkatkan pendapatan dan juga melestarikan benda budaya sehingga pemerintah kota Surakarta menjadikan wilayah Laweyan sebagai tempat wisata batik dengan konsep rumah sebagai galeri dengan nama Kampung Wisata Batik Laweyan.

Kampung Wisata Batik Laweyan merupakan wadah bagi para pengrajin batik yang ada di Laweyan untuk memasarkan hasil kerajinannya sehingga para pedagang juga memperoleh pendapatan dari Kampung Wisata Batik Laweyan.  Kampung Wisata Batik Laweyan mempengaruhi kehidupan ekonomi dan juga social masyarakat sekitarnya.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

  1. Tempat Penelitian
    Tempat penelitian sangat menentukan diperolehnya informasi untuk menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian. Tempat penelitian yang akan peneliti gunakan adalah Desa Laweyan, Kecamatan Laweyan, Surakarta.
  2. Waktu Penelitian
    Waktu penelitian merupakan jangka yang peneliti gunakan untuk kepentingan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini waktu yang digunakan penulis adalah sejak pengajuan judul pada bulan September 2010 sampai selesai.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian dengan judul Eksistensi Kampung Wisata Batik Laweyan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Laweyan Surakarta merupakan penelitian yang akan mengungkap perubahan sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.

Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Lexy J. Maleong, 2002:3). Dalam metode penelitian deskriptif, data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari obyek yang diamati maupun orang yang diwawancarai merupakan sumber data utama.

Sedangkan Kirl dan Miller yang dikutip oleh Maleong (2002:3), mendiskripsikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya. Disebut penelitan kualitatif deskriptif, karena data yang dianalisis tidak menerima atau menolak hipotesis jika ada.

Sesuai dengan pendapat di atas, maka bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang mengambil masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dengan menggambarkan obyek yang menjadi pokok permasalahannya dengan mengumpulkan, menyusun, menganalisis dan menginterpretasikan ke dalam bentuk laporan.

2. Strategi Penelitian

Dalam pemilihan strategi penelitian menjelaskan bagaimana tujuan penelitian akan dicapai dan juga bagaimana masalah yang dihadapi di dalam penelitian akan dikaji dan dipecahkan untuk dipahami.

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus terpancang tunggal. Pendekatan kasus terpancang merupakan suatu cara untuk mendapatkan data dalam bentuk kesatuan watak dari obyek yang diteliti (Goede, 1952:331).

Dikaitkan dengan lokasi penelitian yang tunggal, maka penelitian ini merupakan studi kasus tunggal yang terpancang atau embeded case study. Menurut H.B. Sutopo (2002:15), studi kasus tunggal terpancang adalah penelitian hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu obyek).

Aspek-aspek tunggal dapat berupa satu orang atau lebih, satu kelompok atau lebih, satu organisasi atau lebih, satu desa, satu kecamatan, kabupaten, propinsi, negara, bangsa atau lebih, tergantung adanya kesamaan karakteristiknya atau adanya keseragaman dalam banyak hal.

Sedangkan terpancang artinya hanya mengkaji satu masalah saja dan sudah menentukan fokus penelitiannya berupa variabel utamanya yang akan dikaji berdasarkan tujuan dan minat penelitinya (H.B. Sutopo, 2002:30), sehingga fokus studi dalam penelitian ini adalah studi tentang perubahan sosial ekonomi masyarakat.

C. Sumber Data

Menurut H. B. Sutopo (2002) bahwa “Dalam penelitian kualitatif, sumber datanya dapat berupa manusia, pertanyaan dan tingkah laku, doikumen dan arsip atau benda lain”. Sedangkan menurut Lofland, “ Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen”. (Lexi J. Moleong, 2001). Dalam penelitian ini sumber data diperoleh melalui :

1. Informan

Lexi J. Moleong (2001: 45) mengatakan bahwa yang disebut informan adalah “Orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Dalam penelitian ini orang yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data serta mengetahui permasalahan yang akan dikaji adalah : tokoh formal masyarakat Laweyan dan anggota masyarakat Laweyan perajin batik.

2. Tempat dan Peristiwa

Sumber data lain adalah tempat dan peristiwa. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya.

Dalam penelitian ini, sebagai informasinya dapat digali dari pengamatan secara cermat mengenai kondisi dan kelengkapan lokasi, atau tempat yang merupakan bagian dari kehidupan warga masyarakat Laweyan sehari-hari. Sedangkan dari peristiwa aktivitas dalam penelitian ini, peneliti mengetahui perubahan social ekonomi masyarakat Laweyan.

3. Dokumen dan Arsip

H. B. Sutopo (2002: 54) mengemukakan bahwa “Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sering sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasarannya terarah pada latar belakang dengan kondisi peristiwa yang terkini yang sedang dipelajari”.

Dalam penelitian ini dokumen dan arsip menyangkut informasi tentang data demografi di daerah penelitian antara lain meliputi data social ekonomi dan data fisik secara terperinci yaitu luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk, jumlah kepala keluarga, jumalah penduduk menurut umur dan jenis kelamin, menurut mata pencaharian, menurut tingkat pendidikan dan menurut agama.

D. Teknik Sampling

Hadari Nawawi (1993: 152) menjelaskan “Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sample yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sample yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebarannya populasi agar diperoleh sampel yang representative atau benar-benar mewakili populasi”.

“Dalam purposive sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap” (H. B. Sutopo, 2002: 56).

Bertolak dari penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini bentuk sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang diperoleh menjadi sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

a. Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis berdasarkan pada tujuan penelitian. Lexi J. Moleong (2001: 35) mendefinisikan wawancara adalah “Percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dengan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik dengan wawancara langsung.

b. Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Observasi ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Observasi langsung dilakukan terhadap obyek ditempat berlangsungnya kegiatan, sehingga observer cberada bersama obyek yang diteliti (Hadari Nawawi, 1993). Dengan observasi dapat memudahkan bagi peneliti untuk mendapatkan data secara mendalam, sebab peneliti sudah melihat sendiri bagaimana keadaan obyek tersebut.

c. Analisis Dokumen

Dalam penelitian ini, disamping peneliti berusaha mengumpulkan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, maka juga menggunakan analisis dokumen sebagai bahan tertulis untuk melengkapi data-data yang dianggap masih kurang. Cara yang dilakukan adalah dengan mencari teori atau membaca dokumen dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

F. Validitas Data

Validitas data adalah kebenaran dalam kancah penelitian, dimana kebenaran data dalam penelitian itu sangat diperlukan agar hasil penelitian tersebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode trianggulasi data dan review informan dalam menguji keabsahan data. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Trianggulasi Data

Dengan menggunakan berbagai sumber data untuk memperoleh data yang sama supaya lebih meyakinkan kebenaran data tersebut. Jadi data dan informasi yang diperoleh dapat diuji dan dicocokkan dari data informasi yang lain. Dengan demikian peneliti menggunakan beberapa sumber data atau mewawancarai beberapa orang untuk memperoleh data yang benar.

2. Review Informan

Penelitian ini mengadakan pengecekan data dengan cara mengadakan diskusi dengan para narasumber data di lapangan guna memeriksa ulang atas informasi yang telah diberikan sebelumnya. Dengan kata lain peneliti akan mencocokkan data yang sudah diperoleh dengan narasumber yang berada di lapangan.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Lexi J. Moleong (2001: 103), pengertian analisis data adalah “Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam bentuk suatu pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan rumusan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data”.

Teknik analisis yang penulis gunakan adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis data yang didasarkan pada hubungan antara fakta satu dengan fakta yang lain secara hubungan sebab akibat untuk menerangkan suatu peristiwa. Analisis kualitatif yang peneliti gunakan adalah teknik analisis interaktif yang merupakan proses siklus yang bergerak diantara ketiga komponen pokok yaitu reduksi atau seleksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Adapun skema model analisis interaktif menurut H. B. Sutopo (2002 : 187) yaitu sebagai berikut.

Teknik Analisis Data

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah secara rinci dalam penelitian dari awal sampai akhir. Adapun langkah-langkah prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penulisan proposal pengurusan perijinan

Setelah judul penelitian disetujui atau ditentukan dilanjutkan dengan penulisan proposal yang berisi garis besar penelitian. Langkah selanjutnya mengadakan langkah pelaksanaan yaitu dengan mengurus perijinan penelitian.

b. Pengumpulan data dan analisis awal

Pengumpulan data dilakukan di lokasi penelitian termasuk dalam hal ini mengadakan wawancara dengan informan dan mengadakan observasi terhadap sumber-sumber tertulis yang ada kaitannya dengan topic dalam penelitian sebagai data.

c. Analisis akhir dan penarikan kesimpulan

Data yang sudah tersusun rapi merupakan bagian dari analisis awal, maka kegiatan selanjutnya merupakan analisis akhir dengan mengorganisasikan dan mengurutkan data pola dalam uraian dasar sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

d. Penulisan laporan dan perbanyakan laporan

Dari data yang sudah disusun berdasarkan pedoman penelitian kualitatif, maka akan dapat diambil sebuah laporan penelitian sebagai karya ilmiah, yang sebelumnya melalui proses pengujian terlebih dahulu.

Dari uraian di atas, maka dapat digambarkan skema prosedur penelitian sebagai berikut.

Prosedur Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

  • Bambang Prasetyo & Lina Miftanul Jannah (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo.
  • Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta
  • Widodo, T. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Surakarta.:LPP UNS Press
  • Creswell, John W. 2010. Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka pelajar
  • Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
  • Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : ALFABETA CV
  • Yusuf, A Muri. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Padang : UNP Press
  • Hadari Nawawi. 1993. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
  • Heribertus Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press
  • Koentjoroningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia
  • Koentjoroningrat. 1984. Kebudayaan Jawa . Jakarta: Balai Pustaka.
  • Lexi J. Moleong, M. A. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya
  • Peursen, C. A. Van. 1976. Strategi Kebudayaan (Terjemahan Dick Hartoko). Yogyakarta: Kanisius
  • Soerjono Soekanto. 1995. Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Posted

in

by

Tags: