Teks Drama

Teks Drama

Seni menjadi salah satu hal yang paling erat dengan manusia dan hampir disukai oleh semua orang. Salah satu seni yang sering menjadi hiburan bagi masyarakat adalah drama.

Mungkin kalian akan langsung berpikir tentang Korea namun drama disini bukan hanya yang berasal dari negeri ginseng tersebut. Drama dalam seni merupakan kisah yang dipentaskan diatas panggung dengan narasi yang telah dihafalkan oleh para pemerannya.

Panggung yang dimaksud bukan hanya sekedar panggung biasa namun dapat juga melalui media elektronik. Salah satu hal yang penting dalam drama adalah ceritanya atau teks yang akan ditampilkan. Nah untuk mengetahui lebih lengkap mengenai teks drama ini simak uraiannya dibawah.

Pengertian Teks Drama

pengertian drama

Teks Drama merupakan teks berisi narasi cerita yang akan dipentaskan pada panggung atau yang disebut sebagai teater dan di media elektronik baik radio, televisi, film dan sebagainya.

Drama juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk sastra yang berisi tentang hidup dan kehidupan yang disajikan atau dipertunjukkan dalam bentuk gerak.

Unsur Teks Drama

unsur drama

Teks drama merupakan teks yang harus benar dalam penyusunannya dengan memperhatikan unsur-unsurnya antara lain sebagai berikut.

  • Alur : alur merupakan jalan cerita yang disajikan dalam teks drama baik alur maju, alur mundur maupun alur campuran.
  • Amanat : amanat merupakan pesan tersembunyi atau ajaran yang ingin disampaikan melalui diadakannya drama.
  • Tokoh : tokoh menjadi unsur yang penting karena merupakan orang yang akan menjadi peran dalam drama dengan berbagai karakternya. Setiap tokoh ini memiliki penokohan masing-masing mulai dari protagonis yaitu tokoh yang memerankan karakter baik, antagonis yaitu tokoh yang memerankan karakter jahat atau penentang tokoh protagonis dan juga tirtagonis yang merupakan tokoh pendukung protagonis.
  • Tema : tema merupakan pemilihan ide pokok atau gagasan pokok yang akan ditampilkan dalam drama.
  • Latar : Latar merupakan tempat sekaligus waktu terjadinya peristiwa yang diangkat dalam drama baik suatu tempat, waktu, keadaan dan suasana yang dibawakan.
  • Sarana : sarana merupakan unsur pendukung yang membantu proses berjalan lancarnya suatu drama baik panggung, tata rias, pakaian dan sebagainya.

Baca Juga : Teks Narasi

Struktur Teks Drama

Teks drama memiliki tiga buah struktur yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut

  1. Prolog : prolog merupakan adegan pembukaan yang tentu saja dihadirkan pada awal drama biasanya prolog ini berupa narasi pendek.
  2. Dialog : dialog merupakan inti percakapan yang ditampilkan dalam drama, dialog ini merupakan bagian inti dari drama karena berisi pembicaraan yang juga mengandung amanat.
  3. Epilog : epilog merupakan adegan penutup dalam drama yang ditampilkan pada akhir drama dapat berupa narasi maupun salam perpisahan.

Contoh Teks Drama

contoh drama

Dibawah ini terdapat beberapa contoh teks drama yang dapat dijadikan sebagai referensi antara lain sebagai berikut

Contoh Drama 1 : Sahabat Sejati

Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian semester. Adi dan Banu duduk sebangku, Sita dan Dini duduk sebangku di depannya, sedangkan Budi duduk sendiri disamping Banu.
Mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah matematika, semua murid terlihat kebingungan dan kewalahan melihat soalnya. Dan terjadi lah percakapan antara 5 sekawan, Adi, Budi, Banu, Sita dan Dini.

Banu: “Din, aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”

Dini: “A dan C”

Sita: “kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?

Banu: “10 A, 11 D, nomor 15 aku belum”

Adi: “Huss, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”

Sita: “soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan”

Mereka berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.

Banu: “Bud,kamu sudah selesai?”

Budi: “Belum, tinggal 3 soal lagi”

Banu: “Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”

Budi: “Tidak Bisa Ban,”

Banu: “Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”

Dini: “Iya Bud, kita harus kerja sama”

Adi: “Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”

Budi: “tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”

Sita: “Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”

Budi: “Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Aku minta maaf”

Sita: “Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”

Dini: “Iya Bud, bantu kami”

Budi: “tetap tidak bisa”

Adi: “yasudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.” (marah dan kesal)

Banu: “biarkan, kita lihat di buku saja”

Banu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Sita menanyakan hasilnya.

Sita: “Bagaimana Ban? Ada tidak?

Banu: “ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”

Karena suara Banu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.

Guru: “Kalian ini, mencontek terus. Keluar kalian”

Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.

Banu: “Aku tidak menyangka akan seperti ini”

Dini: “Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”

Sita: “Seharusnya kita belajar ya”

Adi: “Iya, Budi benar”

Banu: “Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”

Sita: “Aku menyesal!”

Adi, Dini danBanu: “Aku juga” bersama

Setelah itu Budi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut berdiri hormat seperti yang lain.

Dini: “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”

Budi: “Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga.

Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”

Sita: “aku berharap ini menjadi pelajaran kita semua”

Dini: “dan tidak kita ulangi lagi”

Adi: “Kita sahabat sejati”

Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan akan mengalahkan segala keburukan.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Naskah Drama.

Contoh Drama 2 : Liontin

Setting di pinggir jalan disebuah kota yang cukup ramai penduduk. Dengan aktivitas lalu lintas yang cukup padat. Di sore hari. Ramainya suasana di tempat itu muncul seorang remaja yang membawa karung dengan pakaian lusuh dan dekil. Ia berlari sambil berteriak-teriak menuju tengah panggung. Ia merasa kebingungan dan tidak percaya.

Dito muncul dari kejauhan. Ia mengejar Emaknya dan mengambil liontin yang terletak di meja penjual.

Dito : Emak…. kembalikan ini milikku

Emak : Apa-apaan kamu ini?

Dito :Tidak bisa mak, emak tidak bisa menjualnya. Ini barang hasil temuan, tidak jelas pemiliknya siapa

Emak : Sekarang benda itu milik emak, tahu!

Dito : Bukan mak, ini kepunyaan pemiliknya

Emak : Iya, emak sekarang yang jadi pemiliknya

Dito : Tidak bisa mak, titik!

Penjual : Haduh, gimana ini? Jadi atau tidak menjualnya

Emak : Jadi

Dito : Tidak

Emak : Apa-apaan kamu ini? Sok tahu. Dengan uang hasil penjualan benda ini kita bisa menutupi
kebutuhan kita selama sebulan

Dito : Tidak emak, kata Pak Ustad menjual barang yang bukan milik kita itu haram mak

Emak : Ah! Jangan ceramahi emak. Kamu itu masih seumur jagung nak!

Dito : Katanya itu dosa besar emak. Aku tidak ingin emak masuk neraka Mak!

Emak : Dito, kamu ini bicara soal dosa. Kamu sekolah saja tidak, tahu apa kamu tentang dosa.

Orang yang makan bangku sekolah hingga menjadi pejabat saja tak paham akan dosa

Dito : Tapi mak!

Emak : Sudah, tidak usah kamu pikirkan. Tidak ada yang merasa dirugikan kali ini. Pemiliknya saja
mungkin sudah mengikhlaskan benda ini. Toh dia pikir, ia tidak sengaja menjatuhkannya.

Sudahlah Dito turut saja kata emak.

Penjual : Iya nak benar sekali kata emakmu. Toh koruptor saja yang merugikan bangsa dan seluruh
rakyat masih bebas berkeliaran. Mereka masi bisa bersenang-senang. Petantang-petenteng
dengan uang yang bukan miliknya

Dito : Dito tidak bisa mak. Dito tidak mau dibesarkan dengan uang haram

Emak : Kayak orang suci saja kamu ini Dito. Makanya jangan suka bergaul denga orang-orang
aneh itu.

Dito : Bukan begitu mak, mereka mengajarkan Dito hal yang benar

Emak : Sudah, jangan sok mengajari Emak. Tahu apa kamu soal ini. Kamu mau bilang Emak
serakah, Terserah!

Dito : Bukan begitu! (diam) Tapi Mak!

Emak : Walah, tidak usah tapi-tapian. Kembalikan saja liontin itu pada mak

Penjual : Haduh, mengapa kalian ribut. Jadi atau tidak menjualnya

Emak : Jadi

Dito : Saya tetap tidak akan menjualnya

Penjual : Sudahlah, dari pada kalian ribut. Sebaiknya kalian pulang dulu. Besok datang lagi saja. Jika memang ingin menjual liontin ini

Emak : Kami akan menjualnya kok!

Penjual : Kalo mau dijual yah silakan

Dito : Aku tidak mau, akan ku kembalikan dan ku serahkan pada pemilikinya

Emak : Memangnya kamu tahu pemiliknya?

Dito : Tidak, tapi yang jelas saya tidak akan menjualnya (pergi)

Menentukan karakter tokoh

Tokoh Emak : karakter tokoh emak bersifat logis, karena ingin memenuhi kebutuhannya ia bersikeras menjual barang yang bukan miliknya

Tokoh Dito : Berusaha bersifat jujur, ia tidak mau menjual barang yang bukan menjadi haknya

Penjual : merasa bingung karena tokoh Dito dan Emak yang ingin menjual kalung emasnya

Nah sekarang sudah tahu kan jika drama bukan hanya yang berasal dari Korea saja melainkan merupakan seni yang patut kita lestarikan terlebih yang mengandung amanat bermutu dan berguna bukan hanya soal cinta-cintaan saja. Contoh diatas dapat kalian jadikan sebagai referensi saja.

Demikian sedikit informasi mengenai Teks Drama: Pengertian, Unsur, Struktur, Materi, Contoh. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam artikel ini. Terimakasih.


Posted

in

by

Tags: