Inflasi

Inflasi

Inflasi – Setiap tahun buruh selalu melakukan tuntutan ke pemerintah untuk menaikkan upah. setelah itu pemerintah mengerek upah di berbagai daerah dengan perhitungan pertumbuhan ekonomi ditambah dengan inflasi. Nah apa si inflasi itu?, nanti kita akan membahasnya.

Pastinya kalian pernah melihat atau pun merasakan secara langsung kenaikan harga kebutuhan poko maupun barang yang ada di pasar secara terus menerus.

Contohnya saja seperti cabai yang pada bulan Agustus lalu naik harga sampai menyentuh Rp. 100 ribu per kilogram (kg).

Lonjakan harga cabai tersebut dikarenakan karena musim kemarau yang panjang sampai produksi turun.

Sementara permintaan yang adad di masyarakat cukup tinggi, kenaikan harga cabai ini bisa menjadi penyumbang terjadinya inflasi.

Tentu saja dari kenaikan harga kebutuhan pokok, sembako, barang atau pun jasa lain, ada sejumlah pihak yang dirugikan, contohnya saja seperti pedagang kecil serta konsumen,

Dampak besar dari terjadinya inflasi yang liar bisa mempengaruhi perekonomian suatu negara. Tidak heran jika pemerintah bakal mati-matian menjaga laju inflasi supaya tetap terkendali.

Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai inflasi, ada baiknya kita membahas terlebih dahulu mengenai pengertian inflasi, berikut ini adalah pengertian inflasi.

Pengertian Inflasi

Dikutip dari halaman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi secara diartikan sebagai kenaikan harga secara umum serta terus menerus dalam jangka waktu tertentu. 

Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikan itu meluas (menyebabkan kenaikan harga lain) pada barang lainnya. Nah, kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

Sedangkan menerut Badan Pusat Statistik (BPS) mengartikan jika inflasi sebagai kecenderungan naiknya jasa dan harga barang, umumnya berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang serta jasa di dalam negeri meningkat, maka inflsasi juga akan mengalami kenaikan.

Naiknya harga barang serta jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi bisa diartikan sebagai penurunan nilai uang kepada nilai barang ataupun nilai jasa secara umum.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah IHK (Indeks Harga Konsumen), yakni indeks yang menghitung rata – rata perubahan harga dari suatu paket jasa dan barang yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menggambarkan tingkat inflasi atau pun tingkat penurunan dari jasa ataupun barang. Penentuan barang serta jasa dalam keranjang Indeks Harga Konsumen (IHK) dilakukan atas dasar SBH (Survei Biaya Hidup) yang dilakukan oleh BPS.

Setelah itu BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang atau pun jasa tersebut secara bukanan di 82 kota yang ada di Indonesia, di pasar modern dan juga pasar tradisional terhadap beberapa jenis barang atau pun jasa yang ada di setiap kota tersebut.

Inflasi yang diukur IHK dikelompokkan dalam 7 (tujuh) Kelompok penguluran, antara lain.

  1. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
  2. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga
  3. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
  4. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar
  5. Kelompok sandang
  6. Kelompok kesehatan
  7. Kelompok bahan makanan

Kenaikan harga jasa atau pun barang secara terus menerus (kontinyu) bisa membuat daya beli dari masyarakat menurun drastis. gaji atau pun penghasilan yang mereka dapat tidak akan cukup untuk membeli kebutuhan hidup.

Sebagai contohnya, umumnya ibu – ibu bisa membeli 1 (satu) kg cabai, begitu harga cabai naik, mereka mengurangi pembelian menjadi setengah kilogram saja.

Umumnya inflasi di negara Indonesia akan tinggi menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, atau pun terganggunya produksi dikarenakan cuaca, dan momen – momen yang lainnya. Jika tidak ada upaya dari pemerintahan, inflasi tersebut bisa bergerak tidak terkendali.

Baca Juga : Bank Sentral

Penyebab Terjadinya Inflasi

Kenaikan harga dari suatu barang atau yang disebut dengan inflasi dapat terjadi karena adanya beberapa faktor, seperti nilai tukar mata uang mulai melemah, karena adanya permintaan yang tinggi terhadap suatu barang, karena bertambahnya jumlah uang yang beredar, dan masih banyak lagi.

Bagi kamu yang ingin tahu lebih banyak lagi tentang faktor-faktor penyebab terjadinya inflasi dari suatu negara. Berikut ini adalah beberapa ahli yang dapat menyebabkan suatu negara mengalami inflasi, jadi langsung saja kita bahas satu persatu sebagai berikut.

1. Inflasi Karena Permintaan (Demand Pull Inflation)

Demand Pull Inflation atau inflasi karena permintaan dapat terjadi jika permintaan atau daya tarik masyarakat yang tinggi terhadap suatu barang. Inflasi tarikan permintaan juga bisa disebut dengan Philips Curve Inflation.

Pada umumnya inflasi yang satu ini terjadi karena adanya tawaran atau permintaan yang bisa dikatakan cukup besar terhadap suatu barang atau jasa yang terdapat di dalam negeri dan juga permintaan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang untuk dibutuhkan oleh masyarakat.

Biasanya inflasi yang satu ini terjadi di negara-negara dengan keadaan perekonomian yang berkembang dengan pesat. Lalu kesempatan kerja yang besar di suatu negara juga dapat menyebabkan tingkat pendapatan yang di hasilkan menjadi lebih besar.

Dan jika pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat tidak sebanding dengan apa yang dihasilkan, maka hal tersebut akan menyebabkan terjadinya sebuah inflasi.

Di Indonesia sendiri, inflasi penarikan permintaan masih sering terjadi karena banyaknya permintaan terhadap suatu barang atau jasa yang dilakukan oleh masyarakat tidak sebanding dengan barang atau jasa yang disediakan.

Maka dari itu berdasarkan ekonomi makro, inflasi yang satu ini bisa digambarkan sebagai sebuah aggregate demand yang lebih atau bisa dikatakan melebihi kapasitas perekonomian yang disediakan.

2. Inflasi Akibat Jumlah Uang yang Beredar Semakin Banyak

Lalu yang selanjutnya adalah teori tentang inflasi yang disebabkan karena jumlah uang yang beredar semakin banyak, terori yang satu ini dikemukakan oleh para kaum klasik yang telah menyatakan bahwa antara jumlah uang dengan harga-harga dari suatu barang memiliki sebuah keterkaitan.

Jadi apabila jumlah barang yang tersedia tetap sama akan tetapi jumlah uang yang beredar menjadi lebih banyak sebanyak 2 kali lipat, maka hal tersebut juga akan mempengaruhi harga barang yang akan ikut naik menjadi 2 kali lipat.

Jumlah uang yang diedarkan dan diterima oleh masyarakat dapat meningkat jika suatu negara menggunakan sistem anggaran defisit. Sehingga yang digunakan adalah mencetak uang baru untuk menutup kekurangan anggaran yang ada.

3. Inflasi Akibat Kenaikan Biaya Produksi (Cost Push Inflation)

Terjadinya inflasi kenaikan biaya produksi atau Cosh Push Inflation disebabkan karena terdapat sebuah dorongan tentang kenaikan biaya produksi dengan jangka waktu tertentu dan terjadi secara terus menerus.

Jadi secara umum, terjadinya inflasi yang satu ini disebabkan oleh adanya desakan biaya tentang faktor produksi yang terus menerus mengalami kenaikan. Adapun kenaikan biaya dari faktor produksi yang biasanya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain.

  • Nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang mengalami penurunan atau yang di sebaut dengan depresiasi. Dengan turunnya nilai tukar mata uang dalam negeri juga dapat menyebabkan harga dari bahan baku yang di impor dari luar negeri menjadi semakin mahal.
  • Inflasi yang terjadi di luar negeri terutama negara-negara partner dalam perdagangan juga dapat menyebabkan barang atau produk yang dihasilkan oleh luar negeri juga dapat menaikan harganya.
  • Ketidakseimbangan yang terjadi antara jumlah tenaga kerja dengan jumlah permintaan masyarakat terhadap arang yang di produksi juga dapat menyebabkan pemerintah menaikan harga produksinya. Salah satu cara yang harus dilakukan untuk mengatasi jumlah permintaan yang tinggi dari masyarakat tentunya harga produksi juga harus di tingkatkan, salah satunya adalah dengan meningkatkan upah pekerja lalu melakukan perekrutan pekerja dengan menggunakan tawaran gaji atau upah yang tinggi. Dengan adanya kebijakan seperti itu dapat menyebabkan jumlah barang yang diproduksi menjadi semakin banyak dan tentunya permintaan dari masyarakat juga akan terpenuhi.

Inflasi yang satu ini biasanya terdapat di daerah yang sedang mengalami pertumbuhan tabuhan di bidang ekonomi baik sedang mengalami perkembangan atau sudah tumbuh pesat namun jumlah angka pengangguran yang ada bisa di kategorikan rendah.

Karena biasanya negara yang seperti ini memiliki tenaga kerja manusia yang rendah akan tetapi permintaan atas suatu jasa atau barang yang diproduksi cukup tinggi.

Selain itu bencana alam dan faktor yang lainnya juga bisa menjadi penyebab terjadinya inflasi akibat guncangan penawaran. Akan tetapi hal tersebut juga dapat terjadi apabila pemerintah melakukan penaikan harga dari suatu barang tertentu.

Baca Juga : Pembangunan Ekonomi

4. Inflasi Campuran (Mixed Inflation)

Inflasi mixed atau yang biasa di sebut dengan inflasi campuran terjadi akibat terjadinya kenaikan perawan dan juga permintaan. Penyebab dari hal ini adalah karena terjadinya sebuah ketidakseimbangan antara penawaran dengan permintaan.

Jadi jika permintaan terhadap suatu barang atau jasa bertambah, hal tersebut akan menyebabkan persediaan barang dan juga faktor produksi menjadi turun. Dan di sisi lain juga persediaan barang atau jasa sangat terbatas atau bahkan sudah tidak ada.

Terjadinya ketidakseimbangan ini akan menyebabkan harga dari suatu barang atau jasa naik. Jenis inflasi yang satu ini sangat sulit untuk di atasi apa lagi untuk dikendalikan ketika kenaikan dari persediaan supply dari suatu barang atau jasa yang lebih tinggi atau setidaknya setara atau dapat mengimbangi permintaan.

5. Inflasi Ekspektasi (Expectation Inflation)

Inflasi ekspektasi atau yang bahasa kerennya adalah expectation inflation merupakan sebuah inflasi yang disebabkan oleh perilaku dari masyarakat sendiri yang berpendapat bahwa kondisi ekonomi di masa depan akan menjadi lebih baik.

Harapan dari masyarakat tersebut akan kondisi di bidang ekonomi di masa depan juga dapat menyebabkan terjadinya sebuah inflasi permintaan dan juga inflasi biaya produksi. Inflasi yang satu ini bisa dikatakan sulit untuk dideteksi, karena terjadinya inflasi yang satu ini tidak selalu signifikan.

6. Terjadinya Kekacauan Ekonomi dan Politik

Situasi yang terjadi di bidang ekonomi dan juga politik juga dapat menyebabkan terjadinya suatu inflasi. Bila dalam suatu negara berada pada kondisi yang tidak stabil, harga-harga dari barang maupun jasa yang berada di negara tersebut juga akan cenderung menjadi lebih mahal.

Hal tersebut pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1998, yang mana pada saat itu Indonesia sedang mengalami kekacauan politik dan juga ekonomi sehingga pada masa itu level inflasi yang terjadi di Indonesia mencapai hingga 70%. Padahal untuk level yang normal inflasi hanya berkisar 3% – 4%.

Jenis Jenis Inflasi

Berikut ini adalah jenis – jenis inflasi yang ada, antara lain.

1. Inflasi Dilihat dari Keparahan

Berikut ini adalah inflasi dilhat dari tingkat keparahannya, antara lain.

  • Inflasi ringan, Kenaikan harga barang masih di bawah angka 10 persen dalam setahun
  • Inflasi sedang, Kenaikan harga hingga 30 persen per tahun
  • Inflasi tinggi, Kenaikan harga barang atau pun jasa berkisar 30 persen sampai 100 persen
  • Hiperinflasi, Kenaikan harga barang melampaui angka 100 persen per tahun. Dalam situasi ini, kebijakan fiskal serta moneter dari otoritas seringkali tidak memberi dampak yang cukup signifikan.

2. Inflasi Dilihat dari Asal

Berikut ini adalah jenis inflasi jika dilihat dari asalnya, jenis inflasi ini bisa digolongkan menjadi 2 (dua), antara lain.

1. Inflasi yang berasal dari domestik

  • Meningkatnya jumlah uang yang beradar di masyarakat
  • Kenaikan harga jasa atau pun barang
  • Suplai terganggu atau pun terbatas
  • Permintaan masyarakat tinggi
  • Biaya produksi naik
  • dan lain sebagainya

2. Inflasi yang berasal dari Luar Negeri

Penyebab inflasi ini adalah harga barang – barang impor semakin mahal karena kenaikan harga di negara asal barang tersebut.

Baca Juga: Pengertian Ilmu Ekonomi.

Cara Menghitung Tingkat Inflasi

Inflasi di suatu negara bisa dihitung dari IHK, Indeks Biaya Hidup, serta Indeks Harga Produsen. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung inflasi berdasarkan IHK,

Pit merupakan harga barang dalam periode tertentu, Qit merupakan bobot barang pada periode tertentu, Pio merupakan harga barang pada periode dasar, serta Qio merupakan bobot barang pada periode dasar. Setelah mendapatkan nilai IHK bari nilai inflasi bisa diketahui dengan menggunakan rumus:

Inflasi = (IHK periode 1 – IHK periode 2) / IHK periode 2) x 100

Dengan menggunakan rumus diatas, nilai inflasi dalam suatu negara bisa diketahui dengan tepat. Jadi, saat nilai inflasi berada pada tingkat yang tinggi, pemerintah dan BI (Bank Indonesia) bisa mengambil langkah yang tepat supaya inflasi tidak semakin memburuk.

Dampak Inflasi

Inflasi mempunyai dampak yang signifikan kepada perekonomian suatu negara, antara lain.

  • Inflasi bisa menggerus daya beli dari masyarakat. Jika daya beli turun, masyarakat jadi lebih irit dalam berbelanja. Padahal motor dari penggerak ekonomi di Indonesia masih ditopang konsumsi dari masayakat. Jika masyarakat mengurangi belanja, otomatis pertumbuhan ekonomi nasional akan bergerak lebih lambat atau pun stagnan, atau bahkan lebih rendah.
  • Inflasi tentu saja merugikan konsumen karena gaji atau pun penghasilannya stagnan, tapi pengeluaran atau pun belanja membengkak dikarenakan kenaikan harga barang atau pun jasa yang menjadi kebutuhan yang utama.
  • Inflasi mempengaruhi kemampuan ekspor dari sebuah negara. Akibat dari inflasi adalah biaya ekspor jadi lebih mahal serta daya saing produk ekspor menjadi menurun. Akhirnya devisa negara menjadi berkurang.
  • Inflasi bisa mengurangi minat orang untuk menabung di bank. Hal tersebut dikarenakan bunga simpanan tabungan yang kecil karena tergerus oleh inflasi. Apalagi jika menabung di bank yang mengeluarkan biaya administrasi setuap bulannya, sehingga bunga yang didapatkan nasabah semakin minim, bahkan nyaris tidak terasa.
  • Inflasi bisa mempengaruhi kestabilan dari mata uang negara tersebut. Kestabilan kurs rupiah mengandung 2 (dua) aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang kepada barang serta jasa, dan juga kestabilan mata uang kepada negara lain. Aspek pertama tercermin dari perkembangan laju inflasi, dan aspek kedua berkaca dari perkembangan kurs rupiah kepada mata uang negara lain.

Baca Juga : Kebijakan Moneter

Peran dalam Mengatasi Inflasi

Dalam mengatasi laju inflasi, umumnya pemerintah dan BI mempunyai target tahunan. Tahun ini, inflasi dijaga pada tingkat level 3,5 plus minus 1 %. Otoritas fiskal serta moneter ini bersinergi dengan mengeluarkan jurus untuk pengendalian inflasi.

Contohnya saja adalah sinergi 4K, yaitu keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, ketersediaan pasikan serta koordinasi komunikasi yang efektif. Kedua adaptasi dalam inovasi, dan ketiga adalah pengembangan bisnis model kerja sama antar pedagang daerah, serta strategi yang lainnya.

Masyarakat juga bisa berperan dalam menjaga terjadinya inflasi. Salah satunya adalah dengan cara tidak berlebihan atau pun memborong sembako.

Contohnya saja saat produksi bawang putih merosot, harga melonjak, setelah itu masyarakat panik dan akhirnya membeli dalam jumlah yang banyak.

Alasannya adalah takut kehabisan, padahal dengan cara tersebut bisa mendongkrak kenaikan harga yang lebih tinggi karena permintaan yang besar. jadi sebaiknya bijaklah dalam berbelanja karena BI dan pemerintah akan berupaya keras untuk menjaga inflasi tersebut.

Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai inflasi. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kita, dan kita sebaiknya menjaga inflasi dengan baik. Jika ada kesalahan dalam artikel ini mohon untuk dimaafkan dan dimaklumi.


Posted

in

by

Tags: