Vulkanisme

Vulkanisme

Permukaan di bumi bisa dibagi menjadi dua macam, yakni daratan dan perairan. Daratan yang dimaksud disini adalah pulau – pulau yang dijadikan sebagai tempat tinggal manusia maupun tidak dijadikan tempat tinggal manusia.

Sedangkan yang disebut dengan perairan yakni samudera dan beberapa macam lautan yang ada di bumi. Kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang meliputi permukaan bumi.

Berbicara mengenai daratan, manusia, tumbuhan, dan binatang sebagian besar tinggal di daratan.

Hal ini dikarenakan daratan digunakan sebagai tempat makhluk hidup, daratan juga mempunyai banyak sekali kenampakan – kenampakan yang ada di atasnya. Salah satu bentuk kenampakan yang ada adalah gunung.

Gunung merupakan salah satu kenampakan alam yang ada pada daratan, pasti kita semua sudah tahu apa itu gunung, bahwasanya gunung itu adalah tonjolan yang sangat besar yang ada di daratan.

Gunung bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu gunung aktif dan gunung tidak aktif, gunung aktif merupakan gunung yang masih bisa mengalami gejala erupsi. Sedangkan gunung tidak aktif merupakan gunung yang tidak bisa mengalami gejala atau proses erupsi.

Banyak sekali aktivitas yang berkaitan dengan gunung, salah satu aktivitasnya adalah vulkanisme. Nah, pada artikel ini pintarnesia akan memaparkan tentang vulkanisme mulai dari pengertian, jenis, gejala, proses, dan dampak dari vulkanisme.

Sebelum kita membahas lebih jauh ada baiknya jika kita tahu dulu apa itu vulkanisme, berikut ini adalah pengertian vulkanisme.

Pengertian Vulkanisme

Vulkanisme adalah peristiwa keluarnya lelehan panas berbatuan (magma) dari lapisan dibawah permukaan bumi (litosfer) ke permukaan bumi.

Magma yang mencapai permukaan bumi disebut dengan lava, magma bisa mencapai permukaan bumi karena suhunya sangat tinggi dan adanya sejumlah gas yang bisa mendorong magma untuk bergerak ke permukaan bumi.

Magma yang keluar hingga mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui kepundan (berbentuk cekungan dan lingkaran yang merupakan ujung dari lubang angin dimana magma biasa keluar) atau diatrema.

Di dalam bumi, magma menempati suatu kantong magma atau yang biasa disebut dengan Batholit. Batholit berada pada kedalaman yang bervariasi dalam perut bumi, ada Batholit yang sangat dalam, namun ada pula yang berada dekat dengan permukaan bumi.

Kedalaman dari dapur magma juga merupakan salah satu faktor kuatnya letusan dari gunung berapi tersebut. Pada umumnya semakin dalam dari dapur magma tersebut maka semakin besar pula letusan yang bisa terjadi.

Vulkanisme juga merupakan salah satu jenis tenaga endogen, karena vulkanisme bisa membuat perubahan pada relief permukaan bumi akibat dari tenaga dalam bumi.

Nah itulah pengertian vulkanisme yang sering dikaitkan dengan aktivitas gunung berapi. Kita bisa mengambil kesimpulan bahwasanya vulkanisme merupakan aktivitas magma yang keluar mencapai ke permukaan bumi.

Baca Juga : Jenis Batuan

Jenis-Jenis Vulkanisme

Vulkanisme sendiri bisa dibedakan menjadi beberapa macam atau jenis, berikut ini adalah jenis jenis vulkanisme berdasarkan tempat terjadinya, di antaranya adalah:

1. Vulkanisme Pada Zona Divergen

Yang pertama vulkanisme pada zona divergen, yaitu adalah vulkanisme yang berupa keluarnya magma yang bersuhu sangat tinggi dan meleleh serta tanpa letusan yang sangat dahsyat.

2. Vulkanisme Pada Zona Konvergen

Yang kedua adalah vulkanisme pada zona konvergen, merupakan vulkanisme yang berupa letusan yang dahsyat yang mengeluarkan magma padat, gas, dan magma cair kental.

3. Vulkanisme Pada Zona Tengah

Yang terakhir vulkansime pada zona tengah, merupakan vulkanisme yang berupa melelehnya magma tanpa letusan yang dahsyat.

Gejala Atau Tanda-Tanda Vulkanisme

Gejala dari vulkanisme bisa dibedakan menjadi 3 (tiga) yakni gejala dari perut bumi, dari luar perut bumi, dan gejala pasca erupsi. Berikut ini adalah penjelasan dari tiga gejala tersebut, di antaranya adalah:

1. Gejala dari Perut Bumi

Yang pertama adalah gejala dari perut bumi, gejala yang satu ini terjadi dari dalam perut bumi, di antaranya adalah:

a. Terjadi Intrusi Magma

Intrusi magma merupakan aktivitas magma yang menerobos retakan, celah, atau patahan yang terbentuk di lapisan atas dapur magma, namun tidak sampai ke permukaan bumi. Ada beberapa hasil bentukan dari intrusi magma, di antaranya adalah:

  • Batolit, merupakan batuan beku dalam yang membeku di sekitar dapur magma.
  • Lakolot, merupakan batuan beku dalam yang membeku di antara lapisan litosfer. Umumnya berbentuk alasnya datar dan bagian atas cembung.
  • Silis, merupakan batuan beku dalam yang membeku diantara 2 (dua) lapisan, batuan ini berbentuk pipih, lebar dan tipis.
  • Dikes, merupakan batuan beku dalam yang memotong lapisan litosfer, batuan ini berbentuk tegak atau miring dan pipih.
  • Apifosa, merupakan batuan beku dalam berbentuk cabang – cabang yang berukuran kecil.
  • Korok, merupakan batuan beku yang membeku pada pipa kawah.

b. Terjadi Ekstrusi Magma

Ekstrusi magma merupakan aktivitas magma yang mencapai permukaan bumi, ektrusi magma bisa menyebabkan terjadinya erupsi gunung. Erupsi sendiri bisa dibagi menjadi beberapa hal, diantarnya adalah:

  • Erupsi Ekspolsif, merupakan letusan luar biasa yang diakibatkan dari tekanan gas yang sangat kuat.
  • Erupsi Epusif, merupakan letusan gunung yang diakibatkan dari tekanan gas magmatik yang tidak terlalu kuat, sehingga magma kental keluar dari kepundan.

Ekstrusi magma tidak hanya terjadi pada permukaan bumi yang berbentuk daratan, namun terjadi juga di lautan. Oleh karena itu, gunung berapi yang ada di lautan juga mengalami ekstruksi. Secara umum ekstrusi magma terbagi menjadi beberapa hal, di antaranya adalah:

  • Ekstrusi Linear, adalah ekstrusi yang terjadi jika magma keluar melalui patahan memanjang atau celah retakan sehingga membentuk deretan gunung berapi.
  • Ekstrusi Areal, adalah ekstrusi yang terjadi jika magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar dan meleleh di area tertentu.
  • Ekstrusi Sentral, adalah ekstrusi yang terjadi jika magma keluar melalui sebuah lubang, sehingga membentuk gunung yang terpisahkan.

2. Gejala dari Luar Perut Bumi

Selain dari dalam perut bumi, terdapat pula gejala dari luar perut bumi, Gejala daru luar perut bumi di antaranya adalah:

  • Turunnya Hewan dari Gunung, hewan bisa menyadari gejala vulkanisme. Umumnya hewan akan turun secara berkelompok dan menghindari puncak gunung api.
  • Terjadinya Gempa Bumi, gunung api yang mengalami aktivitas magma sering menyebabkan gempa vulkanik yang bisa dirasakan di sekitar gunung tersebut,
  • Keluarnya Awan Panas, awan yang satu ini sering disertai dengan abu vulkanik yang sangat panas, awan ini juga mengandung racun. Maka dari itu awan ini harus dijauhi.

3. Gejala Pasca Erupsi

Gejala yang satu ini terjadi setelah aktivitas dari gunung yang mengalami vulkanik berhenti. Adapun beberapa gejala pasca erupsi gunung di antaranya adalah:

  • Terbentuk sumber air panas, setelah proses vulkanisme terjadi, sering sekali munculnya sumber aur panas yang keluar dari retakan, akibat dari erupsi gunung berapi. Air dari sumber tersebut mengandung belerang dan sulfur.
  • Terbentuk sumber gas, sumber tersebut sering sekali mengeluarkan gas uap air (N2) yang sering disebut dengan fumarole dan sumber gas asam arang (CO atau CO2) yang sering disebut dengan mofet.
  • Terbentuk sumber air mineral, air dari sumber tersebut banyak sekali mengandung mineral yang baik untuk tubuh. Sehingga air tersebut sangat baik untuk dikonsumsi.

Baca Juga : Siklus Batuan

Proses Terjadinya Vulkanisme

Proses terjadinya vulkanisme bisa dibedakan menjadi 3 (tiga) hal, yakni vulkanisme pada zona divergen, vulkanisme pada zona konvergen, serta vulkanisme pada zona tengah.

Ketiga hal tersebut dibedakan berdasarkan zona atau tempat terjadinya vulkanisme, berikut ini adalah penjelasan dari ketiga hal tersebut.

1. Vulkanisme pada Zona Divergen

Zona ini merupakan gunung api yang muncul di jalur rengkahan antara lempeng kerak bumi. Magma yang berasal dari lapisan yang terletak di bawah litosfer dan di atas mantel bumi (astenosfer) yang cair dan keluar menuju permukaan bumi.

Magma yang keluar sangat cair, bersuhu tinggi, serta keluar secara meleleh tanpa adanya letusan yang dahsyat. Kemudian gunung api terbentuk dataran lava yang luas atau berupa igir yang memanjang. Jika hal itu terjadi di dasar laut, naka akan terbentuk igir tengah samudera.

Contoh yang terbentuk di daratan seperti yang terjadi di deretan gunung api Afrika Timur dan daratan di pulai Islandia. Sedangkan contoh yang terjadi di air berada di tengah Samudera Hindia, Samudra Pasifik bagian selatan, serta Samudera Atlantik.

2. Vulkanisme pada Zona Konvergen

Zona yang satu ini merupakan gunung apu yang muncul di jalur pertemuan antara dua lempeng kerak bumi. Magma terbentuk dari hasil pencairan endapan laut yang berasal dari darat ketika subduksi ke bawah lempeng benua atau daratan.

Endapan yang berbentuk cair bertambah volumenya sehingga cairan tersebut mendesak mencari jalan keluar melalui retakan yang ada di atasnya.

Pada zona ini terjadi letusan yang sangat dahsyat yang bisa menyemburkan campuran Efusiva (magma cair kental), Eflata (magma padat), serta Ekshalasi (gas). Gunung api umumnya berbentuk berlapis-lapis atau strato dam kerucut.

Contoh gunung api nya adalah Gunung Krakatau 1883, Gunung Merapi, Gunung Visuvius, Gunung Kelud, Gunung Fuji dan lain sebagainya.

3. Vulkanisme pada Zona Tengah

Pada zona ini gunung api muncul di tengah lempeng kerak bumi tanpa ada retakan. Magma berasal dari mencairnya astenosfer dan kerak bumi bagian bawah dikarenakan oleh penumpukan mineral radioaktif.

Pencairan tersebut menyebabkan kerak bumi menjadi tipis dan mudah ditembus oleh magma, magma yang terbentuk meleleh tanpa adanya letusan yang kuat.

Gunung api yang dihasilkan umumnya berbentuk perisai dengan lubang kawah yang lebar. Contoh gunungnya adalah gunung api Manuola di Kepulauan Hawai.

Baca Juga : Batuan Sedimen

Dampak Vulkanisme

Ada dua dampak utama yakni keuntungan dan kerugian, berikut ini adalah contoh dari keuntungan dan kerugian dari gunung, di antaranya adalah:

A. Keuntungan dari Gunung Api

  • Abu Vulkanik bisa menyuburkan tanah, karena mengandung banyak unsur hara.
  • Gunung api yang tinggi bisa menyebabkan terjadinya hujan orografis, sehingga daerah yang berada di sekitarnya sering terjadi hujan.
  • Daerah gunung bisa dijadikan sebagai area hutan lindung, pariwisata, maupun perkebunan.
  • Material yang dikeluarkan gunung bisa berupa pasir, batu besar, dan kerikil yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
  • Magma yang mencapai ke permukaan bumi membawa banyak barang tambah yang bisa dimanfaatkan sebagai industri pertambangan.

2. Kerugian dari Gunung Api

  • Lava yang berbahaya.
  • Letusan gunung api bawah laut bisa menimbulkan tsunami.
  • Mengeluarkan gas yang sangat panas.
  • Abu vulkanik bisa mengganhgu penerbangan dan juga bisa merusakan tanaman warga.

Nah, itulah penjelasan tentang vulkanik mulai dari pengertian, jenis, gejala, proses dan dampak vulkanisme. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita seputar gunung dan aktivitas vulkanisme, serta bisa mengetahui tanda-tanda gunung akan meletus. Jika ada kesalahan dalam artikel ini mohon untuk dimaafkan dan dimaklumi.


Posted

in

by

Tags: