Papua merupakan pulau yang berada di wilayah paling timur dari negara Indonesia. Mungkin beberapa orang dulu lebih mengenalnya dengan nama Irian Jaya. Setelah melalui beberapa sejarah yang cukup panjang, pulau ini dibagi menjadi 2 provinsi yaitu Papua dan Papua Barat.
Wilayah ini dikenal dengan masyarakatnya yang masih begitu memegang erat budaya warisan nenek moyang, salah satunya dalam bentuk rumah adat. Dimana bentuknya sangatlah unik dan berbeda dari rumah di daerah lainnya.
Hal tersebut juga menjadi salah satu bukti keragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Maka dari itu sangatlah penting bagi kita untuk mempelajarinya agar ia tetap lestari dan terjaga sampai ke generasi berikutnya.
Berikut ini Pintarnesia akan memberikan rangkuman pembahasan tentang rumah adat Papua beserta keunikan, ciri khas serta filosifi yang ada di dalamnya.
Baca Juga : Rumah Adat Jawa Tengah
Mengenal Ciri Khas Rumah Adat Papua
Ada perbedaan besar yang menjadi ciri khas rumah tradisional Papua dengan wilayah lainnya. Yaitu dari segi material yang digunakan serta bentuknya. Rumah adat mereka umumnya berbentuk bulat dan masih banyak menggunakan bahan jerami atau rumput kering sebagai atap.
Namun hal tersebutlah yang menjadi salah satu keunikan serta ciri khas yang dimiliki oleh Papua. Banyak wisatawan yang datang karena tertarik dengan budaya yang mereka miliki. Berikut ini beberapa ciri khas yang bisa kita temui pada rumah adat Papua.
1. Bentuk
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa bentuk dari rumah tradisional Papua sedikit unik. Tidak seperti rumah pada umumnya yang berbentuk persegi atau persegi panjang. Rumah adat mereka justru mengambil bentuk lingkaran.
Dan apabila dilihat secara keseluruhan, maka bentuknya akan mirip seperti sebuah jamur. Hal ini merupakan bukti bahwa masyarakat setempat masih menjaga warisan nenek moyangnya secara turun-temurun.
Namun ada juga beberapa jenis rumah yang memiliki bentuk agak berbeda. Hal ini tergantung dari fungsi serta tujuan pembangunannya. Selain itu, setiap suku di Papua biasanya juga memiliki ciri khas rumahnya masing-masing.
2. Bahan
Masyarakat Papua bisa dibilang masih hidup berdampingan dengan alam. Sehingga masih memanfaatkan bahan-bahan dari alam untuk membuat rumahnya. Dalam hal ini mereka tidak menggunakan batu bata, semen ataupun pasir.
Rumah adat Papua dibangun dengan menggunakan kayu-kayu sebagai dinding dan pondasi rumah. Sedangkan untuk bagian atap, biasanya menggunakan jerami atau rumput kering.
Biasanya juga terdapat pintu serta jendela di beberapa bagiannya. Namun ada juga yang tak menyertakan jendela dengan alasannya tersendiri.
3. Ukuran
Jika dibandingkan dengan rumah yang biasa kita temui, maka rumah tradisional Papua tergolong memiliki ukuran yang tidak terlalu besar. Ukurannya biasa mencapai luas 2 hingga 3 meter.
Biasanya untuk sebuah rumah hanya ditinggali oleh beberapa orang saja. Namun untuk beberapa jenis rumah juga ada yang memiliki ukuran cukup besar tegantung fungsinya.
Contohnya seperti rumah yang digunakan sebagai tempat belajar anak-anak atau pertemuan para tetua suku. Ada pula rumah yang digunakan untuk kandang ternak dengan ukuran yang bervasiasi tergantung kebutuhan.
4. Letak
Papua merupakan pulau terbesar yang ada di Indonesia. Namun meski begitu, jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya yang masih sedikit maka populasinya juga tak terlalu padat.
Oleh karena itulah rumah-rumah yang dibangun disana bisa menyebar di beberapa wilayah yang berbeda. Ada yang berada di wilayah hutan, ada pula yang sudah mendekati wilayah perkotaan.
5. Peraturan
Seperti rumah tradisional pada umumnya, ada beberapa aturan khusus yang harus diikuti sebagai bentuk pelaksanaan adat. Biasanya ada rumah-rumah yang dikhususkan untuk kaum pria.
Namun ada juga rumah yang dibangun dan hanya boleh ditinggali oleh kaum wanita saja. Untuk beberapa keperluan, biasanya ada yang ditujukan untuk tempat memelihara hewan ternak.
Aturan-aturan tersebut harus dipatuhi karena sudah menjadi adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun. Biasanya kepala suku juga memiliki peranan dalam memutuskan berbagai macam hal terkait pembangunan rumah.
Baca Juga : Rumah Adat Bali
Macam-Macam Rumah Adat Papua
Setiap rumah adat yang ada dibangun dengan fungsi dan tujuan yang berbeda. Ada aturan adat tertentu yang mengatur pembangunan serta penggunaannya. Berikut ini beberapa jenis rumah tradisional yang bisa kita temui di Papua.
1. Honai
Penamaan rumah ini terdiri dari 2 kata, “hun” artinya laki-laki dan “ai” yang artinya rumah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rumah Honai ini hanya boleh ditinggali oleh para kaum laki-laki saja.
Biasanya rumah tersebut akan dibangun oleh para laki-laki dewasa yang berasal dari suku Dani. Umumnya dibuat menghadap ke arah matahari terbit dan tenggelam.
Dari segi ukuran, ada yang memiliki luas 5 meter dengan tinggi mencapai 2,5 meter. Beberapa hanya dilengkapi dengan satu buah pintu masuk dan keluar tanpa adanya sebuah jendela.
Ukurannya memang tak terlalu besar, namun hal tersebut justru baik untuk yang tinggal disana. Karena banyak rumah yang dibangun di daerah pegunungan, maka ruangan yang sempit tersebut bisa sebagai tempat menghangatkan diri.
Selain itu, pembangunan rumah adat Honai juga terdiri dari 3 tingkat. Untuk tingkat paling bawah biasanya digunakan untuk menyimpan jasad yang telah diawetkan. Lantai selanjutnya digunakan untuk menerima tamu. Sedangkan lantai paling atas dipakai untuk tidur.
2. Ebai
Berasal dari kata “ebe” artinya tubuh dan “ai” yang artinya rumah. Biasanya rumah adat yang satu ini diperuntukan untuk kaum wanita. Namun bisa juga ditinggali anak-anak baik laki-laki maupun perempuan.
Dari segi bentuk tak terlihat perbedaan yang begitu jauh dari rumah Honai. Namun rumai Ebai terlihat lebih pendek dengan ukuran yang lebih luas. Kaum wanita biasanya menggunakan rumah ini sebagai tempat memasak atau mengajari anak-anak.
3. Wamai
Masyarakat Papua masih banyak hidup dengan cara berternak. Sehingga mereka juga membutuhkan tempat untuk menyimpan hewan ternaknya. Dan rumah Wamai inilah yang diperuntukan untuk kebutuhan tersebut.
Ia dibangun dengan tujuan sebagai kandang bagi hewan ternak yang dimiliki masyarakat setempat. Bentuknya mirip denga rumah Ebai, namun memiliki atap yang cenderung lebih lancip.
Tidak ada aturan khusus tentang besar ukuran dari rumah Wamai. Hal tersebut bisa disesuaikan dengan banyaknya ternak yang dimiliki sehingga kebutuhan masing-masing orang berbeda.
4. Kariwari
Ini merupakan rumah tradisional khas yang bisa kita temui di Suku Tobati dan Enggros. Mereka tinggal di wilayah Jayapura tepatnya di dekat Danau Sentani.
Secara umum, rumah ini dibangun sebagai tempat belajar bagi anak laki-laki. Sedari kecil, mereka sudah diajarkan tentang bagaimana cara untuk bertahan hidup seperti mencari nafkah dsb.
Bentuk rumah Kariwari ini memiliki atap yang lebih mengerucut dibandingkan rumah Honai atau Ebai. Dari segi ukuran juga terbilang lebih besar dan juga luas.
Bahan yang digunakan pun berbeda-beda tergantung para pembuatannya. Beberapa diantaranya masih mengguakan kayu dan jerami sebagai atapnya. Namun ada pula yang sudah menggunakan bahan-bahan yang lebih modern.
Rumah ini biasanya dibangun terdiri dari 3 tingkatan. Untuk tingkat paling bawah biasanya digunakan untuk belajar anak laki-laki. Di tingkat kedua biasa dipakai sebagai tempat pertemuan para petinggi suku. Sedangkatn tingkat teratas bisa dipakai untuk meditasi atau berdoa.
5. Rumsram
Kita bisa menemui rumah adat Rumsram ini di wilayah Papua Timur, khususnya di suku Biak Numfor. Ia memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan rumah tradisional Papua lainnya.
Dibangun sebagai sebuah rumah panggung, Rumsram bisa memiliki tinggi hingga 8 meter. Ia juga memiliki bentuk cenderung persegi dan bukannya lingkaran seperti rumah adat Papua lainnya.
Banyak digunakan sebagai tempat untuk mengajari anak laki-laki tentang berbagai hal. Mulai dari ketrampilan sederhana hingga cara berperang. Sehingga mereka akan memiliki pengetahuan yang cukup apabila nanti sudah waktunya menjadi kepala keluarga.
Rumah Rumsram biasanya dibangun dengan menggunakan kayu sebagai pondasi dan lantainya. Sedangkan untuk bagian dinding biasa menggunakan bambu yang sudah dipotong dan disusun sedemikian rupa. Selain itu ia juga dibangun terdiri dari 2 lantai/tingkat.
Tanya Jawab
Nama rumah adat papua yang terkenal adalah honai dan ebai, meski terlihat sama keduanya berbeda.
Rumah adat papua adalah rumat adat khas daerah papua, dengan keunikan dan ciri khas yang ada pada daerahnya.
Rumah adat honai adalah rumah adat yang diambil dari kata hun yang artinya laki-laki dan ai yang artinya rumah.
Umumnya rumah adat papua di buat dengan bahan dari alam, hutan, sungai dan bahan-bahan alami lainya.
Demikian pembahasan tentang rumah adat tradisional Papua berserta jenis dan gambarnya. Mereka memiliki rumah yang begitu unik dan memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila ada kritik, saran atau pertanyaan silahkan berkomentar di bawah.