Doa Turun Hujan

Doa Turun Hujan

Kita semua pasti tahu apa itu hujan, ya hujan adalah air yang turun dari langit, oleh karena itu Hujan ialah anugrah dari Allah SWT, maka hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat hujan yang telah di berikan-Nya.

Karena sesungguhnya hujan merupakan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Nah pada kali ini Pintarnesia akan membahas tentang doa ketika turun hujan dan doa setelah turun hujan. Simak baik – baik ya.

Doa Ketika Turun Hujan

doa turun hujan

Ketika turun hujan, nabi Muhammad SAW sangat bergembira hingga beliau ber-tabarruk dari hujan yang turun. Di suatu kisah, pada saat ketika Nabi Muhammad SAW kehujanan beliau lalu menyingkapkan bajunya hingga terguyur air hujan.

Lalu para sahabat pun menanyakan, “Ya Rosulullah mengapa engkau melakukan demikian?” kemudian Rasulullah menjawab “Sebab, ia(hujan) baru saja diciptakan Allah SWT”(H.R.Muslim).

Lalu Imam Nahrawi pun menambahkan “Hadits ini mengandung makna bahwa hujan itu rahmat, yaitu rahmat yang baru saja diciptakan oleh Allah. Oleh karena itu, Nabi Muhammad ber-tabarruk (mengambil berkah) dari hujan tersebut.”

Selain itu kita juga di anjurkan untuk membaca doa ketika hujan turun. Berikut doanya:

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

“Allahumma shoyyibian naafi’an”

Artinya : “Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat.” (HR.Bukhari).

Dalam doa ini, kita meminta kepada Allah agar kita senantiasa diberi hujan yang membawa manfaat, maksudnya hujan yang membawa keberkahan kehidupan dan juga kegembiraan bagi semua makhluk hidup.

Karena pada hakikatnya, hujan merupakan sumber rahmat dan berkah dari Allah SWT yang diberikan kepada semua makhluk hidup.

Maka jika secara tersirat doa ini memberi pesan kepada kita untuk senantiasa mencintai, menjaga dan memelihara alam. Serta melestarikannya shingga hujan benar benar memberi rahmat dan keberkahan bukan sebaliknya.

Selain membaca doa ketika turun hujan, kita juga dianjurkan berdoa dengan doa kebaikan apa saja yang kita inginkan. Karena saat hujan turun adalah saat yang mustajab untuk doa – doa yang di panjatkan. Rasulullah pun bersabda.

اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ

Artinya : “Carilah doa yang mustajab pada tiga keadaan yaitu : Saat bertemunya dua pasukan (tantara yang bertempur). Saat menjelang shalat dilaksanakan, dan saat hujan turun.” (HR.Baihaqi).

Baca Juga: Bacaan Adzan, Iqomah danDoanya

Doa Ketika Hujan Lebat

doa turun hujan

Selain membawa rahmat dan juga keberkahan, tak jarang juga hujan bisa mengakibatkan bencana bagi sebagian orang, disamping kegembiraan serta keceriaan, hujan juga bisa menyebabkan duka dan jerit tangis manusia.

Tidak sedikit rumah hanyut terbawa banjir yang mengakibatkan habisnya seluruh harta benda dan menewaskan penghuninya. Selain banjir tanah longsor akibat hujan deras pun juga sering mengakibatkan korban jiwa.

Musibah sudah ada sejak dulu, ada sebuah kisah di negeri Saba’ yang terkenal akan kesuburan tanahnya dan makmur yang terkena bencana banjir besar yang mengakibatkan rakyatnya menderita.

Bahkan Nabi Nuh pernah ditimpa musibah yaitu banjir bandang yang memusnahkan hampir seluruh makhluk di muka bumi saat itu. Dan jika kita amati musibah banjir lebih sering terjadi saat ini daripada masa lalu.

Panorama alam dulu saat terjadi hujan sangatlah indah, namun sekarang panorama itu sudah hilang. Lingkungan seperti sungai, anak sungai, dan saluran air kecil dulu terlihat bersih dan enak dipandang mata, sekarang tempat tempat tersebut sudah terpenuhi oleh sampah.

Sungai yang dulu terdapat ikan ikan yang membawa keberkahan sekarang berubah menjadi sampah sampah yang hanyut, tumpukan sampah terjadi di berbagai tempat dan genangan air pun ada dimana mana.

Jika dulu hujan membuat kegembiraan sekarang berubah menjadi kecemasan, dan dulu kita tak khawatir keluar rumah saat hujan turun.

Namun sekarang setiap orang hampir semua merasa cemas, ditambah jika hujjan terjadi selama ber jam jam,semua orang pasti merasa khawatir bahwa banjir akan terjadi.

Tidak hanya diwilayah rawan banjir tapi disemua tempat orang selalu merasa cemas jika hujan lebat dating, orang yang tinggal di wilayah perbukitan / pegunungan, takut akan longsor. Orang yang tinggal di bantaran sungai takut jika sungai meluap.

Dampaknya adalah begitu banyak suara keluhan saat hujan turun, ketika hujan dirasa mengganggu aktivitas munculah kata kata “Aduh!!,Hujan Terus!!” dll.

Orang yang tempat kerjanya melewati jalan raya pasti mengeluh karena jalanan tambah padat karena genangan air, sedangkan yang kerjanya di sawah dan lading mengeluh karena aktivitas kerjanya terhenti.

Bukan hanya keluhan, terkadang nada nada cacian pun muncul, marah marah karena jemuran belum kering, ngedumel gara gara jalan licin dan macet, jengkel karena atap rumah bocor, mengomel karena kehujanan dan masih banyak yang lainnya. Inilah yang terjadi ketika hujan turun.

Sungguh jika kita merenungkan kata – kata tersebut,taka da manfaatnya sama sekali dan hanya akan mengunndang kemurkaan-Nya. Mencela makhluk hidup yang tidak berbuat apa-apa, seperti waktu adalah hal yang telah dilarang oleh agama.

Rasulullah SAW bersabda “Allah Berfirman, “Manusia menyakiti Aku, Ia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Akulah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Hal yang perlu dilakukan saat hujan lebat adalah berdoa, bukan dengan mengeluh atau marah marah. Ingat bahwa yang menurunkan hujan itu adalah Allah SWT.

Dan yang menimpahkan bencana hujan adalah Alllah SWT. Oleh karena itu hal terbaik yang kita lakukan saat hujan lebat turun adalah berdoa kepada-Nya. Memohon kebaikan dan juga meminta perlindungan dari kemudhartan yang ditimbulkannya

Diriwayatkan saat jaman Nabi Muhammad SAW. Pernah terjadi hujan lebat, lalu ada seorang laki laki yang mendatangi Rasulullah ketika sedang khutbah dan berkata

“Wahai Rasulullah, harta benda telah rusak, jalan-jalan terputus atau macet, berdoalah kepada Allah agar Dia memberhentikannya (hujan).”

Lalu Rasulullah mengangkat kedua tangannya dan berdoa

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.”

Artinya : “Wahai Tuhanku! Turunkanlah hujan di sekitar kami, dan janganlah musnahkan kami. Ya Allah! Engkau turunkanlah ia di atas gunung-gunung dan bukit-bukit, di lembah-lembah, dan tempat tumbuhnya pokok-pokok (pepohonan).” (HR.Bukhari dan Muslim).

Imam Nawawi menambahkan : “Dalam hadits ini, terdapat kesunnahan meminta berhentinya hujan di rumah-rumah dan jalan-jalan ketika terjadi hujan lebat dan tertimpabahaya karenanya. Tetapi, tidak disyariatkan untuk menjalankan shalat dan juga berkumpul di lapangan.”

Baca Juga : Doa Melepas dan Memakai Pakaian

Ada beberapa hal menarik yang ada didalam doa saat terjadi hujan lebat di atas, dalam doa tersebut, Rasulullah tidak meminta diputuskannya hujan, tapi beliau hanya meminta dihilangkan mudharatnya dan dihindarkan bahayanya dari rumah,bangunan dan jalan.

Yaitu orang yang ada didalam rumah atau orang yang sedang bepergian tidak tertimpa bahaya karena turunnya hujan lebat. Sementara itu Rasulullah tetap meminta keberlangsungan hujan di bebera tempat yang membutuhkan air untuk kehidupan manusia dan makhluk disana, yaitu dibukit, lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan supaya hujan yang turun bisa memberi manfaat kesuburan bagi tanaman yang ada disana.

Hujan yang turun di pegunungan mengalir kesungai dan membawa sumber mineral yang memberikan manfaaat besar bagi makhluk hidup lainnya.

Tetesan hujan yang membasahi tanah akan menyebabkan kesuburan tanaman dan pepohonan, yang akhirnya akan menghasilkan oksigen yang dibutuuhkan manusia dan hewan.

Doa Setelah Hujan

Kita pasti tau bahwa saat turun hujan ini merupakan saat dimana turunnya rahmat dan berkah dari Allah, oleh karena itu kita sebaiknya mengungkapkkan rasa syukur kepada-Nya saat hujan telah berhenti.

Diriwayatkan dari Zaid bin Khalid al-Juhani bahwasannya Rasulullah melakukan shalat subuh Bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya.

Sebelum pergi, beliau menghadap jamaah shalat, lalu mengatakan:

“Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian?” Kemudian, mereka berkata, “Allah Swt dan rasul-Nya yang lebih mengetahui,”

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ

“Muthrna bi Fadhlillaahi wa Rahmatihi.”

Artinya : “kita diberi hujan karena karunia dan rahmat-Nya.”

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Pada pagi hari, di antara hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir (kepada-Ku). Siapa yang mengatakan, “Muthrna bi Fadhlillaahi wa rahmatih” (kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepada_ku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan siapa yang mengatakan, “Muthirna binnai kadza wa kadza’ (kita diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepada-Ku dan beriman pada bintang0bintang.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Doa Keluar Masuk Rumah

Makna Doa Setelah Hujan

Makna yang ada dalam hadits ini terkandung dua pelajaran. Tentang dalil disunnahkannya mengucapkan, “Muthirna bi fadhillahi wa rahmatih”

Mengucapkan “Muthirna bi fadhillahi wa rahmatih” yang artinya “kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah”. Setelah turunnya hujan adalah sebagi tanda syukur atas nikmat hujan yang telah diberikan Allah.

Dengan mengucapkannya, maka kita sudah dianggap bersyukur kepada Allah, selain itu kita juga telah menutup pintu kesyirikan.

Mengatakan, “Muthirna binnai kadza wa kadza”

Dalam hadits ini mengandung maksud bantahan Nabi Muhammad SAW terhadap kaum Jahiliah yang mengatakan“Muthirna binnai kadza wa kadza” yang artinya “kita diberi hujan karena sebab bintang ini”.

Jumhor Ulama berpendapat“Jika seseorang megucapkan ucapan ini dengan meyakini bahwa bintang itulah yang sebagai pembuat, pengatur, dan menurunkan hujan dan bintang itu hnya sebagai alamat atau tanda waktu menurut adat kebiasaan yang berlaku, makai a tidaklah kafir.

Karena, yang ia maksud dengan ucapannya itu sebenarnya adalah “kita diberi hujan pada waktu ini, bukan kita diberi hujan karena sebab penciptaan bintang ini.”

Mayoritas ulama menganggap makruh jika mengucapkan kalimat ini, yakni terbilang sebagai makruh tanzih aritinya makruh yang tidak menimbulkan dosa, sebab kemakruhan ini karena ucapan tersebut diantara ucapan kekafiran dan lainnya sebagai orang yang mengucapkannya diduga jelek. Dan, karena ucapan itu merupakan syiar orang-orang jahiliah.

Imam Syafi’I berkata dalam al-Umum : “Barang siapa berkata, ‘Hujan turun brekat karunia Allah dan rahmat-Nya,’ maka itu merupakan bentuk keimanan kepada Allah. Sebab, ia tahu bahwa tidak ada yang mampu menurunkan hujan dan memberi, kecuali Allah semata.”

“Adapun orang yang mengatakan, “Hujan turun karena bintang ini dan itu,’ sebagaimana yang dikatakan oleh kaum musrik, maksudnya adalah menisbatkan turunnya hujan kepada bintang-bintang, maka itu adalah kekufuran, seperti yang dikatakan Rasulullah.”

“Sebab, nau’ (gugusan bintang) adalah petunjuk waktu, dan waktu itu adalah makhluk. Sedikit pun tidak kuasa terhadap dirinya sendiri, apalagi terhadap yang lain. Tidak kuasa menurunkan hujan dan tidak kuasa melakukan apa pun.”

“Adapun orang yang mengatakan, “Hujan turun karena bintang ini,’ ucapan seperti itu tidaklah kufur. Namun, ucapan-ucapan lain lebih aku sukai daripadanya. Aku (asy-syafi’i) lebih menyukai ucapan,’Hujan turun pada waktu ini.”

Ulama al-Muhaqqiqin berkata : “Barang siapa menisbatkan suatu perbuatan kepada masa secara hakiki, makai a telah kafir. Dan, barang siapa lisannya mengucapkan kata-kata itu dengan tanpa meyakini hal tersebut, makai a tidaklah kadir. Tapi, mengucapkannya termasuk sesuatu yang makruh karena menyerupai dengan orang-orang kafir secara mutlak.”

Jadi, jika seseorang mengatakan, “Hujan turun karena bintang ini,” . dan maksud dari ucapan tersebut hanya sebagai pertanda waktu atau musim saja, sedangkan ia tetap meyakinni bahwa ketentuan hujan ada pada kehendak Allah SWT.

Maka ia tidaklah kufur dengan ucapan itu. Sebab, Allah sebenarnya telah menciptakan waktu musim panas, musim dingin, musim semi, dan musim-musim lainnya, berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan-Nya.

Allah berfirman dalam Al-Quran surah Yunus ayat 5:

ہُوَ الَّذِیۡ جَعَلَ الشَّمۡسَ ضِیَآءً وَّ الۡقَمَرَ نُوۡرًا وَّ قَدَّرَہٗ مَنَازِلَ لِتَعۡلَمُوۡا عَدَدَ السِّنِیۡنَ وَ الۡحِسَابَ ؕ مَا خَلَقَ اللّٰہُ ذٰلِکَ اِلَّا بِالۡحَقِّ ۚ یُفَصِّلُ لِقَوۡمٍ یَّعۡلَمُوۡنَ الۡاٰیٰتِ

Artinya : “Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu, melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) krpada orang-orang yang mengetahui.” (QS. Yunus ayat 5).

Diriwayatkan dari Umar bin Khatab Ra. Bahwasannya ia berkata di atas mimbar pada hari jum’at, “Berapakah gugusan bintang yang masih terlihat?”

Al-Abbas bangkit dan menjawab, “Tidak ada satu pun yang terlihat, kecuali suara lolongan.”

Maka umar pun berdua dan orang orang pun inkut berdoa kemudian turun mimbar, tidak lama dari itu turunlah hujan sehingga orang orang merasa gembira.

Perkataan umar tersebut bertujuan untuk menjelaskan kepada setiap orang bahwa Allah telah menetapkan waktu turunnya hujan menurut pengalaman yang biasa merekan alami,sebagaimana mereka ketahui bahwa Allah telah menetapkan waktu musim panas dan musim dingin menurut pengalaman yang biasa mereka alami.

Demikian artikel dari Pintarnesia tentang doa ketika turun hujan dan hujan lebat serta doa setelah hujan, semoga artikel ini bermanfaat dan menambah pengetahuan anda dan tetaplah bersyukur ketika hujan turun karena itu adalah nikmat salah satu Allah. Bila terdapat kesalahan kata mohon dimaafkan dan dimaklumi.


Posted

in

by

Tags: