contoh laporan keuangan

Siklus Akuntansi

Siklus Akuntansi – Siklus Akuntansi (Accounting Cycle) adalah sebuah aktivitas yang diawali dengan melakukan sebuah analisis dan juga pencatatan transaksi bisnis yang kemudian diakhiri dengan melakukan persiapan untuk aktivitas periode dari kegiatan akuntansi yang selanjutnya angan cara memulai membuat sebuah jurnal penutup.

Jadi bisa dikatakan bahwa dalam siklus akuntansi tidak hanya melakukan proses pembuatan laporan keuangannya saja, melainkan segala proses aktivitas akuntansi di dalam sebuah perusahaan atau entitas, yang mana proses penyusunan laporan keuangan juga salah satu dari proses dalam siklus akuntansi.

Nah, bagi kamu yang ingin tahu lebih dalam lagi tentang pengertian siklus akuntansi lebih detil, proses dalam siklus akuntansi dan juga contoh dari siklus akuntansi, berikut ini adalah ulasan dan pembahasannya.

 

Pengertian Siklus Akuntansi

Seperti yang sudah yang dijelaskan di watt bahwa dalam setiap perusahaan memiliki sebuah siklus aktivitas yang terjadi secara berulang-ulang setiap saat atau yang bisa di kenal dengan siklus akuntansi atau accounting cycle. Gambaran di atas adalah sebuah ringkasan dari siklus akuntansi.

Tapi apakah kamu tahu apa definisi yang sebenarnya dari siklus akuntansi? Siklus akuntansi merupakan sebuah urutan proses yang diawai dengan menganalisa semua transaksi yang dilakukan, mencatat dan menyusun laporan keuangan, dan yang terakhir adalah di tutup dengan sebuah proses untuk mempersiapkan aktivitas akuntansi untuk melakukan periode dari siklus akuntansi yang selanjutnya.

Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan, terdapat beberapa sub proses seperti : membuat buku besar, membuat neraca saldo, membuat jurnal penyesuaian, Ana membuat jurnal penutup.

 

A. Contoh Siklus Akuntansi

Berikut ini adalah contoh dari siklus akuntansi :

PT. Jaya Abadi merupakan salah satu perusahaan jasa dalam bidang konsultasi akuntansi, manajemen keuangan, kursus akuntansi, dan pendamping perusahaan yang ingin membenahi kembali sistem dari akuntansi keuangan dan juga penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Dalam melakukan aktivitas tersebut biasanya dilakukan dalam sepanjang bulan atau tahun. Nah, dalam waktu bulan atau tahun tersebut, semua transaksi yang dilakukan selama melakukan operasional perusahaan akan di catat. Transaksi yang di catat di dalam perusahaan biasanya berupa:

  • Transaksi dalam penjualan jasa seperti memberikan training dan konsultasi.
  • Transaksi dalam penerimaan kas, yakni menerima sejumlah uang tunai atas Trading dan juga konsultasi yang telah diberikan.
  • Transaksi pembelian misalnya melakukan pembelian bahan yang habis pakai secara kredit.
  • Transaksi pengeluaran kas misalnya adalah melakukan pembayaran upah atau gaji terhadap para karyawan, biaya dalam melakukan marketing, dan beban operasional yang lainnya.

Pada setiap akhir bulan dan tahun maka perusahaan akan menyiapkan sebuah laporan keuangan yang biasanya merangkum semua aktivitas operasional perusahaannya selama jangka waktu tersebut. Dan untuk melakukan persiapan pencatatan setiap transaksi pada periode berikutnya, biasanya perusahaan akan membuat sebuah jurnal penutup.

Jadi berdasarkan penjelasan di atas tentang siklus aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan jasa PT. Jaya Abadi maka kita dapat menyimpulkan bahwa siklus akuntansi merupakan sebuah proses akuntansi yang diawali dengan melakukan analisis dan juga membuat jurnal untuk setiap transaksi yang dilakukan dan diakhiri dengan membuat sebuah jurnal penutup yang berfungsi untuk mempersiapkan catatan akuntansi yang nantinya digunakan pada transaksi-transaksi pada periode berikutnya.

Lalu jika kamu masih bingung apakah siklus akuntansi perusahaan dagang dan siklus akuntansi dari perusahaan manufaktur drama dengan siklus akuntansi dari perusahaan jasa?

Secara umum dalam melakukan proses aktivitas, alur, dan juga tahapan dari siklus akuntansi dari ketiga perusahaan tersebut sama, akan tetapi terdapat perbedaan pada sisi transaksinya.

Ada beberapa jenis transaksi yang terdapat pada perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur. Tapi jenis transaksi tersebut hanya ada di beberapa perusahaan tertentu saja, jadi tidak semua perusahaan memiliki jenis transaksi tersebut.

Misalnya transaksi terhadap persediaan barang masih dalam proses, nah, transaksi tersebut hanya terdapat pada perusahaan manufaktur atau di industri pengolahan. Lalu jika transaksi pengeluaran kas untuk menyalurkan dana zakat, maka transaksi tersebut hanya ada pada siklus akuntansi zakat saja. Selain itu masih ada juga transaksi yang hanya ada pada siklus akuntansi bank Syariah.

 

B. Proses Siklus Akuntansi

Lihatlah flowchart di atas. Flowchar di atas tersebut merupakan sebuah gambaran tentang satu periode dari siklus akuntansi. Dari gamat tersebut kamu dapat melihat 10 tahapan utama (dan juga terdapat rincian dari beberapa cabang utama yang membuatnya menjadi 11 atau bahkan 12 tahap) siklus akuntansi, yakni :

  1. Melakukan analisis terhadap transaksi keuangan dan kemudian mencatatnya ke dalam jurnal umum dan juga jurnal khusus.
  2. Memindahkan transaksi yang telah di analisis tadi ke dalam buku besar.
  3. Siapkan neraca Saldo sebelum melakukan penyesuaian.
  4. Melakukan persiapan dan juga melakukan analisis data penyesuaian.
  5. Siapkan kertas kerja atau neraca lajur akhir periode.
  6. Membuat sebuah ayat jurnal penyesuaian dan kemudian memindahkannya ke buku besar.
  7. Menyiapkan neraca saldo setelah melakukan penyesuaian.
  8. Menyiapkan laporan keuangan.
  9. Membuat sebuah ayat jurnal penutup yang kemudian juga dipindahkan ke dalam buku besar.
  10. Menyiapkan kembali neraca saldo setelah melakukan penutupan.

Berdasarkan 10 tahapan adalah sebuah penjara yang diambil dari gambar flowchart siklus akuntansi yang ada di atas. Berdasarkan flowchart siklus akuntansi yang ada di atas tersebut kita juga dapat melihat bagaimana sebuah dara akuntansi dapat dimulai, yakni :

  • Dengan dokumen sumber yang digunakan untuk melakukan transaksi,
  • Melewati suatu sistem akuntansi,
  • Dan yang terakhir adalah melakukan penyusunan keuangan.

 

Contoh Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Dalam mempermudah memahami urutan aktivitas yang telah dilakukan pada setiap siklus akuntansi, berikut ini kami akan memberikan contoh tentang siklus akuntansi di perusahaan jasa dalam satu periode. Mulai dari melakukan transaksi uang, proses penyusunan laporan keuangan sampai ke menyiapkan akun-akun dalam melakukan pencatatan transaksi periode. Jadi langsung saja kita bahas satu persatu.

 

A. Tahap-Tahap Siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa

Dalam mempermudah dalam memberikan penjelasan tentang tahap-tahap dalam proses siklus akuntansi perusahaan jasa, maka kami akan memberikan contoh tentang siklus perusahaan jasa. Berikut ini adalah contohnya :

Pak Mail sudah melakukan usaha d bidang jasa konsultasi paruh waktu di rumahnya selama beberapa tahun. Pak Mail mengawali pekerjaan paruh waktu tersebut pada tanggal 01 Januari 2018, ia juga menyewa sebuah kantor yang lokasinya strategis dan untuk melakukan usaha konsultasinya itu dengan penuh waktu.

Usaha yang pak Mail meliki bernama Mail Consulting, yang mana perusahaan yang ia miliki bergerak di bidang jasa pelatihan akuntansi, pendampingan dan juga penyusunan SOP Akuntansi Keuangan perusahaan, dan masih beberapa jasa keuangan yang lainnya.

Selama di bulan Januari 2018, Mail Consulting melakukan beberapa transaksi seperti berikut :

Januari 01
Aset yang diterima oleh Pak Mail adalah :

  • Kas Rp 13.100.000
  • Piutang usaha Rp 3.000.000
  • Bahan habis pakai 1.400.000
  • Peralatan kantor Rp 12.500.000

Dan tidak ada kewajiban yang diterima

Januari, 02:

Membayar kantor yang ia sewa untuk tiga bulan sesuai kontrak sewa, Rp 4.800.000

Januari, 02 :
Membayar premi asuransi kerugian dan kebakaran untuk properti Rp 1.800.000

Januari, 04:
Menerima uang dari klien sebagai pembayaran di muka untuk jasa yang akan disediakan dan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka  Rp 5.000.000.

Januari, 05 :
Membeli tambahan peralatan kantor secara kredit dari Toko Berkah Jaya Rp 2.000.000

Januari, 6 :
Menerima uang dari klien atas pelunasan piutang usaha Rp 1.800.000

Januari, 10 :
Membayar tunai untuk iklan online Rp 120.000

Januari, 12 :
Membayar Toko Berkah Jaya sebagian dari utang pembelian tanggal 5 Januari 2018 Rp 1.200.000

Januari, 13 :
Mencatat jasa yang disediakan secara kredit untuk periode 1-12 Januari 2018 Rp 4.200.000

Januari, 14 :
Membayar gaji dua mingguan pegawai freelance Rp 750.000

Januari, 17 :
Menerima kas dari klien atas honor periode 1-16 Januari 2018 Rp 6.250.000

Januari, 18 :
Membayar tunai atas pembelian bahan habis pakai, Rp 800.000

Januari, 20 :
Mencatat pendapatan honor yang masih terutang untuk periode 13-20 Januari 2018 sebesar Rp 2.100.000

Januari, 24 :
Menerima uang dari klien atas honor periode 17-24 Januari 2018, Rp 3.850.000

Januari, 25 :
Menerima uang dari klien atas pelunasan piutang usaha, Rp 5.600.000

Januari, 28 :
Membayar gaji dua mingguan pegawai freelance, Rp 750.000

Januari, 29 :
Membayar tagihan telepon bulan Januari Rp 130.000

Januari, 30 :
Membayar tagihan listrik bulan Januari, Rp 200.000

Januari, 30 :
Menerima uang dari klien atas honor periode 25-30 Januari 2018, Rp 3.050.000

Januari, 30 :
Mencatat pendapatan honor yang masih terutang untuk sisa bulan Januari 2018, Rp 1.500.000

Januari, 30 :
Pak Mail menarik tunai untuk keperluan pribadi sebesar Rp 6.000.000

Itulah contoh kegiatan berbagai transaksi keuangan yang di lakukan Mail Consulting selama bulan Januari 2018. Yang selanjutnya kami akan menggunakan contoh siklus akuntansi dari perusahaan jasa. Berikut ini adalah 10 tahap dari siklus akuntansi perusahaan jasa konsultan “Mail Consulting”

 

1. Tahap Pertama, Menganalisis dan Mencatat Transaksi ke Jurnal Umum

Tahap yang paling pertama dalam siklus akuntansi ialah menganalisis dan mencatat semua transaksi ke dalam jurnal umum maupun jurnal khusus.

Tapi apakah kamu tahu bagaimana mencatat semua transaksi akuntansi?

Cara yang paling mudah dilakukan untuk mencatat dan menganalisa semua transaksi adalah dengan menggunakan sistem akuntansi jurnal berpasangan debit kredit. Sistem akuntansi jurnal berpasangan adalah salah satu alat yang sangat berguna untuk menganalisis dan juga mencatat semua transaksi akuntansi keuangan.

Untuk lebih jelasnya kamu bisa melihat gambar di bawah ini yang menjelaskan bagaimana proses pencatatan semua transaksi ke dalam jurnal umum :

Adapun beberapa langkah yang dapat diperlukan saat menggunakan sistem jurnal berpasangan untuk menganalisis dan juga mencatat transaksi seperti berikut ini :

  • Pahami semua tentang penjelasan dari transaksi. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk menentukan apakah transaksi yang dilakukan tersebut terpengaruhi akun aset, viabilitas, ekuitas, pendapatan, dan juga beban.
  • Setiap akun yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut, lalu tentukanlah apakah saldo tersebut manik atau turun.
  • Pastikan bahwa setiap kenaikan atau penurunan yang terjadi telah dicatat sebagai debit dan kredit dengan mengikuti aturan debit dan juga kredit.
  • Cara melakukan transaksi tersebut yakni menggunakan sebuah ayat jurnal.

Agar lebih mudah melakukan pencatatan terhadap setiap transaksi yang dilakukan oleh Mail Consulting, maka haruslah menggunakan Chart of Account (COA).

Lalu apakah itu Chart of Account (COA)?

Chart of Account merupakan sebuah daftar akun yang dapat digunakan untuk mencatat setiap transaksi akuntansi. Chart of Account sangat berguna untuk menentukan manakah yang harus terpengaruh oleh transaksi.

Adapun Chart of Account (COA) yang terdapat di dalam perusahaan jasa Mail Consulting sebagai berikut :

  • Kas
  • Piutang Usaha
  • Bahan Habis Pakai
  • Sewa Dibayar  di Muka
  • Asuransi Dibayar di Muka
  • Peralatan Kantor
  • Utang Usaha
  • Utang Gaji
  • Pendapatan Diterima di Muka
  • Modal
  • Prive
  • Ikhtisar Laba Rugi
  • Pendapatan
  • Beban Gaji
  • Beban Sewa
  • Beban Bahan Habis Pakai
  • Beban Penyusutan
  • Beban Asuransi
  • Beban Lain-lain

Setelah menganalisis setiap transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan jasa Mail Colsuting selama bulan Januari 2018, selanjutnya adalah melakukan pencatatan terhadap ayat jurnal umum untuk setiap transaksi seperti berikut :

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian tanggal 1 Januari 2018:
(Debit) Kas Rp 13.100.000
(Debit) Piutang Usaha Rp 3.000.000
(Debit) Bahan Habis Pakai Rp 1.400.000
(Debit) Peralatan Kantor Rp 12.500.000
(Kredit) Modal Rp 30.000.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran sewa tanggal 01 Januari 2018:
(Debit) Sewa Dibayar di Muka Rp 4.800.000
(Kredit) Kas Rp 4.800.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran asuransi tanggal 2 Januari 2018:
(Debit) Asuransi Dibayar di Muka Rp 1.800.000
(Kredit) Kas Rp. 1.800.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pendapatan tanggal 4 Januari 2018:
(Debit) Kas Rp 5.000.000
(Kredit) Pendapatan Diterima di Muka Rp 5.000.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian kredit peralatan kantor tanggal 5 Januari 2018:
(Debit) Peralatan Kantor Rp 2.000.000
(Kredit) Utang Usaha Rp 2.000.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi piutang tanggal 6 Januari 2018:
(Debit) Kas Rp 1.800.000
(Kredit) Piutang Usaha Rp 1.800.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pengeluaran beban lain-lain tanggal 10 Januari 2018:
(Debit) Beban lain-lain Rp 120.000
(Kredit) Kas Rp 120.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi utang usaha dan piutang usaha tanggal 12 Januari  2018:
Transaksi 1:
(Debit) Utang Usaha Rp 1.200.000
(Kredit) Kas Rp 1.200.000
Transaksi 2:
(Debit) Piutang Usaha Rp 4.200.000
(Kredit) Pendapatan Fee Rp 4.200.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran gaji karyawan tanggal 14 Januari 2018:
(Debit) Beban Gaji Rp 750.000
(Kredit) Kas Rp 750.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pendapatan tanggal 17 Januari 2018:
(Debit) Kas Rp 6.250.000
(Kredit) Pendapatan Rp 6.250.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembelian bahan habis pakai tanggal 18 Januari 2018:
(Debit) Bahan Habis Pakai Rp 800.000
(Kredit) Kas Rp 800.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pendapatan usaha yang belum dibayar tanggal 20 Januari 2018:
(Debit) Piutang Usaha Rp 2.100.000
(Kredit) Pendapatan Honor Rp 2.100.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pendapatan tanggal 24 Januari 2018:
(Debit) Kas Rp 3.850.000
(Kredit) Pendapatan Honor Rp 3.850.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pembayaran piutang usaha tanggal 25 Januari 2018:
(Debit) Kas Rp 5.600.000
(Kredit) Piutang Usaha Rp 5.600.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran gaji tanggal 27 Januari 2018:
(Debit) Beban Gaji Rp 750.000
(Kredit) Kas Rp 750.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi pembayaran beban lain-lain tanggal 29 Januari 2018:
(Debit) Beban Lain-lain Rp 130.000
(Kredit) Kas Rp 130.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi  pengeluaran beban lain-lain dan penerimaan pendapatan tanggal 30 Januari 2018:

Contoh pencatatan jurnal transaksi pengeluaran beban lain-lain:
(Debit) Beban Lain-lain Rp 200.000
(Kredit) Kas Rp 200.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pendapatan:
(Debit) Kas Rp 3.050.000
(Kredit) Pendapatan Rp3.050.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penerimaan pembayaran piutang usaha:
(Debit) Piutang Usaha Rp 1.500.000
(Kredit) Pendapatan Rp 1.500.000

Contoh pencatatan jurnal transaksi penarikan dana untuk keperluan pribadi:
(Debit) Prive Rp 6.000.000
(Kredit) Kas Rp 6.000.000

 

2. Tahap Kedua, Posting Jurnal Transaksi ke Buku Besar

Tahap yang selanjutnya adalah memposting atau memindahkan saldo-saldo yang terdapati jurnal umum ke dalam buku besar. Jadi yang dimaksud dengan buku besar adalah sebuah kumpulan saldo dari akun-akun yang dapat diperoleh dari pemindahan pencatatan transaksi.

Fungsi buku besar dalam proses siklus akuntansi sendiri cukup penting yakni menyiapkan proses ke dalam tahap yang berikutnya dalam melakukan penyusunan laporan keuangan.

Semua transaksi yang dicatat di dalam jurnal umum dan jurnal khusus secara periodik dipindahkan sesuai dengan akun-akun di dalam buku besar. Untuk lebih jelasnya kamu bisa melihat gambar di bawah ini yang merupakan sebuah pencatatan semua transaksi ke dalam sebuah buku besar :

Lalu apakah kamu tahu apa itu posting?

Posting atau memindahkan saldo yang di miliki yang berandal dari jurnal yang kemudian dipindahkan ke dalam buku besar, termasuk mencatat tanggal transaksi, jumlah debit atau referensi jurnal dalam akun. Nomor akun yang dicatat di dalam kolom referensi posting dalam jurnal untuk menunjukkan bahwa ayat jurnal yang telah diposting ke semua Kan yang ada di dalam buku besar.

Aktivitas-aktivitas tersebut yang termasuk ke dalam urutan ke dua siklus akuntansi. Berikut ini adalah saldo akun-akun buku besar perusahaan jasa Mail Consulting :

Mail Consulting
Buku Besar
31 Januari 2018

Contoh Buku Besar: Akun Kas

Contoh Buku Besar:  Akun Piutang Usaha

Contoh Buku Besar: Akun Bahan Habis Pakai

Contoh Buku Besar: Akun Sewa Dibayar Di Muka

Contoh Buku Besar: Akun Asuransi Dibayar di Muka

Contoh Buku Besar: Akun Peralatan Kantor

Contoh Buku Besar: Akun Akumulasi Penyusutan

Contoh Buku Besar: Akun Utang Usaha

Contoh Buku Besar: Akun Utang Gaji

Contoh Buku Besar: Akun Pendapatan Diterima di Muka

Contoh Buku Besar: Akun Modal

Contoh Buku Besar: Akun Prive

Contoh Buku Besar: Akun Ikhtisar Laba Rugi

Contoh Buku Besar: Akun Pendapatan

Contoh Buku Besar: Akun Beban Gaji

Contoh Buku Besar: Akun Beban Sewa

Contoh Buku Besar: Akun Beban Bahan Habis Pakai

Contoh Buku Besar: Akun Beban Penyusutan

Contoh Buku Besar: Akun Beban Asuransi

Contoh Buku Besar: Akun Beban lain-lain

 

3. Tahap Ketiga, Menyiapkan Neraca Saldo Sebelum Disesuaikan

Urutan ketiga dari siklus akuntansi asalah menyiapkan daftar saldo yang belum disesuaikan dan juga disiapkan untuk menentukan apakah terdapat kesalahan di dalam posting debit dan kredit ke buku besar. Daftar saldo yang belum disesuaikan bukanlah sebuah bukti yang akurat yang lengkap mengenai buku besar.

Daftar saldo hanya dapat menunjukkan bahwa banyaknya jumlah debit sama dengan banyak dari jumlah kredit. Namun manfaatnya masih tetap ada karena kesalahan yang ada sering kali mempengaruhi kesamaan jumlah dari debit dan kredit.

Jika di antar jumlah kedua saldo terapat tidak kesamaan dalam neraca saldo maka itu menandakan telah terjadinya kesalahan dan hal tersebut haru dikoreksi kembali dan dibenarkan.

Daftar saldo yang belum disesuaikan untuk Mail Consulting akan di ambil dari buku besar yang telah di buat pada urutan siklus akuntansi tahap kedua, yakni pada saat ayat jurnal penyesuaian belum dicatat. Maka dari itu perhatikanlah bentuk dari neraca saldo yang belum dilakukan penyesuaian terhadap setiap transaksi yang terjadi di perusahaan Mail Consulting sebagai berikut :

Mail Consulting
Neraca Saldo Belum Disesuaikan
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)

 

4. Tahap Keempat, Menyiapkan dan Menganalisis Data Penyesuaian

Pada urutan yang keempat pada siklus akuntansi adalah menyiapkan dan juga menganalisis setiap data transaksi yang perlu dilakukan penyesuaian. Jadi sebelum laporan keuangan dapat disiapkan, maka setiap data transaksi atau setiap akun harus dimutahirkan.

Terdapat empat jenis akun yang biasanya perlu dilakukan penyesuaian seperti beban biaya di muka, pendapatan yang diterima di muka, piutang usaha, dan yang terakhir adalah beban yang masih harus dibayarkan oleh perusahaan.

Dan sebagai tambahan, beban penyusutan haruslah dicatat termasuk semua aset tetap selain tanah. Dan semua data yang ada berikut ini merupakan bagian dari transaksi tambahan yang masih perlu disesuaikan dengan menggunakan sebuah jurnal penyesuaian, yakni :

  • Asuransi yang sudah terpakai selama bulan Januari 2018 adalah sebesar Rp 300.000
  • Sisa bahan bis pakai yang terdapat di tanggal 30 Januari 2018 adalah sebesar Rp 1.350.000
  • Penyusutan terhadap peralatan kantor yang digunakan pada bulan Januari 2018 adalah sebesar 330.000
  • Upah atau gaji yang diberikan kepada para karyawan freelance yang belum dibayarkan pada tanggal 30 Januari 2018 adalah sebesar Rp 120.000
  • Biaya sewa yang terpakai pada bulan Januari adalah 2018 adalah sebesar Rp 1.600.000
  • Pendapatan yang diterima di muka pada tanggal 30 Januari 2018 adalah sebesar Rp 2.500.000

 

5. Tahap Kelima, Menyiapkan Kertas Kerja Akhir Periode (Opsional)

a. Pengertian Kertas Kerja Akuntansi Akhir Periode

Yang dimaksud dengan kertas kerja yang ada pada tahapan kelima ini adalah accounting tol yang berguna untuk mengumpulkan dan juga merangkum setiap data yang diperlukan dalam menyiapkan beragam analisis dan juga laporan.

Pada tahap kelima ini memang berguna, namun tahapan ini bukanlah bagian dari pencatatan akuntansi formal. Hal tersebut berlawanan dengan bagan akun, jurnal, dan buku besar yang mana ketiga hal tersebut merupakan bagian penting dan harus ada di setiap sistem akuntansi dan juga siklus akuntansi.

Kertas kerja biasanya disiapkan dengan menggunakan program kertas kerja yang ada di komputer, dan biasanya kertas kerja menggunakan Excel karena di dalamnya terdapat rumus dan juga fitur yang sangat membantu. Sedangkan untuk perusahaan yang kecil yang memiliki jumlah akun dan penyesuaian yang sedikit, penggunaan dari kertas kerja pada akhir periode tidak terlalu dibutuhkan.

Walaupun dalam kertas kerja yang ada di akhir periode tidak terlalu diperlukan, akan tetapi kertas ini sangatlah berguna dalam menunjukkan sebuah alur informasi akuntansi dari neraca saldo yang belum disesuaikan dengan daftar saldo yang telah disesuaikan dan dengan laporan keuangan.

Selain hal tersebut, kertas kerja akhir pada akhir periode juga dapat bermanfaat untuk menganalisis pengaruh dari penyesuaian yang telah diajukan terhadap laporan keuangan. Maka dari itu perhatikanlah kertas kerja atau neraca lajur 12 kolom pada akhir periode untuk Mail Counting adalah seperti yang berikut ini :

Mail Consulting
Kerta Kerja Akhir Periode/Neraca Lajur
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)

 

b. Fungsi Kertas Kerja dalam Siklus Akuntansi

Kertas kerja merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk menyiapkan laporan tentang laba rugi, laporan ekuitas pemilik (perubahan modal) dan neraca.

Dalam laporan laba rugi biasanya akan disiapkan langsung dengan kertas kerja akan tetapi urutan dari penyajiannya masih dapat diubah-ubah. Misalnya, urutan dapat ubah berdasarkan dengan besar kecilnya jumlah beban, bisa diurutkan dari pos yang paling besar ataupun dari yang kecil. Dan beban lain-lain akan diletakkan terakhir tanpa perlu melihat jumlahnya.

Laporan pertama yang biasanya disajikan di dalam laporan ekuitas pemilik adalah saldo dari akun modal pemilik yang terdapat di awal periode. Meskipun begitu, jumlah yang dimasukkan sebagai modal di dalam kertas kerja tidaklah selalu saldo dari periode awal. Karena sang pemilik juga dapat melakukan investasi tambahan aset di dalam perusahaan sepanjang periode berjalan.

Maka dari itu, untuk saldo awal dan juga penambahan investasi sangatlah penting karena hal tersebut dapat mengacu pada akun modal yang ada di buku besar. Jumlah tersebut masih bersama dengan laba bersih dan rugi bersih dan jumlah dari priave yang ditunjukkan di dalam kertas kerja dapat digunakan uruk menentukan saldo akhir dari akun modal.

Neraca dapat disiapkan langsung dari kolom kertas kerja kecuali untuk saldo akhir dari modal pemilik, yang diambil dari laporan ekuitas pemilik. Pada saat kertas kerja digunakan, ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal penutup biasanya tidak dibuat atau dipindahkan sampai setelah kertas kerja dan laporan keuangan disiapkan.

Data untuk ayat jurnal penyesuaian sendiri diambil dari kolom penyesuaian yang ada di dalam lembar kerja. Data untuk dua ayat jurnal penutup yang pertama biasanya di ambil dari laporan laba rugi yang ada di dalam kertas kerja. Lalu untuk ayat jurnal penutup yang ketiga adalah laba bersih dan rugi bersih yang biasanya muncul pada bagian bawah kertas kerja. Dan yang terakhir adalah jumlah ayat jurnal penutup yang keempat merupakan saldo dari akun prive yang biasanya muncul pada kolom debit neraca yang ada di dalam kertas kerja.

 

6. Tahap Keenam Membuat Ayat Jurnal Penyesuaian

Tahapan yang ke 6 adalah membuat jurnal penyesuaian dan kemudian memindahkannya atau memostingnya ke dalam buku besar. Pembuatan jurnal penyesuaian memiliki tujuan untuk membuat sebuah penyesuaian atau updating terhadap pos-pos tertentu agar dapat sesuai dengan kondisi riil.

Ayat jurnal penyesuaian untuk perusahaan Mail Consulting sendiri telah disiapkan berdasarkan dengan data penyesuaian yang terdapat pada urutan yang ke empat dalam siklus akuntansi. Setiap ayat jurnal penyesuaian biasanya mempengaruhi paling tidak satu akun laporan baik itu laba rugi dan satu akun neraca.

Penjelasan untuk setiap penyesuaian termasuk dengan cara perhitungan biasanya akan disertakan di dalam setiap ayat jurnal penyesuaian.

Di dalam buku besar, ayat dari jurnal penyesuaian akan di tulis sebagai “Ayat Jurnal Penyesuaian”. Sedangkan untuk ayat jurnal dari Mail Consulting adalah sebagai berikut ini :

Tanggal 30 Januari 2018:
(Debit) Beban Asuransi Rp 300.000
(Kredit) Asuransi Dibayar Di Muka Rp 300.000

(Debit) Beban Bahan Habis Pakai Rp 850.000
(Kredit) Bahan Habis Pakai Rp 850.000

(Debit) Beban Penyusutan Rp 330.000
(Kredit) Akumulasi Penyusutan Rp 330.000

(Debit) Beban Gaji Rp 120.000
(Kredit) Utang Gaji Rp 120.000

(Debit) Beban Sewa Rp 1.500.000
(Kredit) Sewa Dibayar Di Muka Rp 1.500.000

(Debit) Pendapatan Diterima Di Muka Rp 2.500.000
(Kredit) Pendapatan Rp 2.500.000

 

7. Tahap Ketujuh, Menyiapkan Neraca Setelah Penyesuaian

Setelah semua ayat penyesuaian telah diselesakan dan kemudian memindah atau memostingnya ke dalam buku besar, daftar saldo yang telah disesuaikan disiapkan yang nantinya diperiksa kesamaan jumlah saldo debit dan kredit.

Ini merupakan langka terakhir dalam siklus akuntansi, sebelum menyiapkan laporan keuangan, dan apabila terdapat kesalahan yang muncul dari proses Katingan ayat jurnal penyesuaian maka haruslah di cari dan kemudian diperbaiki kesalahan tersebut.

Berikut ini adalah neraca saldo setelah melakukan penyesuaian Mail Consulting dalam 31 hari selama bulan Januari 2018 adalah seperti berikut ini.

Mail Consulting
Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)

 

8. Tahap Kedelapan Menyiapkan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Hasil yang paling penting dalam siklus akuntansi adalah laporan keuangan. Tahap penyusunan laporan keuangan dari neraca lajur atau kertas kerja akhir periode sebagai berikut :

  • Laporan laba rugi disiapkan terlebih dahulu, dan kemudian diikuti oleh laporan ekuitas sang pemilik, dan kemudian neraca.
  • Laporan keuangan yang sudah bisa disiapkan langsung dari daftar saldo yang disesuaikan, kertas akhir periode, atau pada buku besar.
  • Laba bersih ataupun rugi bersih yang ditunjukkan di dalam laporan keuangan dan disajikan dalam sopran ekuitas bersama dengan penambahan investasi beserta penarikan oleh sang pemilik.
  • Saldo akhir dari modal pemilik langsung di laporkan di dalam neraca dan kemudian ditambahkan dengan jumlah dari labilitas yang berfungsi agar jumlah aset sama.

Maka dari itu perhatikan gambar di bawah yang merupakan contoh laporan keuangan dari perusahaan Mail Cionsulting yang ditunjukkan sebagai berikut.

 

a. Laporan Laba Rugi Di Dalam Perusahaan Jasa

Mail Consulting
Laporan Laba Rugi
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)

Dari gambar laporan laba rugi yang ada di atas, dapat terlihat bahwa Mail Consulting mendapatkan laba sebesar 18.300.000 di bulan Januari 2018.

 

b. Laporan Perubahan Modal Perusahaan Jasa

Mail Consulting
Laporan Perubahan Modal
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)

 

c. Neraca Perusahaan Jasa

berikut ini adalah gambar dari neraca atau laporan dari posisi keuangan perusahaan Mail Consulting :

Mail Consulting
Neraca
Per 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)

 

Berdasarkan Gambar di atas bisa dilihat bahwa selama bulan Januari 2018, perusahaan Mail Consulting memiliki:

  • Jumlah aset senilai Rp 45.720.000,
  • Jumlah labilitas Rp 3.420.000 dan
  • Jumlah ekuitas pemilik Rp 42.300.000.

 

9. Tahap Kesembilan, Membuat Ayat Jurnal Penutup

Tahapan yang kesembilan ini adalah membuat sebuah ayat jurnal penutup yang nantinya pindah atau dipostingkan ke dalam buku besar. Tapi apakah kamu tahu apa itu jurnal penutup? Jurnal penutup adalah sebuah jurnal yang memindahkan Saldo akan akun sementara ke dalam akun modal pemilik. Proses pemindahan tersebut merupakan proses penutupan atau yang biasanya di sebut dengan tutup buku.

Setelah ayat jurnal sudah dipindahkan ke dalam buku besar, kemudian buku besar akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang dilaporkan oleh laporan keuangan. Saldo dari apa akun yang dilaporkan di dalam neraca akan terus dimasukkan dari setiap tahunnya.

Karena hal tersebut bersifat permanen maka akun tersebut bisa dikatakan sebagai akun riil. Dan saldo dari akun-akun yang dilaporkan di dalam laporan laba rugi tidak akan disertakan di setiap tahunnya. Sama halnya dengan laporan saldo dari pemilik yang juga tidak ikut disertakan di setiap tahunnya.

Hal tersebut karena akun-akun itu hanya melaporkan jumlah selama satu periode, maka dari itulah hal tersebut dinamakan dengan akun sementara (temporary account) atau akun nominal (nominal account).

Dan untuk melaporkan jumlah hanya untuk satu periode, saldo akun sementara haruslah memiliki nominal 0 pada awal periode. Dan cara untuk mendapatkan saldo 0 adalah dengan memindahkan saldo akun pendapatan dan juga beban ke dalam sebuah akun yang dinamakan dengan ikhtisar laba rugi.

Saldo ikhtisar laba rugi kemudian dipindahkan ke dalam akun modal pemilik. Ayat jurnal yang memindahkan semua saldo tersebut disebut dengan ayat jurnal penutup.

Berikut ini adalah diagram tentang proses penutupan :

Berdasarkan gambar tersebut, ikhtisar laba rugi hanya di pakai pada saat akhir periode dari siklus akuntansi. Dan pada awal proses penutupan tidak terdapat saldo ikhtisar laba rugi. Selama pose penutupan dalam siklus akuntansi, ikhtisar laba rungu akan di debit dan di kredit agar mendapatkan jumlah yang berbeda-beda.

Hingga pada akhir proses penutupan, ikhtisar laba rugi tidak akan memiliki saldo kembali. Hal tersebut terjadi karena ikhtisar laba rugi memiliki efek untuk membersihkan atau menihilkan sesuatu saldo dari akun pendapatan dan beban, sehingga kadang dapat menyebabkan akun clearing.

Dan judul yang biasanya dipakai adalah  Revenue and Expense Summary, Profit and Loss Summary, dan Income and Expense Summary. Hal tersebut sangat memungkinkan akun sementara tidak menggunakan akun clearing adalah seperti ikhtisar laba rugi.

Berdasarkan hal tersebut, saldo dari akun pendapatan dan juga beban penutup secara langsung akan menuju ke akun modal pemilik. Proses ini dijalankan secara otomatis dalam dalam sistem akuntansi komputerisasi.

Sedangkan dalam sistem manual, penggunaan dalam akun ikhtisar laba rugi dapat digunakan untuk membantu menemukan dan juga memperbaiki suatu kesalahan yang ada. Terdapat 4 jurnal penutup yang dibuat pada akhir periode akuntansi agar semua akun dapat digunakan kembali pada periode yang berikutnya.

Ayat jurnal penutup pertama akan memindahkan saldo akun pendapatan ke dalam ikhtisar laba rugi. Ayat jurnal penutup kedua akan memindahkan saldo dai akan beban ke dalam ikhtisar laba rugi. Lalu ayat jurnal penutup yang ketiga akan memindahkan saldo ikhtisar laba rugi yang sudah berisikan saldo akun pendapatan dan saldo akun beban ke dalam akun modal pemilik.

Dan yang terakhir, ayat jurnal penutup yang keempat adalah memindahkan semua saldo yang ada di dalam akun prive ke dalam akun modal pemilik. Dari semua jurnal penutup dari perusahaan Mail Consulting ditunjukkan sebagai berikut :

Jurnal Penutup Perusahaan Jasa Mail Consulting

Berdasarkan gambar di atas setelah ayat jurnal penutup sudah di pusing ke dalam buku besar, saldo dalam akun modal pemilik akan sesuai dengan jumlah yang telah disajikan di dalam laporan ekuitas dan neraca. Sedangkan untuk Mail Consulting sendiri memiliki saldo akhir modal sebesar Rp 42.300.000 seperti yang ditunjukkan pada buku besar yang satu ini :

Setelah ayat jurnal penutup di pindahkan atau di posting ke dalam buku besar, maka semua saldo dari akun pendapatan, beban, dan prive akan berubah menjadi 0. Untuk menyederhanakannya, maka ayat jurnal penutup yang terdapat di dalam buku besar di tuliskan dengan singkat sebagai “penutup”.

 

10. Tahap Kesepuluh, Menyiapkan Neraca Saldo Setelah Melakukan Penutupan

Langkah yang terakhir dalam siklus akuntansi adalah langkah yang kesepuluh yakni menyiapkan neraca saldo setelah selesai melakukan penutupan. Kegunaan dari daftar saldo setelah melakukan penutupan dalam siklus akuntansi adalah untuk memastikan bahwa di dalam buku besar sudah sesuai pada awal periode yang selanjutnya. Semua akun dan saldo yang ada di dalam daftar saldo setelah melakukan penutupan haruslah sama dengan akun dan juga saldo yang ada di dalam neraca pada akhir periode.

Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah daftar saldo dari perusahaan jasa Mail Consulting setelah penutupan :

Mail Consulting
Neraca Saldo Setelah Penutupan
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2018
(Dalam Rupiah)

Saldo yang ditunjukkan di dalam daftar saldo setelah melakukan penutupan biasanya diambil dari saldo akhir di dalam buku besar seperti pada alur siklus akuntansi pada tahapan yang kedua. Dan semua saldo tersebut memiliki hasil sesuai dengan jumlah yang telah ditunjukkan oleh neraca Mail Consulting, sama seperti urutan siklus pada tahapan yang kedelapan.

Periode Akuntansi

Sebagai tambahan informasi, periode dalam menggunakan secara umum dalam siklus akuntansi adalah tahun kalender yang diawali pada tanggal 1 Januari hingga 31 Januari, dan kemudian sisanya pada tanggal 31 Maret.

Terdapat paling tidak ada 99,4% semua perusahaan yang tercatat oleh Bursa Efek Indonesia memiliki periode akuntansi yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan sisanya pada tanggal 31 Maret.

Namun terdapat juga perusahaan yang tidak menggunakan kalender. Contohnya adalah suatu perusahaan yang menetapkan periode akuntansi yang berakhir pada saat aktivitas dari perusahaannya tersebut macapat pada titik terendah dari siklus operasi tahunannya.

Pada saat mencapai titik terendah, suatu perusahaan biasanya akan memiliki banyak waktu untuk melakukan analisis terhadap hasil operasi dan menyiapkan laporan keuangannya. Karena di semua perusahaan dengan periode akuntansi biasanya memiliki sebuah aktivitas operasi yang bersifat musiman.

Para investor dan pengguna laporan keuangan yang lainnya haruslah lebih berhati hati-hati dalam mengintepretasikan laporan keuangan setengah periode, misalnya adalah semester dari perusahaan tersebut.

Dengan adanya hal tersebut maka dapat diartikan bahwa kita haruslah menyadari bahwa setiap perusahaan tersebut memiliki hasil operasional yang sangat fluktuatif sepanjang periode akuntansi. Sehingga perlu diperhatikan bahwa sejarah dari keuangan perusahaan dapat ditunjukkan dengan serangkaian neraca dan juga laporan laba rugi dalam beberapa periode.

Dan jika kelangsungan dari perusahaan tersebut ditunjukkan dengan sebuah garis yang bergerak dari sebelah kiri menuju ke sebelah kanan, maka gambaran dari serangkaian neraca dapat digambarkan sebagai gambar berikut ini :

 

Jadi itulah ulasan tentang siklus akuntansi dengan contoh yang diambil dari siklus akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan jasa konsultasi. Semoga dengan adanya artikel ini dapat menambahkan wawasan kamu dan tentunya menambah ilmu pengetahuan kamu. semoga bermanfaat.


Posted

in

by

Tags: