Sejarah VOC

Sejarah VOC di Indonesia

Sejarah VOC di Indonesia – Pada tahun 1956 Masehi, Cornelis de Houtman mendarat di pelabuhan Banten tapi mereka bersikap sombong dan keras, akhirnya mereka diusir dari pesisir Banten.

Ekspedisi kedua Belanda pada tahun 1598 di bawah pimpinan Jacob van Neck, mendarat di Banten. Keberhasilan ekspedisi kedua ini sudah mendorong para pedagang Belanda datang ke negara Indonesia.

Pada tahun 1602 Masehi, Belanda mendirikan kongsi dagang yang bernama Veerenigde Ooos Indiche Compagnie atau yang biasa disebut VOC.

VOC ini dijadikan sebagai alat untuk menanamkan kolonialisme yang ada di Indonesia, VOC juga membuka kantor dagang yang pertama di Banten pada tahun 1602 yang dikepalai oleh Francois Wittert. Nah, berikut ini adalah penjelasan dari VOC.

Tujuan Dibentuknya VOC

sejarah voc

Berikut ini adalah tujuan-tujuan dibentuknya Veerenigde Ooos Indiche Compagnie (VOC), antara lain.

  • Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik itu sesama bangsa Eropa, ataupun dengan bangsa – bangsa lain (Asia).
  • Untuk memonopoli perdangan, baik itu ekspo maupun impor.
  • Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antar pedagang Belanda.

Baca Juga : Kolonialisme dan Imperialisme

Hak Octroi VOC

Hak Octroi merupakan hal istimewa yang diberikan oleh pemerintah untuk VOC supaya bisa berkembang dengan baik, yakni hak untuk bisa bertindak sebagai suatu negara. Berikut ini adalah beberapa hak Octroi yang dimiliki oleh VOC, antara lain.

  1. Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di daerah yang dikuasai
  2. Hak memonopoli perdangan
  3. Hak memungut pajak
  4. Hak mengadakan pemerintahan sendiri
  5. Hak melaksanakan kekuasaan kehakiman
  6. Hak mengumumkan perjanjian dengan negara lain
  7. Hak mencetak dan mengedarkan uang sendiri
  8. Hak memiliki angkatan perang sendiri.

Monopoli VOC

sejarah voc

Berikut ini adalah beberapa peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh VOC dalam pelaksanaan monopoli, antara lain.

  1. Melarang rakyat Maluku untuk menjual rempah – rempah selain kepada VOC
  2. Mengadakan pelayaran yang disebut pelayaran Hongi, yaitu penebangan tanaman yang melebihi produksi.
  3. Menentukan luas area penanaman rempah – rempah
  4. Menentukan jumlah tanaman rempah – rempah

Pelayaran Hongi

VOC melakukan ekstirpasi karena penduduk berusaha memperluas area tanaman rempah – rempah. Akibatnya, terjadi hasil panen yang berlebihan dan mengakibatkan harga rempah – rempah menurun.

Untuk mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan monopoli, VOC mengadakan patroli yang disebut dengan pelayaran Hongi.

Patroli pelayaran Hongi menggunakan perahu tradisional yang disebut dengan kora – kora. Jika terjadi pelanggaran peraturan monopoli, bisa segera ditindak oleh petugas Pelayaran Hongi.

Pelayaran Hongi juga sudah melaksanakan penebangan tanaman cengkih secara besar – besaran di Maluku. Penebangan tanaman cengkih oleh Belanda disebut dengan Ekstirpasi, tujuannya untuk menjaga supaya harga tanaman tetap stabil di pasaran dunia.

Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap VOC

Akibat peraturan dalam monopoli tersebut rakyat maluku menjadi tertindas dan tertekan. Hal tersebut menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat Maluku kepada pihak VOC, rakyat maluku menaruh dendam kepada VOC sehingga sewaktu – waktu bisa berubah menjadi pemberontak.

Rakyat Maluku tidak takut dan tidak gentar dengan ancaman hukuman yang diberikan VOC, dalam penumapasan pemberontakan VOC tidak segan – segan untuk melakukan pembunuhan masal terhadap rakyat Maluku.

Contohnya saja pada tahun 1621 VOC yang pimpinan J.P Coen melakukan pumbunuhan masalah kepada rakyat.

Di Banda setidaknya hampir 1000 orang mati dibunuh oleh VOC. Sistem monopoli dan pelayaran Hongi yang dilakukan meninggalkan pengalaman yang pahit dalam hati rakyat Maluku sehingga sulit untuk dilupakan.

Baca Juga : Masa Penjajahan Belanda

Keberhasilan VOC

Pada tahun 1605, VOC berhasil merampas daerah pertama di Indonesia, yakni benteng milik Portugis di Mabon.

Untuk memperlancar kegiatan monopoli VOC, VOC mengangkat seorang pemimpin dengan pangkat gubernur jenderal. Berikut ini adalah beberapa Gubernur Jenderal yang dimiliki oleh VOC, antara lain.

1. Pieter Both (Gubernur Jenderal Pertama, tahun 1610-1614)

Pieter Both lahir pada tahun 1568 dan meninggal pada tahun 1615, ditunjuk sebagai gubernur jenderal pertama pada bulan November 1610 sampai tahun 1614 dengan tugas utama menciptakan monopoli perdagangan di Nusantara.

Peter pertama kali mendirikan pos perdagangan yang berada di Banten dan Jakarta pada tahun 1610 lalu membangun markas besar VOC yang ada di Ambon.

2. J.P Coen atau Jan Pieterzoon Coen (Gubernur Jenderal kedua, tahun 1619)

VOC dipimpin oleh J.P Coen berhasil merebut Jayakarta pada tahun 1619, orang – orang Banten yang berada di Jayakarta diusir oleh VOC.

Kita Jayakarta dibakar pada tanggal 30 Mei 1619, kota Jayakarta diganti namanya menjadi Batavia oleh gubernur Jenderal yang kedua oleh VOC yakni J. P. Coen. Kemudian Batavia menjadi markas besar milik VOC.

Usaha Voc untuk menguasai perdagangan rempah – rempah semakin mudah, karena VOC terus memperluas wilayah kekuasaan.

Pusat – pusat perdagangan penting berhasil dikuasai oleh VOC, seperti Malaka (1641), Padang (1662), dan Makassar (1667). VOC juga menguasai daerah pedalaman, contohnya saja Banten dan Mataram yang banyak menghasilkan Lada dan Beras.

Bubarnya VOC

Dalam perkembangan selanjutnya, VOC tidak mempunyai pemasukan sehingga memiliki hutang yang cukup banyak kepada pemerintah Belanda dan tidak mungkin sanggup untuk membayarnya.

Setelah melihat ketidakberesan dalam kongsi dagang tersebut, pemerintah Belanda mengambil keputusan untuk membubarkan VOC pada tanggal 31 Desember 1799. Nah, berikut ini adalah beberapa alasan pembubaran VOC, antara lain.

  1. Pergadangan gelap merajalela, banyak yang menerobos monopoli perdagangan VOC.
  2. Pemasukan yang kecil dan ditambah lagi hutang yang menumpuk.
  3. Korupsi yang merajalela, mulai dari pegawai rendah sampai pejabat tinggi VOC.
  4. Sebagian pejabat dan pegawai ikut dalam kegiatan pergadangan rempah – rempah demi kepentingannya sendiri, merupakan sesuatu yang ilegal serta merugikan VOC.
  5. Anggaran untuk para pegawai cukup besar dikarenakan meluasnya kekuasaan.
  6. Adanya persaingan dari perserikatan dagang pihak lainnya, seperi Compagnie des Indes (Perancis) dan East Indian Company (Inggris)

Baca Juga : Bela Negara

Faktor Eksternal Pembubaran VOC

Pada tahun 1795, Perancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte menguasai Belanda dan mendirikan Republik Bataaf (1795 – 1806). Dan pada tahun yang sama, atas dukungan dari Perancis, Raja Belanda Willem V digulingkan oleh kaum Republikan.

Negara Belanda menjadi republik lagi, sementara itu Raka Belanda Willem V menyingkir ke Inggris pada tahun 1795. Republik baru ini menjadi negara bawahan dari Perancis, sebagai republik, Belanda menjadi sekutu dari Perancis dalam gerakan anti monarki untuk melawan Inggris.

Pendudukan ini merupakan bagian dari cita – cita imperialisme Napoleon untuk menyebarluaskan hasil dan cita-cita Revolusi Perancis 179 – 1799, yakni republikanisme, kesetaraan, kebebasan, dan lain ke seluruh negara Eropa yang umumnya menganut sistem pemerintahan monarki.

Perubahan politik ini juga ikut mempengaruhi kebijakan Belanda terhadap VOC, pemerintah republik Bataaf memandang apa yang dilakukan VOC bertentangan dengan semangat kebebasan dan kesetaraan, termasuk untuk berusaha, oleh karena itu harus dibubarkan.

Akhirnya VOC dibubarkan pada tahun 1799, selanjutnya pemerintahan di Indonesia diambil alih oleh Pemerintah Kerajaan Bataaf.

Dukungan dari Perancis, Raja Belanda Willem V digulingkan oleh kaum Republikan. Negara Belanda menjadi republik lagi, sementara itu Raka Belanda Willem V menyingkir ke Inggris pada tahun 1795.

Republik baru ini menjadi negara bawahan dari Perancis, sebagai republik, Belanda menjadi sekutu dari Perancis dalam gerakan anti monarki untuk melawan Inggris.

Pendudukan ini merupakan bagian dari cita – cita imperialisme Napoleon untuk menyebarluaskan hasil dan cita-cita Revolusi Perancis 179 – 1799, yakni republikanisme, kesetaraan, kebebasan, dan lain ke seluruh negara Eropa yang umumnya menganut sistem pemerintahan monarki.

Perubahan politik ini juga ikut mempengaruhi kebijakan Belanda terhadap VOC, pemerintah republik Bataaf memandang apa yang dilakukan VOC bertentangan dengan semangat kebebasan dan kesetaraan, termasuk untuk berusaha, oleh karena itu harus dibubarkan.

Akhirnya VOC dibubarkan pada tahun 1799, selanjutnya pemerintahan di Indonesia diambil alih oleh Pemerintah Kerajaan Bataaf.

Nah, itulah penjelasan mengenai Sejarah VOC di Indonesia, semoga artikel ini bisa menambah wawasan kita dan seharusnya kita menghargai dan mendoakan para pejuang dahulu. Jika ada kesalahan dalam artikel ini mohon untuk dimaafkan dan dimaklumi.


Posted

in

by

Tags: