Sejarah Kerajaan Demak

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak –  Kerajaan Demak adalah salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di pulau Jawa. Selain merupakan kerajaan terbesar yang berada di Pulau Jawa kerajaan Demak juga sangat berperan penting dalam penyebaran agama Islam di kawasan nusantara.

Untuk lebih jelas mengenai sejarah dari kerajaan Demak dibawah ini akan dijelaskan latar belakang kerajaan Demak, para raja-raja sampai masa kejayaan kerajaan Demak.

Baca Juga : Sejarah Candi Borobudur

Sejarah Kerajaan Demak

Adanya Kerajaan Demak tidak jauh-jauh dari peranan para mubaligh Wali Songo yang berjasa dalam berdirinya Kerajaan Demak. Wali Songo yang menyiarkan serta meluaskan agama Islam memusatkan pada satu lokasi salah satu lokasinya yang menjadi sentral adalah Demak dan kemudian dipilih di pesisir utara Jawa bagian tengah.

Kemudian berkat dukungan yang berasal dari wali Songo khususnya Sunan Ampel dan Raden Patah yang ditunjuk Sebagai penyiar agama Islam di kawasan Demak. Bukan cuma itu Raden Patah juga membuka pesantren yang berada di desa Glagah Wangi.

Yang mana kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama yang berdiri di pulau Jawa Tidak memerlukan waktu yang lama guna menarik minat dari para masyarakat untuk datang ke desa Glagah Wangi. Sebutkan peran desa Glagah Wangi yang tadinya hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan sampai menjadi pusat perdagangan.

Pada saat keberadaan desa glagahwangi dikenal dan besar, akhirnya Desa Glagah Wangi perkembangan hingga menjadi kerajaan Demak. Yang mana kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama yang berdiri di pulau Jawa.

Kerajaan Demak berdiri beberapa saat setelah Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan. Yang mana kerajaan Demak berdiri sekitar tahun 1481 Masehi atau 1403 tahun saka.

Pada saat itu Majapahit terakhir dikuasai oleh Prabu Brawijaya 5 atau Kertabumi. Demak merupakan kadipaten di bawah naungan dari kerajaan Hindu-Budha tersebut.

Letak Kerajaan Demak

Menurut studi IAIN Wali Songo,  Jawa Tengah pada tahun 1974, terdapat tiga wilayah yang diprediksi menjadi letak dari Kerajaan Demak  kita juga terdapat bukti bukti yang menjadi fakta letak dari Kerajaan Demak. Tiga wilayah yang diprediksi menjadi letak kerajaan Demak yaitu:

  1. Bukti pertama, menyatakan bahwa tidak ada bekas Kesultanan atau kerajaan Demak. Berdasarkan dari hasil penelitian diungkapkan bahwa kepentingan Raden Patah selama di Demak hanyalah menyiarkan agama Islam. Sementara itu tempat tinggalnya adalah rumah biasa yang jauh dari istana megah seperti yang dikatakan oleh banyak pihak. Masjid yang dibangun oleh Wali Songo juga Hanya dianggap sebagai lambang dari Kesultanan.
  2. Bukti kedua, mengatakan bahwa masjid persembahan Wali Songo berada tidak jauh dari letak Istana. Keraton atau kerajaan Demak diperkirakan berada di tempat yang saat ini menjadi lokasi Lembaga Pemasyarakatan (sebelah timur alun-alun). Disebut juga pihak Belanda telah menghilangkan kesan keraton yang berada di tempat tadi titik anggapan tersebut didasarkan pada penemuan nama Sitihinggil atau setinggi, sampangan, pungkuran, bentengan, dan jogoloyo.
  3. Bukti ketiga, mengatakan bahwa letak Istana atau Keraton berhadapan langsung dengan Masjid Agung Demak. Menyeberangi sungai dan juga adanya keberadaan dua pohon pinang titik terdapat banyak masyarakat yang masih percaya apabila di antara dua pohon pinang tersebut terdapat makam dari Kyai Gunduk.

Baca Juga : Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit

Silsilah Raja Kerajaan Demak

Kerajaan Demak dulunya dipimpin oleh raja-raja yang tidak hanya satu. Kepemimpinan tersebut dilakukan oleh lebih dari satu raja secara bergantian untuk memimpin kerajaan Demak menjadi kerajaan yang maju. Setidaknya terdapat tiga raja besar yang begitu dikenal dari Kerajaan Demak. 3 Raja besar dari kerajaan Demak itu antara lain.

1. Raden Patah (1500-1518)

Raden Patah atau yang dikenal sebagai pangeran jimbun, memiliki gelar yang diberikan oleh Sultan Alam Akbar Al-Fatah saat menjadi pemimpin Kerajaan Demak. Pada saat Raden Fatah menjadi pemimpin di Kerajaan Demak, pada saat itu pula Masjid Agung yang berada di Demak diletakkan di tengah alun-alun Demak.

Selain dari hal tersebut, posisi dari Kerajaan Demak Semakin menjadi penting pada saat Malaka jatuh ke tangan Portugis. Meski begitu, Raden Patah juga tidak ingin mengambil resiko yang besar maka dari itu Raden Patah mengutus putranya yaitu yang bernama Pati Unus beserta juga Armada miliknya pada tahun 1513 guna menyerang Portugis di Malaka.

Namun Serangan yang dilakukan oleh Pati Unus tidaklah mendapatkan hasil yang manis dikarenakan persenjataan yang tidak imbang serta kurangnya kualitas persenjataan.

2. Pati Unus (1518-1521)

Kerajaan Demak di bawah kepemimpinan Pati Unus pada saat Raden Patah meninggal dunia pada tahun 1518. Sehingga Pati Unus menggantikan ayahnya dan memegang pemerintahan Kerajaan Demak.

Walaupun Serangan yang dilakukan oleh Pati Unus untuk menyingkirkan Portugis dari Malaka gagal, namun patiunus tetap dianggap sebagai panglima perang yang gagah berani dan tetap disegani oleh masyarakatnya.

Pati Unus bahkan juga mendapatkan julukan sebagai Pangeran Sabrang Lor. Setelah melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka patiunus kemudian melakukan perancangan guna adanya penyerangan selanjutnya ke Katir. adanya penyerangan yang dilakukan oleh Pati Unus ke Katir bertujuan untuk mengadakan blokade terhadap Portugis.

Dan penyerangan terhadap katir guna memblokade Portugis berbuah manis. Strategi yang dilakukan oleh Pati Unus berhasil membuat para pendatang baru, kekurangan stok makanan.

3. Sultan Trenggono (1521-1546)

Dikarenakan Pati Unus tidaklah memiliki keturunan sehingga untuk meneruskan kepemimpinannya Iya menjatuhkan kekuasaannya ke tangan adiknya, yaitu yang bernama Sultan Trenggono. Pada masa kepemimpinan Sultan Trenggono kerajaan Demak mengalami kejayaan. Sultan Trenggono dikenal oleh masyarakat sebagai pemimpin kerajaan yang bijaksana.

Sultan trenggono juga mampu memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Jawa Barat dan juga Jawa Timur. Pada tahun 1522 Sultan trenggono mengirimkan tentara kerajaan yang berada di bawah pimpinan dari Fatahillah ke Sunda Kelapa dengan tujuan untuk mengusir Portugis.

Kemudian tidak lama setelah kejadian itu, Sunda Kelapa lalu berganti nama menjadi Jayakarta dan pada saat ini dikenal dengan nama Jakarta.

Masa Kejayaan Kerajaan Demak

Kerajaan Demak yang merupakan dikenal juga dengan kerajaan terbesar di Jawa serta kerajaan terkuat di Jawa pada awal abad ke-16. Masa kejayaan kerajaan Demak berkat kepemimpinan dari Sultan trenggono yang membawa kerajaan ini lebih maju.

Tidak hanya Sunda Kelapa yang berhasil ditaklukan oleh Sultan trenggono dan wilayahnya berhasil pula dikuasai terdapat pula daerah-daerah lain seperti Tuban, madiun-surabaya, Pasuruan, Malang, serta juga kerajaan Hindu yang terakhir di Jawa dan Blambangan berhasil dikuasai.

Kepemimpinan dari Sultan trenggono memberikan dampak yang positif bagi para masyarakat berkatnya kerajaan Demak mengalami masa kejayaan. Sultan trenggono kemudian melakukan pernikahan politik melalui Perjodohan antara Pangeran hadiri dengan putrinya.

Pangeran pasrahan dengan putrinya kemudian menjadi pemimpin dan memerintah di Cirebon. Lalu Fatahillah dengan adiknya, Joko Tingkir dengan adiknya. Pada saat melakukan pertempuran yang bertujuan menaklukkan Pasuruan Sultan trenggono wafat selepas pertempuran pada tahun 1946 dan kepemimpinannya digantikan oleh Sunan Prawoto.

Baca Juga : Peninggalan Kerajaan Kalingga

Masa Jatuhnya Kerajaan Demak

Setelah Sultan trenggono wafat dan digantikan oleh sunan Prawoto kekacauan mulai terjadi di Kerajaan Demak. Banyak dari calon calon raja yang bertikai diantaranya yaitu putra dari Sultan Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang atau Putra Pangeran Sekar Seda Lepen.

Pada masa ini merupakan salah satu tanda-tanda bahwa kerajaan Demak berada dalam posisi yang rumit dan bisa saja menyebabkan jatuhnya Kerajaan Demak.

Pertikaian antara Sunan Prawoto dan juga Arya Panangsang hingga sampai pada Sunan Prawoto yang membunuh adik diri dari Sultan trenggono. Sementara itu Arya Penangsang mendapat dukungan yang berasal dari Sunan Kudus yang tidak lain merupakan gurunya.

Bantuan tersebut ditujukan guna untuk merebut tahta kerajaan Demak. Dia juga mengirimkan Rangkud, anak buahnya, untuk membalas dendam kepada Sunan Prawoto atas kematian sang ayah.

Terdapat dua versi cerita yang berbeda mengenai dari pembunuhan sunan Prawoto berdasarkan Babad Tanah Jawi. Versi cerita yang pertama, dari pembunuhan sunan Prawoto yaitu bahwa sunan Prawoto dibunuh setelah ia mengakui kesalahannya kepada Rangkud.

Versi cerita yang kedua, Rangkud sempat berkelahi dengan Sunan Prawoto setelah tidak sengaja menikam istri dari sang Sunan.

Tidak berbeda jauh juga bahwa Arya Panangsangan yang menghabisi adipati beserta istrinya. Ratu Kalinyamat yang dibantu oleh Joko Tingkir atau Hadiwijaya dan juga menantu dari Sultan Trenggono ikut mengangkat senjata guna melawan Arya panangsang. K

emudian Arya Penangsang dapat untuk dihabisi. Dan Pada saat itulah masa jatuhnya Kerajaan Demak dimulai.  kemudian Kerajaan Demak pada akhirnya jatuh ke tangan pajang pada tahun 1586.

Peninggalan – Peninggalan Kerajaan Demak

peninggalan kerajaan demak

Pada masa kerajaan Demak hingga kerajaan Demak mengalami keruntuhan terdapat banyak peninggalan-peninggalan sejarah yang menjadi bukti tentang keberadaan dari kerajaan Demak.

Sebagian bukti peninggalan sejarah di antaranya masih disimpan hingga saat ini. Di bawah ini merupakan bukti-bukti peninggalan Kerajaan Demak antara lain.

1.  Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak merupakan Bangunan peninggalan dari kerajaan Demak yang paling bersejarah serta banyak dikenal oleh kalangan masyarakat. Masjid Agung Demak sempat mengalami beberapa kali renovasi guna memperbaiki struktur bangunan yang sudah mulai menua.

Beberapa gaya renovasi sangat terkenal akan keunikan dari gaya arsitekturnya yang kaya akan nilai filosofi. Masjid Agung Demak juga menjadi saksi bisu pada masa kejayaan kerajaan Demak.

2. Pintu Bledek

Dijuluki dengan nama pintu bledek dikarenakan sendiri yang memiliki arti petir sehingga kerapkali pintu bledek disebut juga sebagai Pintu Petir. Pintu bledeg ini dibuat oleh Ki Ageng Solo pada tahun 1466 yang merupakan pintu utama dari Masjid Agung Demak.

Pintu bledek memanglah saat ini tidak digunakan lagi dikarenakan umurnya yang tua dan semakin rapuh, namun bagi para pengunjung masih dapat untuk melihatnya walaupun pintu tersebut sudah tidak terpasang lagi.

3. Soko Tatal atau Soko Guru

Peninggalan-peninggalan kerajaan Demak yang selanjutnya ialah Soko Tatal atau soko guru. Soko Tatal adalah tiang yang memiliki diameter 1 m serta memiliki peran sebagai penyangga masjid. Terdapat empat Soko Tatal yang dipercaya benda tersebut dibuat oleh Kanjeng Sunan Kalijaga untuk Masjid Demak.

4. Dampar Kencana

Dampar Kencana juga merupakan salah satu peninggalan yang berasal dari kerajaan Demak. Dampar Kencana merupakan Singgasana dari para raja atau sultan yang pernah menjadi pemimpin dari Kerajaan Demak. Dampar Kencana yang merupakan peninggalan sejarah dari kerajaan Demak dijadikan sebagai mimbar khotbah sebelum akhirnya disimpan di Masjid Agung Demak.

Baca Juga : Sejarah Kerajaan Mataram

Demikian pembahasan mengenai sejarah dari kerajaan Demak yang perlu untuk kamu ketahui guna menambah ilmu dan juga pengetahuan bagi kamu yang suka dengan berbagai cerita sejarah. Kerajaan Demak dulunya memang dikenal sebagai kerajaan terbesar di Jawa namun pada akhirnya mengalami keruntuhan yang diakibatkan oleh pemimpinnya sendiri.


Posted

in

by

Tags: